"Oh, jadi di sini Siena tinggal?" ucap Reegan pelan, ia menatap rumah panti asuhan dari dalam mobil. "Kalau aku pikir pikir, Siena cukup lumayan cantik tidak kalah cantik dengan Maria. Ah Maria, kenapa kau memilih pria lain." Reegan sering kesal sendiri kalau ingat dengan Maria. Sampai saat ini, ia belum bisa merelakan Maria dengan pria lain. Reegan terdiam dengan tatapan terus ke arah depan rumah Siena. Ia bisa melihat beberapa anak kecil tengah berlarian.
"Siena?" Reegan melihat Siena tengah berjalan dari dalam rumah menuju teras dan duduk di kursi sambil membaca buku.
"Tidak ada salahnya kalau aku dekati Siena," gumam Reegan. "Kira kira..Maria akan cemburu tidak ya kalau aku dekat dengan Siena? atau aku menikah saja dengan Siena?Jika menikahi Siena bisa membuat Maria cemburu dan meminta maaf padaku apalagi sampai mengharap cintaku kembali. Akan aku lakukan...tunggu saja pembalasanku, Maria." Reegan langsung tersenyum sinis. Ia angguk anggukkan kepalanya. Lalu ia keluar dari pintu mobil langsung menghampiri Siena.
"Hai!" sapa Reegan berdiri di halaman rumah. Siena menatap ke arah Reegan, ia langsung berdiri menghampiri Reegan yang tersenyum semanis mungkin untuk mendapat simpati Siena.
"Kau lagi..kau lagi!" gerutu Siena. "Maumu apa?!" Reegan berjalan mendekati Siena yang bertolak pinggang.
"Tidak ada..aku hanya mau main saja ke rumahmu..tidak boleh ya?" Siena terdiam, ia memperhatikan sikap Reegan yang berbeda dengan tadi sore.
"Katakan saja, kau mau apa?!" tanya Siena kesal.
"Main," kata Reegan tertawa kecil, ia terus berjalan naik ke teras dan berdiri di hadapan Siena. 'Aku harus bisa meluluhkan hati Siena' ucap Reegan dalam hati.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Siena.
"Tidak..maukah kau berteman denganku?" Reegan mengulurkan tangannya. Namun Siena hanya menatap tangan Reegan tanpa berniat membalas jabat tangan Reegan.
"Tidak!" sahut Siena.
"Oh.." Reegan menarik kembali tangannya, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. 'Ah sial, keras kepala juga nih anak,' ucap Reegan dalam hati.
"Malah bengong, ini sudah malam..sebaiknya kau pulang."
"Tapi aku?"
"Pulang!" potong Siena.
"Siena..aku?"
"Pulang!" bentak Siena menatap tajam Reegan.
'Ckck, awas kau ya Siena..jangan sebut nama Reegan kalau aku tidak bisa meluluhkan hatimu,' ucap Reegan dalam hati membanggakan dirinya sendiri.
"Pulang!" Siena semakin kesal, lalu ia mendorong tubuh Reegan hingga turun dari teras. "Kau pulang saja, aku juga mau istirahat." Selesai berkata demikian, Siena langsung balik badan masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu.
Reegan berdiri terpaku di halaman rumah Siena, "aku tidak boleh menyerah, malam ini aku gagal. Namun kita lihat besok." Reegan tersenyum sinis lalu ia balik badan melangkahkan kakinya menuju mobil miliknya.
Sementara Siena mengintip dari balik jendela, "kau pasti ada maunya datang kesini," ucap Siena dalam hati. "Jangan harap aku akan bersikap baik padamu Reegan." Siena tersenyum miring menatap kehalaman. Ia melihat Reegan menonggalkan rumah nya.
***
"Semenjak Keenan menikah, aku jarang bertemu dengannya lagi. Tidak seperti dulu..ah Siena..kau memikirkan apa sih? Keenan sudah menikah," gumam Siena memukul pelan kepalanya sendiri.
"Ayo Siena..bekerja dengan giat supaya bisa mengumpulkan uang buat modal usaha," ucapnya menyemangati diri sendiri. "Jangan memikirkan Keenan lagi, dia sudah bahagia."
Siena kembali bekerja dengan tenang, hari ini cukup melelahkan buat Siena. Pekerjaan yang numpuk membuat ia harus pulang sedikit terlambat dari hari biasanya. Setelah semua pekerjaannya selesai, Siena langsung beranjak pergi meninggalkan ruangannya.
Sesampainya di halaman kantor, Siena terkejut saat melihat Reegan tengah berdiri bersandar ke mobil dan tersenyum manis saat melihat Siena.
"Kau sedang apa di sini?" tanya Siena menatap tajam ke arah Reegan.
"Tentu saja menunggumu," jawab Reegan. Ia berjalan mendekat langsung menarik tangan Siena. "Ayo kita pulang."
"Apq maksudmu?" tanya Siena, ia angkat tangannya ke atas.
"Iya, aku mau antarkan kau pulang..ini sudah malam, bagaimana kalau terjadi sesuatu sama kamu?"
Siena menurunkan tangannya lalu menepis tangan Reegan, "aku bisa pulang sendiri."
"Ayolah Siena..kau jangan keras kepala. Aku sudah menunggumu dari jam lima, sekarang sudah jam tujuh malam. Dua jam aku menunggumu."
"Siapa suruh?" Siena tersenyum. sinis, lalu ia berjalan melewati Reegan. Reegan langsung menarik lengan Siena hingga balik badan menghadapnya.
"Tidak ada yang menyuruh..ini kemauanku sendiri. Jadi. bisakah kau sedikit lembut padaku?" bisik Reegan di telinga Siena.
Siena mundur selangkah, ia begidik ngeri menatap Reegan. "Bisa tidak? kau tidak perlu bicara bisik bisik di telingaku?"
"Ah baiklah..maafkan aku..jadi bagaimana? mau ku antar pulang?" Siena terdiam sesaat.
"Baiklah, kau boleh mengantarku pulang."
"Nah gitu dong dari tadi." Reegan langsung membukakan pintu mobil untuk Siena. Sebelum ia masuk, sesaat Siena menatap wajah Reegan yang tersenyum tipis padanya.
"Silahkan."
Reegan menutup pintu mobil, kemudian ia masuk ke dalam mobil. "Pakai sabuk pengamanmu." Siena langsung memakai sabuk pengamannya sebelum Reegan yang akan memasangkan sabuk pengaman di tubuhnya. Mereka pun mulai meninggalkan tempat Siena bekerja.
"Kau diam terus, kenapa?" tanya Reegan di dalam mobil, sempat ia melirik ke arh Siena.
"Bukan urusanmu."
"Siena..Siena, bisa tidak? kau bersikap manis padaku," gerutu Reegan.
"Harus ya?" jawab Siena, dengan tatapan lurus ke depan.
Reegan kembali melirik Siena, "tidak juga..ya sudahlah..terserah kamu." Regan kembali fokus menatap ke jalan raya.
"Kamu bersikap seperti ini..di minta Kakekmu?" Siena kembali membuka percakapan.
"Tidak..aku sendiri yang mau."
"Kenapa?" tanya Siena melirik sesaat ke arah Reegan.
"Karena aku suka kamu."
"Pppfffttt," Siena tertawa sambil mendekap mulutnya sendiri. "Suka? secepat itu?"
Reegan menganggukkan kepala. "Iya benar."
"Aku tidak percaya," jawab Siena.
"Biar kau percaya, aku harus bagaimana?" Reegan melirik Siena lagi.
Siena hanya mengangkat kedua bahunya, "tidak tahu, bukan urusanku."
"Memang bukan urusanmu..kau cukup diam dan resapi semua yang kulakukan itu serius aku menyukaimu."
"Terserah," kata Siena ketus.
Reegan melirik ke arah Siena sesaat, lalu ia kembali fokus ke depan. 'Sabar Reegan..lama lama Siena luluh juga,' ucap Reegan dalam hati.
"Kenapa orang begitu mudah menyukai dan mencintai, semudah itukah? apakah cinta itu tidak memiliki makna? hanya sekedar nama saja?" ucap Siena pelan, tapi jelas terdengar oleh Reegan. Reegan terdiam, ia membenarkan apa yang di ucapkan Siena.
"Menurutmu? cinta itu apa?" tanya Reegan.
"Kepo!" sahut Siena tertawa kecil menatap Reegan.
"Mungkin apa yang kau katalan benar, bisa juga tidak..mengapa aku bilang tidak? karena Maria saja bisa dengan mudah mencintai pria lain."
"Kau cemburu? kau sakit hati? lucu.." sindir Siena.
"Uuhgg..nih anak nyebelin banget,' ucap Reegan dalam hati. Ia kembali fokus ke depan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Cempluk Wahyuni
sinopsi sama alur cerita nya gk sinkron,apa blm
2021-01-24
0
Dessy Tan
ayooo buat Regan bucin
2021-01-10
2
Wati Simangunsong
trjebak dlm permainan sndri
2020-12-28
0