The Mafia Bride
"Siena!" Keenan berseru dari atas motor yang ia kendarai. Di tangan kanannya memegang sebuket bunga, dengan senyum merekah di bibirnya ketika melihat Siena keluar dari ruang wisuda dan berjalan menuju ke arahnya.
"Keenan!" Siena berseru lalu berlari memeluk pria yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil. Tubuh Keenan yang tinggi tegap membuat Siena harus sedikit berjengkit untuk memeluk sahabatnya itu. "Kau bawa apa?" tanya Siena melepas pelukannya lalu merebut bunga di tangan Keenan.
"harum sekali," ucap Siena menghirup aroma bunga itu lalu tertawa menatap Keenan. Kedekatan Siena dan Keenan banyak yang mengira kalau mereka sepasang kekasih.
"Bagaimana kalau kita rayakan kelulusanmu dengan makan malam?" Keenan mengangkat kedua alisnya. "Aku yang traktir kamu."
"Hm..baiklah, tapi aku harus pulang dulu ke panti," jawab Siena. Bagi Keenan untuk mentraktir Siena dan anak anak panti sangatlah mudah. Karena ia terlahir dari keluarga yang berada.
"Tentu saja boleh, ayok!" Keenan mengambil helm lalu ia pasangkan di kepala Siena. "Ada apa?" Keenan menoleh ke arah belakang, berusaha mencari tahu yang membuat perhatian Siena tiba tiba teralihkan.
"Sebentar!" Siena langsung berlari menghampiri seorang kakek yang hendak menyebrang jalan raya. Keenan menautkan dua alisnya memperhatikan Siena yang menarik tubuh si kakek ke belakang.
"Kakek tidak apa apa?" tanya Siena memeluk tubuh si kakek erat. Kakek itu tersenyum menatap wajah Siena.
"Terima kasih, Nak."
"Syukurlah kakek tidak apa apa," Siena menatap mobil yang berlalu di depannya hampir saja menabrak si kakek.
"Namamu siapa Nak? dan di mana kau tinggal?" tanya si Kakek.
"Namaku Siena kek, dan aku tinggal di panti asuhan Kasih Bunda di kota ini," jawab Siena tersenyum. Si kakek menganggukkan kepala, ia tahu di mana letak panti itu.
"Kakek mau kemana? mau ku antar pulang?" tanya Siena lagi. Kakek itu menggelengkan kepala.
"Tidak perlu Nak, nanti kakek di jemput cucu kakek di sana." Kakek itu menunjuk ke seberang jalan.
"Kalau begitu, aku antarkan Kakek ke sana ya?" Siena langsung menggandeng lengan si kakek tanpa menunggu jawaban. Sesampainya di seberang jalan, si kakek tidak berhenti mengucapkan terima kasih. Lalu Siena kembali menyebrang jalan menghampiri Keenan yang sedari tadi memperhatikan dan kagum atas sikap kepedulian Siena.
"Kau manis sekali Si.." ucap Keenan menatap Siena penuh rasa kagum.
"Semua orang juga akan melakukan hal yang sama..udah ah jangan lebay," celoteh Siena.
"Oke, kita berangkat!" Keenan kembali memasangkan helm di kepala Siena. Siena mengangguk lalu Keenan naik ke atas motor menunggu Siena naik dan duduk dengan benar di atas motor. "Pegang yang erat."
"Baiklah..aku sudah tahu..kau pasti mau ngebut." Siena tertawa dan memeluk erat pinggang Keenan.
***
Keenan tertawa terbahak bahak saat melihat wajah Siena yang cemberut, "ayo cepat masuk ke dalam." Keenan mengacak rambut Siena yang semakin berantakan. Lalu Siena dan Keenan berjalan memasuki halaman panti asuhan. Siena mempersilahkan Keenan untuk duduk di kursi teras panti asuhan.
Keenan menarik napas panjang saat Siena masuk ke dalam rumah panti asuhan. Ia menatap sekitar taman melihat beberapa anak laki laki dan perempuan berusia lima sampai tujuh tahun tengah bermain bola dengan riang gembira. Kepolosan wajah mereka tidak menyiratkan ada kesedihan di wajahnya. Anak anak itu masih polos belum mengerti mengapa mereka ada di sini. Keenan jadi teringat akan cerita pemilik panti asuhan saat pertama kali menemukan Siena di depan pintu saat tengah malam. Menurut ketetangan pemilik panti, dia masih bisa melihat seorang wanita yang meletakkan Siena di depan pintu panti asuhan.
"Apa salah mereka..apa salah Siena?" gumam Keenan.
"Keenan! kau melamun?!" Keenan berjengkit kaget saat Siena menepuk bahunya dengan keras, ia menoleh ke arah Siena yang sudah berganti pakaian. "Ayo kita berangkat."
Keenan menggaruk rambutnya yang tak gatal dengan tertawa kecil, lalu ia berdiri dan merekapun berjalan menuju halaman.
"Kita makan di mana?" tanya Siena sembari memasang helm di kepalanya.
"Aku ajak kau makan ayam bakar kesukaanmu." Siena menganggukkan kepala, lalu ia naik ke atas motor dan duduk dengan benar, mereka pun langsung berangkat.
Sesampainya mereka di tempat Mas Karyo tempat ayam bakar kesukaan Siena, Keenan langsung memesan dua porsi lalu mereka memilih tempat duduk.
"Aku tidak memberikanmu hadiah..hadiahnya di sini makan gratis," ucap Keenan. Siena memainkan ke dua alisnya menatap Keenan.
"Tidak apa apa, hadiah ini lebih baik..aku bisa pesan banyak juga kan buat anak anak di panti?" celetuk Siena tertawa lebar.
Keenan menepuk keningnya sendiri, "kau memiliki selera yang aneh, wanita biasa suka di ajak jalan atau di berikan hadiah yang lebih berkesan," jawab Keenan.
"Oh..jadi semua mantanmu suka coklat atau perhiasan begitu?" goda Siena. Keenan langsung melebarkan matanya dan mencubit gemas hidung Siena.
"Awas kau ya!" Siena tertawa kecil sambil mendekap mulutnya.
"Silahkan mbak..mas.." Mas Karyo meletakkan dua porsi ayam bakar di hadapan Siena dan Keenan.
"Mas! di bungkusin 30 porsi ya!" seru Siena menatap wajah Mas Karyo. Mas Karyo menganggukkan kepala lalu berlalu dari hadapan mereka berdua. Keenan menggelengkan kepala tangannya mengambil ayam di wadah. Siena tertawa kencang melihat Keenan.
"Siena.." Siena menoleh menatap Keenan.
"Ada apa?" tanya Siena.
Keenan menarik napas dalam dalam lalu ia berkata, aku akan pergi ke Jepang dua hari kedepan."
Siena berhenti mengunyah, "kau meninggalkanku untuk selamanya?" tanya Siena.
Keenan menepuk keningnya sendiri, "ya ampun," Keenan menggelengkan kepala, tangannya terulur mencubit hidung Siena dengan gemas. "Tentu saja tidak..paling lama satu tahun..kau bisa menungguku selama itu bukan?" Siena tertawa kecil kembali mengunyah makanan.
"Tentu saja, aku pasti menunggumu!"
Keenan terhenyak, menatap lekat wajah Siena, 'sebenarnya dia menungguku sebagai apa?' ucap Keenan dalam hati.
Siena menatap jengah Keenan yang tengah bengong, "kau ini! lagi mikirin apa sih?!"
"Ah..tidak apa apa," jawab Keenan tersenyum tipis. "Sebelum aku pergi, aku punya hadiah untukmu..tapi nanti bukan sekarang."
Siena menganggukkan kepala, "baiklah..kasih kabar aku terus ya..meskipun kita jauhan."
Keenan menganggukkan kepala, ada rasa berat hati meninggalkan sahabat yang ia sayangi. Tapi pekerjaannya tidak bisa ia tinggalkan. Ia bercita cita ingin membantu renovasi rumah panti asuhan tempat Siena tinggal dan membelikan Siena rumah. Tapi cita cita Keenan belum pernah ia utarakan pada Siena.
Waktu terus berlalu, mereka telah menghabiskan ayam bakarnya, mereka masih duduk dan menunggu pesanannya selesai.
"Mas..Mbak..pesanannya sudah selesai," ucap Mas Karyo. Siena dan Keenan berdiri lalu ia membayar semua ayam bakar yang telah di pesan. Setelah selesai Keenan mengantarkan Siena pulang dan membawakan oleh oleh untuk adik adik Siena di panti asuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Kinay naluw
absen ya thor semangat berkarya.
2023-04-20
0
Dewi Nurlela
aku SDH baca yg kedua ini br ketemu episode1 nya tp ga papa aku suka
2022-09-05
0
Libra Rahutia
ijin promo ya kaka
silahkan mampir juga di karya ku judulnya JODOHKU SE'ORANG JANDA KEMBANG?
2022-02-01
0