Bab 4: Jealous

Pagi pagi sekali, Siena sudah rapi untuk berangkat melamar pekerjaan di Pt. Angkasa Pura.

"Kau sudah mau berangkat, Nak?" tanya Bu Silvi berdiri di depan pintu di tangannya membawa segelas teh hangat untuk Siena.

Siena menoleh ke arah Bu Silvi bibirnya tersenyum merekah, "iya Bu..do'a kan Siena ya," jawab Siena, ia menundukkna kepala membenarkan rok hitam selutut yang ia gunakan.

"Ini..minumlah dulu..Ibu tidak ada sarapan buatmu..sudah habis sama adik adikmu," ucap Bu Silvi sedih.

Siena tersenyum menatap Bu Silvi, "tidak apa apa Bu..yang penting adik adik sudah kenyang." Siena mengambil gelas di tangan Bu Silvi, lalu ia habiskan teh hangatnya.

"Ahh.." Siena mendesah. "Terima kasih." Siena berikan lagi gelas kepada Bu Silvi.

"Cepat kau berangkat, jangan sampai terlambat," ucap Bu Silvi. Siena menganggukkan kepala.

"Siena berangkat dulu, Bu." Bu Silvi tersenyum menganggukkan kepala, tangannya mengusap lembut puncak kepala Siena saat menyalami tangannya. Kemudian Siena melangkahkan kakinya keluar rumah di ikuti Bu Silvi dari belakang menatap punggung Siena.

"Semoga berhasil Nak," gumam Bu Silvi.

***

"Jadi kau?" Siena sangat terkejut, ternyata Keenan bekerja di Pt Angkasa Pura tempat Siena melamar pekerjaan. Keenan bekerja sebagai manager perusahaan itu.

Keenan menganggukkan kepala, ia tersenyum senang karena Siena melamar kerja di tempat yang sama, "kau datang ke tempat yang benar, karena aku membutuhkan sekertaris baru untuk menggantikan yang lama."

"Terima kasih, kau sudah menerimaku bekerja di sini," ucap Siena.

"Oke..mulai hari ini kau mulai bekerja." Keenan berdiri lalu menunjukkan Siena ke ruang kerjanya. Berkat bantuan dari Keenan, ia mulai bisa beradaptasi dan dengan mudah melakukan pekerjaan yang di berikan Keenan.

Waktu terus berjalan, jam istirahat Keenan mengajak Siena makan di luar, "aku harap kau betah bekerja di perusahaan itu," ucap Keenan sambil mengunyah makanan.

"Kau tenang saja, aku pasti betah..ada yang lebih penting dari sekedar mengikuti keinginanku," jawab Siena.

"Apa?" Keenan menatap ke arah Siena.

"Adik adikku di panti, sekarang ini kami dalam masalah." Keenan menautkan ke dua alis menatap Siena.

"Masalah?" Siena menganggukkan kepala.

"Iya benar..tanah yang kami tempati akan segera di jual oleh pemiliknya, tentu saja rumah tempat kami tinggal akan di bongkar."

Keenan berhenti mengunyah, ia mengambil jus orange nya lalu menyecapnya perlahan, "sampai kapan batas waktu pembongkarannya?" Keenan meletakkan orange jus nya di meja.

"Mungkin lusa," kata Siena. "Tapi aku akan berusaha bicara dengan pemilik tanah itu, supaya kami ada waktu untuk mencari tempat lain." Siena mengaduk aduk makanan di piring, ia hilang selera makannya mengingat nasib adik adiknya nanti.

Keenan menghela napas dalam dalam, ia menatap lekat wajah Siena, "akan aku carikan solusinya..mungkin aku akan mencari sewa rumah dulu?" Siena menatap pria yang ada di hadapannya. Keenan selalu membantu di setiap kesulitan dan rela berbagi makanan dengan anak anak panti asuhan.

"Kau serius?" tanya Siena.

Keenan menganggukkan kepala, "iya..nanti sore kita bicarakan dengan Bu Silvi," kata Keenan.

"Terima kasih," kata Siena kembali tersenyum merekah. "Kau memang sahabat terbaikku."

"Hanya itu?" Siena menautkan ke dua alisnya menatap Keenan.

"Maksudmu?" tanya Siena.

"Tidak..tidak apa apa.." Keenan melirik sesaat ke arah Siena.

"Kau ini..kebiasaan," sungut Siena.

Keenan tertawa kecil, "habiskan makananmu." Setelah habiskan makan siang, mereka berdua kembali ke kantor.

Untuk hari pertama Siena bekerja dengan baik tanpa ada kendala. Waktu terus berjalan, Siena membereskan semua pekerjaannya dia bersiap siap untuk pulang.

"Siena!" seru Keenan saat melihat Siena berjalan menuju halaman perusahaan. Siena menghentikan langkahnya menatap Keenan yang tengah berjalan mendekat. "Aku antarkan kau pulang." Siena tersenyum ke arah Keenan.

"Boleh," kata Siena. Kemudian mereka berjalan menuju parkiran.

"Kita makan dulu atau langsung pulang?" tanya Keenan sambil memasang sabuk pengaman.

"Tidak usah..kita langsung pulang saja," jawab Siena sempat melirik sesaat ke arah Keenan.

"Baiklah, kita pulang sekarang." Siena mennganggukkan kepala.

Tiga puluh menit berlalu, akhirnya mereka sampai di halaman rumah panti asuhan. Siena dan Keenan langsung keluar dari pintu mobil.

"Kakaak!!" seru seorang anak perempuan berusia tujuh tahun berlari mendekati Siena dan memeluknya sambil terisak.

Siena melirik sesaat ke arah Keenan lalu ia jongkok di hadapan anak perempuan itu.

"Fika kenap menangis?" tanya Siena menangkup wajah anak perempuan bernama Fika. Fika menarik napas sebelum menjawab pertanyaan Siena.

"Rumah kita mau di bongkar kak..terus, kita mau tinggal di mana?" ucap Fika tersedu sambil mengucek kedua matanya.

"Adek kata siapa?" tanya Siena, ia tengadahkan wajahnya menatap Keenan sesaat. "Coba cerita ke kakak."

"Adek..adek dengerin bunda bicara sama kakek itu," jawab Fika menunjuk ke arah seorang kakek yang baru saja keluar dari dalam rumah panti. Siena dan Keenan menatap ke arah yang di tunjuk Fika. Siena langsung berdiri dan bergegas menghadang si kakek yang hendak masuk ke dalam mobil miliknya.

"Kakek tunggu!" seru Siena. Si kakek menoleh ke arah Siena. Ia menautkan kedua alisnya menatap Siena yang sudah berdiri di hadapannya.

"Kau..?" si kakek berusaha mengingat kejadian beberapa hari lalu. "Bukankah kau yang sudah menyelamatkan kakek?" tanya Kakek itu tersenyum lebar. Siena menautkan kedua alisnya. Ia hampir lupa dengan kejadian itu.

"Oh, jadi Kakek pemilik tanah ini?" tanya Siena balik. "Kakek...?"

"Hardi.." potong kek Hardi Suryadiningrat.

Siena menganggukkan kepala, "kek..bisa kita bicara sebentar?" tanya Siena. Kakek Hardi menganggukkan kepala.

"Tentu saja Nak, kebetulan sekali," jawabnya. Lalu mereka berjalan menuju teras rumah. Di teras sudah menunggu Bu Silvi dan Keenan, lalu mereka semua duduk di kursi.

"Kek..aku minta maaf sebelumnya..tapi bisakah kakek beri kami waktu untuk mendapatkan rumah sewa yang lain?" ucap Siena menatap kek Hardi dengan tatapan penuh harap. Bu Silvi hanya diam menundukkan kepala. Begitu juga Keenan, ia coba untuk mendengarkan dahulu sebelum ikut bicara.

Kek Hardi terdiam sejenak menatap lekat ke arah Siena, "baiklah..kakek akan kabulkan permintaanmu..tapi..?" Kek Hardi tidak melanjutkan kata katanya. Siena, Bu Silvi dan Keenan menatap kek Hardi menunggu jawaban selanjutnya.

"Tapi apa Kek?" tanya Siena.

"Kakek mau melamarmu, apa kau berkenan?"

Siena dan Keenan saling pandang sesaat, "maksud kakek? kakek mau menikahiku?" mata Siena terbelalak menatap Kek Hardi.

Kek Hardi tertawa mendengar pertanyaan Siena.

"Bukan Nak..bukan kakek yang akan menikahimu..tapi kakek melamarmu untuk cucu kakek," jawab Kek Hardi.

"Oh, maaf Kek," Siena tersenyum menatap Kek Hardi karena sudah berpikir yang tidak tidak, begitu juga Keenan dan Bu Silvi.

"Bagaimana Siena?" tanya Kek Hardi.

"Maaf Kek..aku tidak bisa," jawab Siena.

"Maaf ya Kek..kakek tidak bisa seperti itu. Melamar Siena untuk pria yang tidak dia kenal, ini bukan jaman siti nurbaya kek," sela Keenan sedikit tidak suka dengan tawaran Kek Hardi.

"Kakek minta maaf, Nak..jika permintaan kakek terlalu cepat," kek Hardi menundukkan kepala. "Tapi kau bisa kenalan dulu dengan cucuku."

"Tidak bisa Kek," ucap Keenan, ia langsung berdiri. "Bu Silvi..Siena..aku bisa mencarikan tempat buat kalian malam ini juga." Siena tengadah menatap Keenan yang begitu marah mendengar pernyataan kek Hardi. Siena menarik lengan Keenan untuk duduk, ia menganggukkan kepala menatap ke arah Keenan.

"Bukan..bukan maksud kakek untuk memaksa," kek Hardi merasa tak enak hati. "Siena boleh berkenalan dulu dengan cucu kakek..jika tidak suka tidak apa apa."

"Baiklah kek..kami juga minta maaf," ucap Siena sopan. Kek Hardi menganggukkan kepala.

"Kakek beri waktu tiga hari, kalau kau butuh bantuan kakek..hubungi kakek ya," ucap Kek hardi menatap Siena. Siena menganggukkan kepala.

"Terima kasih banyal Kek..terima kasih banyak," ucap Siena berkali kali membungkuk hormat.

"Jangan sungkan nak..kalau begitu, kakek pulang dulu." Kek Hardi berdiri di ikuti yang lain. Kek Hardi melipat kedua tangannya sambil membungkuk.

"Maturnuwun nduk.." ucapnya.

Siena dan yang lain membungkuk hormat, "sami sami Kek," jawab Siena. Kemudian Kek Hardi melangkahkan kakinya meninggalkan rumah panti. Siena dan yang lain menatap kepergian kek Hardi.

"Aneh..mau bantu kok ada maunya," sungut Keenan. Siena menoleh ke arah Keenan.

"Ciee, cemburu ya," celetuk Siena menunjuk ke arah Keenan. Keenan menjadi salah tingkah, ia garuk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tidak..siapa juga yang cemburu," Keenan tersipu malu melirik sesaat ke arah Bu Silvi yang tersenyum.

"Itu..hidungnya kembang kempis, jadi benar kan kau cemburu?" goda Siena. Keenan melebarkan matanya menatap Siena.

"Sudah, sudah..sebaiknya kita masuk ke dalam," ucap Bu Silvi menengahi. Siena tertawa kecil, ia menjulurkan lidahnya ke arah Keenan yang cemberut. Lalu mereka masuk ke dalam rumah.

Terpopuler

Comments

Erika Darma Yunita

Erika Darma Yunita

begitulah klo bersahabat..... rasa cinta...susah diungkap.....kayaknya kakek sengaja

2021-07-03

0

riri

riri

angkasa pura y bandara lah ...

2021-06-05

0

Neng Dewi Fortuna

Neng Dewi Fortuna

sisca/maria? reegan atau kenzi?

2021-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Friend
2 Bab 2: Match
3 Bab 3: Stuffy
4 Bab 4: Jealous
5 Bab 5: Ignorant
6 Bab 6: Bad
7 Bab 7: Sorrow
8 Bab 8: Hari pertama Siena.
9 Bab 9: Surat undangan pernikahan
10 Bab 10: Pernikahan Keenan
11 Bab 11: Reegan vs Siena
12 Bab 12: Memindai mangsa
13 Bab 13: Usul kakek Hardi
14 Bab 14: Perpisahan
15 Bab 15: Berhenti bekerja.
16 Bab 16: awal mula
17 Bab 17: Ilusi
18 Bab 18: Di lamar
19 Bab 19: Suara misterius
20 Bab 20: Kecurigaan Siena
21 Bab 21: Nyawa kedua
22 Bab 22: Pertemuan kedua
23 Bab 23: Hari pernikahan
24 Bab 24: Hari pertama
25 Bab 25: Bertemu Ibu
26 Bab 26: Di Butik
27 Bab 27: Di puncak
28 Bab 28: Kepergian kakek Hardi
29 Bab 29: Kesalahan yang sama
30 Bab 30: Keraguan Siena
31 Bab 31: Keenan kembali
32 Bab 32: Alya sakit
33 Bab 33: Menanti
34 Bab 34: Serba salah
35 Bab 35: Kebohongan Reegan
36 Bab 36: Cinta dan dusta
37 Bab 37: I love you, but you lie
38 Bab 38: Pilihan
39 Bab 39: Misteri kematian Karta
40 Bab 40: Perjanjian
41 Bab 41: Dendam
42 Bab 42: Negosiasi
43 Bab 43: Kabar berita
44 Bab 44: My doll
45 Bab 45: Hari hari terakhir
46 Bab 46: Ingkar janji
47 Bab 47: Penyesalan Hana
48 Bab 48: Ancaman
49 Bab 49: Transaksi
50 Bab 50: Penari
51 Bab 51: Melarikan diri
52 Bab 52: Ternyata Hana?
53 Bab 53: Kebencian
54 Bab 54: Masa lalu
55 Bab 55: late
56 Bab 56: Stres
57 Bab 57: Attack
58 Bab 58: Again
59 Bab 59: One shot
60 Bab 60: Meeting
61 Bab 61: Cold
62 Bab 62: married
63 Bab 63: Choice
64 Bab 64: Birthday
65 Bab 65: Beach
66 Bab 66: Trapped
67 Bab 67: The Damned
68 Bab 68: shallow heart
69 Bab 69: Desire
70 Bab 70: Run Away
71 Bab 71: Dignity
72 Bab 72: Nightmare
73 Bab 73: Disclaimer
74 Bab 74: Darkness
75 Bab 75: The deepers
76 Bab 76: Cruel
77 Bab 77: Rotten
78 Bab 78: Justice for Siena
79 Bab 79: Choice
80 Bab 80: Tied
81 Bab 81: Truth
82 Bab 82: Scared
83 Dan 83: Hurt
84 Bab 84: Revealed
85 Bab 85: Death Flower
86 Bab 86: Family?
87 Bab 87: Hope
88 Bab 88: Cuddle in death 1
89 Bab 89: Cuddle in death 2
90 Bab 90: Cuddle in death 3
91 Bab 91: Cuddle in death 4
92 Bab 92: Wake up honey
93 Bab 93: Baby?
94 Bab 94: Back Home
95 Terima kasih
96 Bab 96: Tranquillity
97 Bab 97: Sunshine
98 Bab 98: Collaborate
99 Bab 99: Trapped
100 Bab 100: My Son
101 Bab 101: The Strom Dragon
102 Bab 102: Chalenge
103 Bab 103: worried
104 Bab 104: Married
105 Bab 105: Trauma
106 Bab 106: Loves all of you.
107 Bab 107: Good bye
108 Bab 108: Fall in love
109 Bab 109: Just Siena
110 Bab 110: Beach
111 Bab 111: Freedom
112 Bab 112: Accident
113 Bab 113: Kado dari Papa
114 Bab 114: Revenge
115 Bab 115: Konspirasi
116 Bab 116: tempest
117 Bab 117: Philanthropize
118 Bab 118: Crisis
119 Bab 119: Blood monday.
120 Bab 120: Faded
121 Bab 121: lost
122 Bab 121: Trust
123 Bab 123: farewell
124 Bab 124: Go
125 Bab 125: War 1
126 Bab 126: War 2
127 Bab 127: War 3
128 Bab 128: War 4
129 Bab 129: End?
130 Bab 130: Limit
131 Bab 131: Amnesia
132 Bab 132: Amnesia 2
133 Bab 133: Konspirasi
134 Bab 134: Suspect
135 Bab 135: All memories
136 Bab 136: second chance
137 Bab 137 : welcome
138 Bab 138: Freedom for kenzi
139 Season 2: Vendetta and Love
140 Season 2: Vendetta and love
141 Season 2: Vendetta and love
142 Season 2: Vendetta and love
143 Season 2: Vendetta and love
144 Season 2: Vendetta and love
145 Season 2: Vendetta and love
146 Season 2: Vendetta and love
147 Season 2: Vendetta and love
148 Season 2: Vendetta and love
149 Season 2: Vendetta and love
150 Season 2: Vendetta and love
151 Season 2: Vendetta and love
152 Season 2: Vendetta and love
153 Season 2: vendetta and love
154 Season 2: vendetta and love
155 season 2: vendetta and love
156 Season 2: Vendetta and Love
157 Season 2: Vendetta and love
158 Season 2: Vendetta and love
159 Season 2:Vendetta and love
160 Season 2: Vendetta and Love
161 Season 2: Vendetta and love
162 Season 2: Vendetta and love
163 Season 2: Vendetta and love
164 Season 2: Vendetta and love
165 Season 2: Vendetta and love
166 Season 2: Vendetta and Love
167 Season 2: vendetta and love
168 Season 2: Vendetta and love
169 Season 2: Vendetta and love
170 Season 2: Vendetta and Love
171 Season 2: Vendetta and love
172 Season 2: Vendetta and love
173 Season 2: Vendetta and Love
174 Season 2: Vendetta and love
175 Season 2: Vendetta and Love
176 Season 2: Vendetta and Love
177 Season 2: Vendetta and Love
178 .Season 2: Vendetta and love
179 Season 2: Vendetta and Love
180 Pengumuman
181 Season 2: Vendetta and Love
182 Season 2: Vendetta and Love
183 Season 2: Vendetta and love
184 Season 2: Vendetta and love
185 Season 2: Vendetta and Love
186 Season 2: Vendetta and Love
187 Season 2: Vendetta and love
188 Season 2: Vendetta and Love
189 Season 2: Vendetta and Love
190 Season 2: Vendetta and love
191 Season 2: Vendetta and Love.
192 Season 2 Vendetta and Love
193 POV SIENA
194 POV : RYU
195 BONUS CHAPTER -PENGUMUMAN
196 Promo karya baru
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Bab 1: Friend
2
Bab 2: Match
3
Bab 3: Stuffy
4
Bab 4: Jealous
5
Bab 5: Ignorant
6
Bab 6: Bad
7
Bab 7: Sorrow
8
Bab 8: Hari pertama Siena.
9
Bab 9: Surat undangan pernikahan
10
Bab 10: Pernikahan Keenan
11
Bab 11: Reegan vs Siena
12
Bab 12: Memindai mangsa
13
Bab 13: Usul kakek Hardi
14
Bab 14: Perpisahan
15
Bab 15: Berhenti bekerja.
16
Bab 16: awal mula
17
Bab 17: Ilusi
18
Bab 18: Di lamar
19
Bab 19: Suara misterius
20
Bab 20: Kecurigaan Siena
21
Bab 21: Nyawa kedua
22
Bab 22: Pertemuan kedua
23
Bab 23: Hari pernikahan
24
Bab 24: Hari pertama
25
Bab 25: Bertemu Ibu
26
Bab 26: Di Butik
27
Bab 27: Di puncak
28
Bab 28: Kepergian kakek Hardi
29
Bab 29: Kesalahan yang sama
30
Bab 30: Keraguan Siena
31
Bab 31: Keenan kembali
32
Bab 32: Alya sakit
33
Bab 33: Menanti
34
Bab 34: Serba salah
35
Bab 35: Kebohongan Reegan
36
Bab 36: Cinta dan dusta
37
Bab 37: I love you, but you lie
38
Bab 38: Pilihan
39
Bab 39: Misteri kematian Karta
40
Bab 40: Perjanjian
41
Bab 41: Dendam
42
Bab 42: Negosiasi
43
Bab 43: Kabar berita
44
Bab 44: My doll
45
Bab 45: Hari hari terakhir
46
Bab 46: Ingkar janji
47
Bab 47: Penyesalan Hana
48
Bab 48: Ancaman
49
Bab 49: Transaksi
50
Bab 50: Penari
51
Bab 51: Melarikan diri
52
Bab 52: Ternyata Hana?
53
Bab 53: Kebencian
54
Bab 54: Masa lalu
55
Bab 55: late
56
Bab 56: Stres
57
Bab 57: Attack
58
Bab 58: Again
59
Bab 59: One shot
60
Bab 60: Meeting
61
Bab 61: Cold
62
Bab 62: married
63
Bab 63: Choice
64
Bab 64: Birthday
65
Bab 65: Beach
66
Bab 66: Trapped
67
Bab 67: The Damned
68
Bab 68: shallow heart
69
Bab 69: Desire
70
Bab 70: Run Away
71
Bab 71: Dignity
72
Bab 72: Nightmare
73
Bab 73: Disclaimer
74
Bab 74: Darkness
75
Bab 75: The deepers
76
Bab 76: Cruel
77
Bab 77: Rotten
78
Bab 78: Justice for Siena
79
Bab 79: Choice
80
Bab 80: Tied
81
Bab 81: Truth
82
Bab 82: Scared
83
Dan 83: Hurt
84
Bab 84: Revealed
85
Bab 85: Death Flower
86
Bab 86: Family?
87
Bab 87: Hope
88
Bab 88: Cuddle in death 1
89
Bab 89: Cuddle in death 2
90
Bab 90: Cuddle in death 3
91
Bab 91: Cuddle in death 4
92
Bab 92: Wake up honey
93
Bab 93: Baby?
94
Bab 94: Back Home
95
Terima kasih
96
Bab 96: Tranquillity
97
Bab 97: Sunshine
98
Bab 98: Collaborate
99
Bab 99: Trapped
100
Bab 100: My Son
101
Bab 101: The Strom Dragon
102
Bab 102: Chalenge
103
Bab 103: worried
104
Bab 104: Married
105
Bab 105: Trauma
106
Bab 106: Loves all of you.
107
Bab 107: Good bye
108
Bab 108: Fall in love
109
Bab 109: Just Siena
110
Bab 110: Beach
111
Bab 111: Freedom
112
Bab 112: Accident
113
Bab 113: Kado dari Papa
114
Bab 114: Revenge
115
Bab 115: Konspirasi
116
Bab 116: tempest
117
Bab 117: Philanthropize
118
Bab 118: Crisis
119
Bab 119: Blood monday.
120
Bab 120: Faded
121
Bab 121: lost
122
Bab 121: Trust
123
Bab 123: farewell
124
Bab 124: Go
125
Bab 125: War 1
126
Bab 126: War 2
127
Bab 127: War 3
128
Bab 128: War 4
129
Bab 129: End?
130
Bab 130: Limit
131
Bab 131: Amnesia
132
Bab 132: Amnesia 2
133
Bab 133: Konspirasi
134
Bab 134: Suspect
135
Bab 135: All memories
136
Bab 136: second chance
137
Bab 137 : welcome
138
Bab 138: Freedom for kenzi
139
Season 2: Vendetta and Love
140
Season 2: Vendetta and love
141
Season 2: Vendetta and love
142
Season 2: Vendetta and love
143
Season 2: Vendetta and love
144
Season 2: Vendetta and love
145
Season 2: Vendetta and love
146
Season 2: Vendetta and love
147
Season 2: Vendetta and love
148
Season 2: Vendetta and love
149
Season 2: Vendetta and love
150
Season 2: Vendetta and love
151
Season 2: Vendetta and love
152
Season 2: Vendetta and love
153
Season 2: vendetta and love
154
Season 2: vendetta and love
155
season 2: vendetta and love
156
Season 2: Vendetta and Love
157
Season 2: Vendetta and love
158
Season 2: Vendetta and love
159
Season 2:Vendetta and love
160
Season 2: Vendetta and Love
161
Season 2: Vendetta and love
162
Season 2: Vendetta and love
163
Season 2: Vendetta and love
164
Season 2: Vendetta and love
165
Season 2: Vendetta and love
166
Season 2: Vendetta and Love
167
Season 2: vendetta and love
168
Season 2: Vendetta and love
169
Season 2: Vendetta and love
170
Season 2: Vendetta and Love
171
Season 2: Vendetta and love
172
Season 2: Vendetta and love
173
Season 2: Vendetta and Love
174
Season 2: Vendetta and love
175
Season 2: Vendetta and Love
176
Season 2: Vendetta and Love
177
Season 2: Vendetta and Love
178
.Season 2: Vendetta and love
179
Season 2: Vendetta and Love
180
Pengumuman
181
Season 2: Vendetta and Love
182
Season 2: Vendetta and Love
183
Season 2: Vendetta and love
184
Season 2: Vendetta and love
185
Season 2: Vendetta and Love
186
Season 2: Vendetta and Love
187
Season 2: Vendetta and love
188
Season 2: Vendetta and Love
189
Season 2: Vendetta and Love
190
Season 2: Vendetta and love
191
Season 2: Vendetta and Love.
192
Season 2 Vendetta and Love
193
POV SIENA
194
POV : RYU
195
BONUS CHAPTER -PENGUMUMAN
196
Promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!