Sepulang bekerja, Siena memdapatkan kabar gembira dari Bu Silvi. Kakek Hardi tidak jadi menjual tanahnya, tapi kakek Hardi memberikan tanah itu pada panti asuhan yang di kelola Bu Silvi.
"Syukurlah Bu.." ucap Siena setelah mendengar penjelasan dari Bu Silvi.
"Kau bisa fokus kerja tanpa harus memikirkan tempat tinggal lagi, Nak." Bu Silvi memeluk Siena sesaat. Keresahan yang ia rasakan beberapa hari hilang. Dan hatinya merasa lega.
"Jadi..kita tidak jadi pindah ya, Bunda?" tanya salah satu anak laki laki berusia sembilan tahun. Bu Silvi menoleh, tangannya mengusap lembut anak itu.
"Tidak sayang..kau jangan sedih lagi ya?" anak laki laki itu mengangguk, bibirnya tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya. "Siena..sebaiknya kau cepat mandi dan bantu Ibu menyiapkan makan malam." Bu Silvi berdiri menatap Siena lalu pergi ke dapur.
"Adek..kakak mandi dulu ya, kau main sana dengan kakakmu yang lain," kata Siena mencubit pelan pipi anak laki laki itu, lalu ia tersenyum menatap Aira dan berlari kecil berbaur dengan saudaranya yang lain. Aira tersenyum menatap punggung anak itu. Entah apa jadinya kalau Kakek Hardi tidak punya belas kasih kepada mereka. Siena menghela napas panjang, lalu beeranjak menuju kamarnya.
Tak lama Siena selesai, ia langsung membantu Bu Silvi menyiapkan makan malam. Baru saja Siena hendak duduk, tiba tiba dari arah pintu rumah terdengar suara pintu di ketuk. Siena bangun dari duduknya.
"Biar aku saja yang buka pintu, Ibu teruskan makannya," ucap Siena. Lalu ia berjalan mendekat ke arah pintu dan membukanya.
"Keenan?" Siena menautkan kedua alisnya menatap sahabatnya. Keenan tersenyum lalu menarik tangan Siena.
"Ada apa?" tanya Siena.
"Si..aku butuh bantuanmu," jawab Keenan menatap ke dalam rumah.
"Bantuan apa?" tanya Siena tak mengerti.
"Temani aku keluar sebentar."
Siena tercenung sejenak, "baiklah..kau tunggu di sini, aku pamitan dulu sam Ibu." Keenan menganggukkan kepala, ia menatap punggung Siena memasuki rumah. Tak lama kemudian Siena telah kembali lagi.
"Memang kau mau antar aku kemana?" tanya Siena mengikuti langkah Keenan menuju halaman.
Keenan membukakan pintu mobil, "aku hendak membeli hadiah untuk teman lama."
"Teman lama..atau..pacar.." Siena tertawa kecil melihat Keenan terlihat malu malu.
"Berhenti bercanda..aku lagi serius nih," gerutu Keenan menatap jengah Siena.
"Oke..oke." Siena terus tertawa melihat sikap Keenan yang tak biasa, untuk pertama kalinya ia terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta. Siena masuk ke dalam mobil di ikuti oleh Keenan. Mereka berdua pergi menuju sebual Mall yang tak jauh dari lokasi panti asuhan.
***
Siena dan Keenan keluar dari pintu mobil sesampainya di area parkiran Mall, mereka langsung memasuki Mall berjalan bersama.
"Memangnya..kau mau belikan hadiah apa?" tanya Aira matanya memperhatikan orang orang yang sibuk belanja di sebuah toko pakaian.
"Aku tidak tahu Siena..makanya aku ajak kau kemari dan bantuin aku carikan hadiah yang cocok," kata Keenan.
"Apa?" Siena melotot ke arah Keenan. "Aku mana tahu Keenan.." Siena menghentikan langkahnya. Keenan menoleh ke arah Siena yang bertolak pinggang menatapnya. Keenan tertawa kecil menarik tangan Siena.
"Ayolah.."
"Iya tapi mau beli apa?" Siena mengikuti langkah Keenan. Tiba tiba saja langkah mereka terhenti Keenan menatap lurus ke depan. Siena menautkan kedua alisnya menatap Keenan, lalu mengikuti arah pandang Keenan. Siena melihat seorang gadis cantik sedang berjalan, kedua tangannya bergelayut manja pada lengan seorang pria berwajah tampan. Siena menarik napas panjang lalu beralih menatap Keenan.
"Apakah itu? gadis pujaanmu?" sindir Siena, ia menyenngol lengannya. Keenan mengerjapkan mata lalu tertawa kecil dengan tatapan lurus ke arah gadis itu yang semakin dekat.
"Maria!" seru Keenan tersenyum sambil melambaikan tangannya, Siena hanya diam memperhatikan.
"Keenan! seru gadis itu, lalu ia melepaskan tangannya dari pria itu langsung berlari menubruk Keenan dan memeluknya erat.
" Wow.." gumam Siena, tersenyum tipis memperhatikan sahabatnya. Lalu ia beralih menatap pria yang bersama gadis itu terlihat cemburu. Lalu ia menarik tangan gadis yang bernama Maria.
"Maria! dia siapa?!" tanya pria itu menatap Keenan tidak suka.
"Reegan..kenalkan..ini Keenan cinta pertamaku dulu waktu sekolah," jawab Maria senyumnya merekah. Hingga pria yang bernama Reegan wajahnya berubah merah padam. Keenan langsung mengulurkan tangan pada Reegan, tapi Reegan enggan membalas uluran tangan Keenan.
"Kau itu kenapa sih?" tanya Maria pada Reegan, lalu ia menarik tangan Keenan. "Ikut aku yuk?" Keenan langsung mengikuti langkah Maria tanpa memperdulikan Siena di belakangnya. Siena melebarkan matanya menatap punggung Keenan, ia tidak percaya dengan sikap sahabatnya yang tiba tiba saja berubah. Untuk pertama kalinya Keenan bersikap seperti itu pada Siena. Tapi Siena tidak marah ataupun kesal pada Keenan, ia tahu dan sangat mengerti kalau Keenan sedang jatuh cinta. Siena tersenyum lalu balik badan hendak pulang.
"Hei kau! kenapa kau tidak cegah temanmu itu?" ucap Reegan pada Siena. Siena menghentikan langkahanya menoleh ke belakang menatap Reegan. Ia tidak menjawab pertanyaan Reegan tapi Siena hanya mengangkat kedua bahunya lalu kembali berjalan meninggalkan Mall. Reegan tertegun menatap Siena yang berlalu begitu saja.
"Dasar gadis aneh," ucap Reegan pelan. "Maria, kenapa kau menyakiti perasaanku..aku pikir hubungan kita istimewa." Reegan menundukkan kepala sesaat, lalu ia berjalan keluar dari Mall.
Sesampainya di halaman Mall, Reegan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Siena, "cepat amat perginya gadis itu," ucap Reegan pelan. Saat Reegan hendak membuka pintu, ia melihat Siena tengah duduk di kursi yang tersedia di halaman Mall. Reegan kembali menutup pintu mobil lalu mendekati Siena.
"Kau sedang apa di sini? aku pikir kau sudah pulang?" tanya Reegan.
Siena tengadahkan wajahnya menatap Reegan, "lagi nunggu sahabatku dulu..aku belum beritahu dia kalau aku mau pulang."
Reegan tersenyum sinis, "apa? kau rela menunggu sahabatmu di sini? sementara dia sedang bersama wanita lain?" cibir Reegan.
"Tidak masalah, memangnya kenapa?" jawab Siena santai. Membuat Reegan mengerutkan dahi menatap Siena.
"Aneh." Reegan tertawa mencemooh.
"Reegan!" seru Maria dari arah belakang. Reegan dan Siena menoleh ke arah Maria.
"Kau pulang saja..aku mau jalan jalan dulu bersama Keenan," ucap Maria tersenyum menatap kagum pada Keenan.
"Kau?" Reegan mendengus kesal. "Maria! kau anggap apa hubungan kita selama ini?! bentak Reegan.
Maria tersenyum sinis, " ayolah Reegan..kau tahu sendiri bukan? kakekmu tidak merestui dan sangat sangat tidak menyukai aku..jadi? buat apa kita lanjutkan?" jawab Maria dengan sangat santai tanpa ada rasa bersalah pada Reegan.
"Kau?"
"Sudahlah Reegan..kita akhiri hubungan kita malam ini juga..ayo sayang." Maria menarik tangan Keenan lalu mereka pergi begitu saja. Keenan menoleh ke belakang menatap Siena.
"Siena! kau pulang duluan..jangan tunggu aku."
Siena mengangguk, "iya! sahut Siena.
" Maria..lihat saja apa balasan yang akan kau terima dariku," gumam Reegan menatap kepergian mereka berdua, ia mendengus kesal lalu melangkahkan kakinya, Reegan menoleh ke arah Siena sesaat.
Siena mengangkat kedua bahunya menatap Reegan, lalu ia balik badan berjalan ke arah jalan raya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
uli
ia....skrg keenan-maria
regaan-seena...
tunggu konfliknya
2021-08-18
0
Ida Lailamajenun
agak bingung nih alurnya😀bny typo dinama ya😀😀
2021-08-13
0
Horman Mizhy
ini cerita MAFIA ya??
kog ga ada kejam2nya😁😁
2021-07-12
2