Complicated Mission
Rychelle Olyvia mematut dirinya di depan kaca. Hari ini ia akan mulai menjalankan misinya untuk menguak perjudian dan perdagangan narkoba di Kota Metropolitan. Misi penting yang sudah ia persiapkan bersama dengan Abangnya (Komisaris Besar Rychand Olyver) saat ayah kandung mereka (Iptu Ryan One) menghilang tanpa jejak saat mengusut perkara tersebut.
Ia sudah mempersiapkan semua data baru mengenai dirinya yang berubah nama menjadi Rachel Ortisia, Fresh Graduated dari Fakultas Perbankan Kampus Terbaik di Indonesia agar dapat masuk dalam perusahaan Bank One Point. Setelah melewati beberapa tes untuk menjadi pegawai baru, Rychelle pun berhasil masuk menjadi pegawai kontrak selama 3 bulan pertama.
Keseharian Rychelle sebagai Brigadir Polisi yang selalu mengenakan pakaian dinas, membuatnya merasa sedikit aneh saat memakai pakaian feminim milik almarhumah ibunya. Dengan menggunakan kemeja warna hitam yang warnanya sedikit memudar, rok di bawah lutut, dan sepatu dengan heels yang tidak terlalu tinggi membuat Rychelle harus beradaptasi dengan penampilan barunya.
Rambutnya yang panjang sebahu disisir begitu saja dengan polesan make up tipis di wajahnya membuat Rychelle tampak sangat anggun dibandingkan dengan hari biasanya. Ia tidak memerlukan pemerah bibir yang sangat mencolok karena bibirnya memang sudah berwarna merah dari sananya dengan perpaduan kulitnya yang putih meskipun hampir setiap hari ia berada di bawah terik sinar matahari.
Setelah ia rasa cukup, Rychelle mulai keluar dari kamarnya dan tampak Abangnya sedang sarapan bersama kakak iparnya.
"Sudah siap, Rychelle?" tanya Abangnya dan Rychelle langsung menganggukkan kepalanya.
"Tentu saja. Bagaimana penampilanku sekarang?" tanya Rychelle memutar tubuhnya di depan abang dan juga kakak iparnya.
"Sempurna." satu kata terlontar dari mulut Citra, kakak ipar Rychelle. "Segeralah sarapan agar tidak terlambat di hari pertama kau bekerja Rychelle." ucap Citra yang mulai mengambilkan sarapan untuk Rychelle.
Rychelle langsung menyantap sarapannya dan segera berpamitan untuk berangkat lebih dulu agar tidak terjebak dalam kemacetan di jalan.
......🛵🛵🛵......
Sesampainya di perusahaan Bank One Point, Rychelle langsung menemui satpam dan langsung diantarkan ke ruangan Chief Financial Officer (CFO) Molly Ran. Selama di dalam lift, Rychelle terus dipandangi oleh satpam dari atas sampai bawah.
"Pegawai baru?" tanya satpam.
"Yap!" jawab Rychelle singkat dan mantap.
"Cantik sih, sayang gayanya kampungan. Gak cocok jadi pegawai Bank." gumam Pak Satpam pelan tapi masih terdengar di telinga Rychelle.
Rychelle melirik tajam ke arah Pak Satpam dan langsung melihat nama yang tertera di baju satpam tersebut. Setelah merekam jelas siapa nama satpam tersebut, Rychelle kembali menatap lurus ke depan hingga pintu lift terbuka.
Kedatangan Rychelle kali ini bertepatan dengan Molly yang baru saja tiba bersama tunangannya, Alarick Berwyn yang menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) di Bank One Point. Molly pun langsung menyambut kedatangan Rychelle.
"Rachel Ortisia." panggil Molly memastikan nama pegawai barunya.
"Benar Bu Molly." jawab Rychelle mantap sambil sedikit menundukkan kepalanya.
"Jangan panggil ibu, panggil saja Miss Molly." jelas Molly pada Rychelle.
"Nah, sayang. Dia adalah pegawai baru yang aku ceritakan padamu tadi." ucap Molly menunjuk ke arah Rychelle.
Alarick mengamati penampilan Rychelle dari atas sampai bawah.
"Ini sama sekali bukan standar seorang pegawai Bank. Apa kau tidak lihat bagaimana penampilan udiknya ini?" cibir Alarick sangat tidak suka.
Melihat Alarick yang nampak enggan dengan pegawai barunya kali ini membuat Molly tersenyum. 'Aku memang menginginkan pegawai kampungan seperti Rachel agar aku tidak merasa cemburu saat kau bekerja bersama asistenmu, Alarick.' gumam Molly dalam hati.
"Tapi hanya dia yang sangat sesuai untuk menjadi asisten mu, sayang. Kau sangat membutuhkannya untuk membantu pekerjaanmu." rayu Molly.
"Aku tidak suka. Penampilan itu sama saja dengan jalan pikirnya yang pasti sangat kampungan." balas Alarick dengan nada bicara yang sangat sinis.
"Kau!" Alarick menunjukkan telunjuknya tepat di wajah Rychelle.
"Lebih baik kau pulang saja dan mencari pekerjaan sebagai buruh cuci. Karena pekerjaan itulah yang pantas untuk orang kampungan sepertimu." sarkas Alarick yang kemudian meninggalkan Rychelle begitu saja dan masuk ke dalam ruangannya.
'Kenapa seorang pengusaha besar itu selalu saja menjengkelkan? Apa karena harta yang ia punya, menjadikannya jadi semena-mena seperti ini?' gerutu Rychelle dalam hati menahan rasa kesalnya.
Jika ia tidak sedang menyamar, maka dengan mudah ia menyikat orang semacam Alarick.
Molly pun mengikuti langkah Alarick dan terus merayunya agar mau menerima Rachel sebagai asistennya sementara sampai ia mendapatkan asisten yang baru untuk Alarick. Akhirnya Alarick setuju dengan permintaan Molly untuk mempekerjakan Rachel sementara.
Setelah memastikan Alarick setuju, Molly pun keluar dari ruangan Alarick dan menemui Rychelle yang masih berdiri di luar ruangan.
"Rachel, ikutlah denganku. Aku akan memberi tahukan job desc untukmu." ucap Molly masuk ke dalam ruangannya.
Rychelle dengan mantap mengikuti langkah Molly. Sesampainya di dalam ruangan Molly, Rychelle langsung diberitahukan apa saja yang harus ia lakukan sebagai asisten Mr. Alarick.
'Pekerjaan yang sangat mudah jika aku hanya menyusun jadwal meeting Mr. Alarick dan mempersiapkan berkas yang ia perlukan. Aku akan banyak waktu luang untuk menelisik setiap sudut di kantor ini.' gumam Rychelle dalam hati setelah mengetahui apa saja pekerjaannya di sini.
"Apa kau sudah paham apa saja tugasmu, Rachel?" tanya Molly kemudian.
"Siap Miss." jawab Rychelle.
"Wow, luar biasa. Aku sangat suka ketegasanmu. Jangan hiraukan tentang Mr. Alarick yang belum begitu menerimamu. Karena di sini aku yang akan memberikan gajimu." jelas Molly sambil memberikan berkas yang harus Rychelle susun.
Molly kemudian mengantarkan Rachel ke meja kerjanya. "Selamat bekerja, Rachel." ucap Molly kemudian.
"Terima kasih atas kepercayaan anda, Miss." ucap Rachel yang langsung duduk di kursi kerjanya.
Rychelle segera mengerjakan apa yang menjadi tugasnya. Ia sama sekali tidak menemukan sedikit pun kesulitan dalam menyusun jadwal tersebut. Saju jam berlalu, Rychelle selesai menyusun jadwal meeting untuk Alarick.
Setelah selesai, Rychelle langsung mengetuk ruangan Alarick untuk memperlihatkan jadwal yang baru saja ia susun. Alarick yang menerima jadwal yang disusun oleh Rychelle langsung mengecek nya dengan seksama.
Alarick kemudian mengambil pulpen dan mencoret hasil kerja singkat Rychelle.
"Ubah jadwalnya semua, aku tidak akan mengadakan meeting di atas jam 2 siang." ucap Alarick meremas kertas tersebut dan melemparkannya ke arah Rychelle.
"Baik." jawab Rychelle memungut kertas tersebut dan memperbaikinya lagi.
"Huuuh," Rychelle mengusap wajahnya kasar. "Benar-benar sangat tidak berperikemanusiaan." gerutu Rychelle pelan sambil kembali memperbaiki pekerjaannya,.
Sedangkan Alarick yang sengaja membuat pegawai barunya tidak betah menjadi asistennya hanya berdecih sambil mengamati layar CCTV yang ada di dalam ruangannya.
"Enyahlah dari perusahaanku hari ini juga wanita kampungan!" gumam Alarick.
Satu jam berlalu, Rychelle kembali lagi ke ruangan Alarick memperlihatkan jadwal terbaru yang baru ia perbaiki. Kali ini Rychelle benar-benar mengubahnya sesuai dengan permintaan Alarick.
Lagi-lagi Alarick mencoret-coret hasil kerja Rychelle dan dimintanya untuk menyusunnya ulang. Kali ini Alarick meminta ada dua jadwal meeting yang bertepatan dengan jam makan malamnya agar ia bisa melaksanakannya di restoran.
Rychelle pun kembali lagi dan menuruti apa yang diminta oleh Alarick. Hingga waktu menunjukkan pukul 4 Sore, Rychelle sudah enam kali memperbaiki jadwal milik Alarick.
Kini kesabaran Rychelle mulai habis karena seharian penuh ia hanya menghabiskan waktunya di depan komputer tanpa bisa menjalankan misinya sedikit pun. Ia pun menghentakkan langkahnya masuk ke dalam ruangan Alarick dan menunjukkan hasil susunannya yang ke enam.
"Mr, ini adalah revisi yang ke enam kalinya. Mohon diperiksa sebaik mungkin." pinta Rychelle yang sudah menahan amarahnya sejak tadi.
"Apa kau kesal kerja hari ini denganku?" tanya Alarick. "Jika kau tidak suka, lebih baik kau mengundurkan diri hari ini juga."
Rychelle langsung menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak. Saya justru sangat senang dapat bekerja dengan anda."
"Kalau begitu jangan pernah mengumpatku! Karena aku bisa mengamatimu dari CCTV." ucap Alarick sambil menunjukkan ke arah layar CCTV yang ada di sampingnya.
"Baik, Mr." jawab Rychelle yang berusaha setenang mungkin.
Alarick mengecek hasil kerja Rychelle yang ke enam kalinya. Sebenarnya dari hasil kerja Rychelle satu hari ini memperlihatkan bahwa Rychelle sangat cekatan dan bisa diandalkan. Tapi lagi-lagi Alarick meremas kertas tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.
"Apa lagi yang harus saya perbaiki, Mr.?" tanya Rychelle menahan rasa kesalnya.
"Berikan jadwal yang pertama kali kau buat padaku. Setelah itu kau boleh pulang." jawab Alarick yang kemudian berdiri dari kursinya dan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam ruang kerjanya.
"What?!" pekik Rychelle pelan. Ia benar-benar tidak habis fikir dengan kelakuan absurd CEO yang satu ini.
Dengan langkah gontai Rychelle kembali mengeprint jadwal pertama yang ia buat tadi. Untungnya saja ia masih menyimpannya dengan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
penataan kalimatnya bagus dan rapi. meniggalkan kesan awalan yang baik.
fighting for author.
2023-08-04
1
Mommy QieS
aku like n favorit kak, karya nya amazing kak😊😘
2022-10-15
0
Mommy QieS
Subhanallah...sabar Rychelle 😥😥
2022-10-15
0