Rychelle kini sudah menemukan dimana Gedung Rahasia yang tersambung dengan lorong bawah tanah Bank One Point. Tampilan Gedung Rahasia tersebut tidak seperti gedung pada biasanya.
Atapnya benar-benar digunakan sebagai parkiran mobil di lantai tiga Mall Metropolitan. Bangunan ke bawahnya terlhat seperti gedung yang belum selesai dibangun dan tidak memperlihatkan sama sekali jika bangunan itu adalah gedung rahasia yang selama ini menjadi misi besar Rychelle.
Sedangkan akses jalan menuju ke pintu masuk hanya ada satu jalan yang bisa dilalui untuk dua mobil sekaligus menuju ke ruang bawah tanah. Dari tempat Rychelle saat ini, ia bisa melihat beberapa penjaga yang menjaga di pintu bawah.
Bugh! Bugh!
Dari kejauhan terlihat Avega dipukuli oleh tiga orang preman sekaligus tepat di dekat mobilnya yang terparkir. Avega terus melawan, sayangnya perlawanannya tidak membuahkan hasil sama sekali karena lawannya tidak seimbang.
Akhirnya Rychelle keluar dari persembunyiannya dan membantu Avega melawan ketiga orang preman tersebut. Rychelle yang memang sudah menguasai bela diri, dengan mudah memukul dan menangkis serangan ketiga orang preman tersebut.
Pukulan Rychelle di tengkuk preman tadi membuatnya bertekut lutut dan lari terbirit-birit meninggalkan parkiran mobil. Rychelle menepukkan kedua tangannya berkali kali dan mendekat ke arah Avega.
Pelipis Avega tampak lebam dan ujung bibirnya mengeluarkan darah segar. Rychelle dengan sigap membuka pintu mobil Avega yang memang sudah tidak terkunci dan memapahnya masuk ke dalam mobil. Setelah itu Rychelle segera mencari kotak P3K dan mulai mengobati luka di wajah Avega.
"Kau mengikuti aku?" tanya Avega.
"Maaf, aku hanya khawatir. Kau meninggalkanku dengan sangat terburu-buru." jawab Rychelle membuat alasan yang menurutnya Avega bisa menerima alasan yang ia berikan kali ini.
Rychelle mulai membersihkan darah segar yang keluar diujung bibir Avega. "Ssssshhhh." Avega meringis merasakan perih di ujung bibirnya.
"Tahan sebentar. Sakitnya juga tidak akan lama." ucap Rychelle yang dengan telaten mengobati Avega.
Jarak keduanya kini sangat dekat membuat jantung Avega bertalu-talu tidak karuan. Ia dapat memandangi Rychelle dari jarak yang sangat dekat, bahkan ia bisa menghirup aroma tubuh Rychelle yang sangat harum dan ia pun mulai menghafalkan wangi tubuh Rychelle.
Kombinasi aroma bunga Safron dan bunga Lily yang digunakan Rychelle membuat Avega betah berlama-lama berada di dekat Rychelle, bahkan rasa sakitnya juga tidak ia rasakan sama sekali.
"Well Done!" ucap Rychelle yang sudah selesai mengobari luka di wajah Avega. Rychelle langsung membereskan kotak P3K dan menyimpannya kembali di dashboard mobil Avega.
"Terima kasih banyak, Rachel." ucap Avega tulus. "Aku sangat tidak menyangka bela dirimu sangat baik dan luar biasa." puji Avega.
"Ck, aku sudah berlatih bela diri sejak lama. Terlebih saat ayahku meninggal dunia. Aku rasa suatu saat aku pasti membutuhkannya untuk melindungi diriku sendiri." timpal Rychelle.
"Kau bisa pulang sendiri kan?" tanya Rychelle. "Hati-hati saat mengendarai mobil di jalan."
Avega cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Apa kau bisa mengantarkan aku pulang ke rumah, Rachel?" pinta Avega.
Rychelle terdiam tidak langsung menjawab permintaan Avega.
"Please." Avega memohon dengan memperlihatkan wajahnya yang sendu. "Tanganku masih sakit untuk bergerak karena pukulan tadi." tambah Avega memberi alasan.
"Baiklah." jawab Rychelle yang kemudian berpindah ke tempat kemudi mobil. Sedangkan Avega tetap duduk di belakang karena dari situ ia bebas memandangi wajah wanita pujaan hatinya dari kaca spion.
Rychelle pun meminta alamat rumah Avega dan langsung menyalakan maps di mobil Avega.
...💫💫💫...
Sesampainya di Mansion Avega, Rychelle turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk Avega dan memapahnya masuk ke dalam Mansion.
"Avega, ada apa denganmu?" tanya Daddy Liber Ran kepada putranya.
"Hanya keributan kecil dad, untung saja ada Rachel yang membantuku tadi." jawab Avega.
"Kenalkan, ini Rachel Ortisia. Pegawai baru di bank One Point." Avega memperkenalkan Rychelle kepada daddynya.
"Nama yang sangat cantik, secantik orangnya." puji Liber Ran. "Kenalkan aku Liber Ran, daddynya Avega." Liber Ran mengulurkan tangannya pada Rychelle dan Rychelle langsung menjabat tangan Liber Ran.
"Rachel." ucap Rychelle memperkenalkan dirinya.
"Dad, tolong temani Rachel sebentar ya. Aku akan mengganti bajuku dulu." pinta Avega dan Liber Ran pun mengangguk.
Setelah Avega masuk ke dalam kamarnya, kini Liber Ran mengajak Rychelle mengobrol. Awalnya Rychelle sedikit kaku, namun lama-kelamaan ia bisa menguasai dirinya di hadapan Daddy Avega.
"Terima kasih sudah menyelamatkan putraku. Keluarga kami memang sering mendapatkan serangan mendadak seperti itu dari lawan bisnis kami." ucap Liber Ran membuka obrolan.
"Sama-sama, Tuan. Saya juga kebetulan tadi berada tidak jauh dari Avega." jawab Rychelle santun.
"Jangan panggil Tuan, Rachel. Panggil saja Om." pinta Liber Ran.
Percakapan mereka berdua pun berlanjut menceritakan tentang keseharian Rachel dan juga Liber Ran yang sangat suka bermain catur. Tak lama kemudian asisten rumah tangga datang dan menyuguhkan minuman serta kudapan untuk Rychelle.
"Saya juga suka bermain catur, Om. Tapi mungkin tidak selihai om Liber yang sudah menguasai papan catur." ucap Rychelle sambil menyesap minumannya.
"Oh yaa. Bagaimana jika sore ini kita bermain catur di taman samping rumah?" ajak Liber Ran dan Rychelle pun mengangguk setuju.
Keduanya pun menuju taman dan Liber Ran langsung membuka kotak papan catur. Tangan Rychelle pun terulur memasang pion pion di atas papan catur.
Mereka berdua bermain dengan santai sambil bercerita. Kali ini Liber terus memuji kepiawaian Rychelle bermain catur karena lawan mainnya kali ini sangat sulit untuk ia kalahkan.
"Ck ck, kau sangat pandai bermain catur, Rachel. Sedari tadi bermain catur, baru kali ini aku harus berfikir keras bagaimana mengalahkan lawan mainku." gumam Liber Ran yang masih fokus memandangi papan caturnya.
"Skak Mat!" ucap Rychelle saat menggerakkan pionnya dan membuat posisi raja milik Liber Ran tercekik dan tidak memiliki ruang gerak karena terjebak dalam posisi yang padat akibat buah bidak-nya sendiri.
Liber Ran menepuk jidatnya sendiri saat melihat posisi pion yang tidak bergerak, kemudian posisi raja berada di belakangnya, dan terkena jebakan karena posisi jalan dan ruang bebas yang tertutup.
"Kau sungguh luar biasa, Rachel." puji Liber Ran. "Kau benar-benar mengingatkan aku pada seorang sahabat yang tidak bisa aku kalahkan setiap bermain catur." ucap Liber Ran memandang takjub ke arah Rychelle.
"Om bisa aja. Bukankah ini hanya permainan biasa?" timpal Rychelle santai.
Tak lama kemudian Avega muncul dengan wajah yang tampak segar setelah mandi.
"Waaaaah, kalian sedang bermain catur ya?" tanya Avega melihat papan catur di antara daddynya dan Rychelle.
"Ya, dan Daddy dikalahkan oleh Rachel kali ini." jawab Liber Ran dan seketika Avega tertawa terbahak-bahak.
"Akhirnya, setelah sekian lama aku nantikan. Sekarang aku bisa melihat wajah Daddy yang sedang kalah bermain catur." celetuk Avega.
"Kau tau Rachel, selama ini tidak ada yang bisa mengalahkan Daddy ku bermain catur. Sayangnya Daddy tidak pernah mau ikut kejuaraan catur sama sekali." ucap Avega.
"Hemmm, kau ini ya malah buka kartu Daddy. Ya sudahlah, Daddy masuk dulu." ucap Liber Ran.
"Oh iya Rachel, aku sangat ingin kau makan malam di sini." pinta Liber Ran. "Entah mengapa aku jadi sangat ingin mengenalmu lebih dekat."
Rychelle yang tadinya sudah sangat ingin pulang ke rumah akhirnya menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan Liber Ran.
"Emmm." Avega berdehem melihat Rychelle yang membereskan papan catur.
"Sepertinya Daddy menyukai lawan bermain caturnya kali ini." tukas Avega senang. Ia tidak menyangka daddynya nampak senang dengan kehadiran Rychelle.
Sudah lama sejak kematian Mommynya, Daddy tidak seceria hari ini.
"Memangnya kau tidak pernah menjadi lawan main daddymu?" tanya Rychelle.
"Sering dan tentunya juga selalu kalah. Kata Daddy hanya ada beberapa orang saja yang bisa mengalahkan Daddy dalam bermain catur. Dan kini kau adalah orang yang masuk dalam daftar orang yang dapat mengalahkan Daddy." jelas Avega.
"Oh ya?" tanya Rychelle dan Avega langsung menganggukkan kepalanya.
"Memangnya siapa saja yang biasa mengalahkan daddymu sebelumnya?" tanya Rychelle kemudian.
"Tentu saja sahabat Daddy. Ia memiliki genk catur sejak masih sekolah. Ayah Mr Alarick adalah sahabat Daddy yang kemudian menjodohkan putranya dengan Kak Molly demi kesuksesan bisnis."
"Tapi bukan om Ludolf yang mengalahkan Daddy, Karena setiap mereka bermain, hasilnya selalu saja seri." jelas Avega.
"Lalu siapa yang berhasil mengalahkan Om Liber setiap bermain catur?" tanya Rychelle.
"Namanya Ryan One." jawab Avega.
Mendengar nama ayahnya terucap dimulut Avega, membuat hati Rychelle bergemuruh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
SimBoK
ayahku... batine Rychelle
2022-10-20
0
SimBoK
mau dong sekali-sekali lawan Rychelle main catur 😂
2022-10-20
0
Itarohmawati Rohmawati
seruu
2022-08-26
1