Rychelle kini dibawa Alarick ke salon, tetapi Rychelle menolak untuk dipoles dengan make up yang tebal. Akhirnya ia hanya mengganti bajunya yang ia kenakan dengan dress selutut, rambut bobnya dirapikan sedikit dan wajahnya diberi riasan yang natural.
"Tuan Alarick," panggil kapsalon. "Nona Rachel sudah siap."
Alarick yang sedang sibuk dengan ponselnya langsung mengangkat kepalanya. Seketika dirinya terpaku memandangi Rychelle yang tampak lebih anggun dan cantik dari biasanya. Bukan hanya cantik dan anggun, penampilan Rychelle justru sangat memukau dan elegan dengan dress yang tampak sangat pas ditubuh rampingnya.
"Rachel, kamu..."
"Maaf Mr, aku sendiri yang minta kapsalon untuk tidak memoles wajahku dengan make up yang tebal." ucap Rychelle yang mengira Alarick akan protes dengan make up natural nya.
"Bukan itu maksudnya, emm kamu..."
"Saya memang tidak secantik Miss Molly, Mr. Ayo kita harus segera pergi. Hari sudah mulai malam." ucap Rychelle mendahului Alarick menuju ke mobil.
"Huft, bisa-bisa nya lidahku kelu hanya untuk mengatakan bahwa ia sangat cantik." gerutu Alarick dalam hati. Ia pun bergegas mengikuti langkah kaki Rychelle.
"Tunggu Rachel." Alarick menahan tangan Rychelle yang hendak meraih handle pintu mobil Alarick.
"Biarkan aku yang membukakan mobil untukmu." ucap Alarick sambil membukakan pintu untuk Rychelle.
Rychelle pun langsung masuk ke dalam mobil dan Alarick menutup pintu mobil pelan. Setelah itu ia menyusul masuk ke dalam mobil dan mulai memakai seat beltnya.
"Rachel, aku menaruh kepercayaan besar terhadapmu untuk apa yang akan kita lalui ke depannya. Ingat kata-kataku! Apa pun yang kau ketahui nantinya, tutup mulutmu dan simpan rapat-rapat apa yang menjadi rahasia besar perusahaan milikku." ucap Alarick sebelum menjalankan mobilnya.
"Aku yakin anda tidak pernah salah untuk memilih orang yang bisa anda percaya, Mr." balas Rychelle yang sudah tidak sabar untuk mengetahui dimana sebenarnya letak Gedung Rahasia yang digunakan untuk berjudi dan perdagangan narkoba.
Alarick pun tersenyum simpul dan segera menjalankan mobilnya. Sedangkan perasaan berkecamuk kini memenuhi dada Rychelle. Di salah satu sisi, misi besarnya sudah mendapatkan titik terang yang sangat menjanjikan. Namun di sisi yang lain Rychelle sangat takut jika Alarick tidak dapat memenangkan taruhan ini.
Perlahan Alarick menggenggam tangan Rychelle. "Jangan takut, Aku bertanggung jawab atas dirimu, Rachel." ucap Alarick menenangkan kegugupan Rychelle.
Rychelle melepaskan genggaman Alarick tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Semua yang terjadi di depannya saat ini benar-benar sangat membingungkan. Terlebih sikap Alarick yang berubah 180 derajat sejak pulang dari dinas di luar kota.
Mobil Alarick mulai memasuki parkiran Mall Metropolitan dari arah pintu sebelah barat, setelah itu masuk ke dalam lorong jalan turunan dan kini nampak beberapa penjaga dengan tubuh yang kekar di depan pintu masuk.
Rychelle mengamati semuanya dengan seksama karena pintu yang di depannya adalah pintu yang ia lihat saat ia menyusuri lorong bawah tanah yang terhubung dengan Perusahaan Bank One Point.
"Kau siap, Rachel?" tanya Alarick dan Rychelle pun menganggukkan kepalanya. Kini Rychelle memasuki Gedung Rahasia yang sudah menjadi incarannya akhir-akhir ini.
Suasana gemerlap memenuhi gedung tersebut dengan sorotan lampu yang beraneka macam warna. Suara dentuman musik yang dimainkan seorang Disc Jockey membuat semuanya terasa seperti Club Malam.
Ya, gedung yang Rychelle masuki saat ini adalah salah satu Club Malam di kota ini. Nampak beberapa bartender menyiapkan pesanan dari para pengunjung. Tidak hanya itu, semerbak aroma alkohol juga tercium pekat di hidung Rychelle.
Tapi ternyata ia tidak berhenti di situ karena Alarick kemudian mengajaknya untuk masuk melewati pintu yang tampak seperti pintu darurat. Mata Rychelle kembali terbelalak saat dibalik pintu tersebut ternyata ada lift yang dijaga ketat oleh dua orang penjaga bertubuh kekar.
Keduanya tampak membungkukkan sedikit tubuh mereka untuk memberi penghormatan kepada Alarick. Kini Alarick dan Rychelle masuk ke dalam lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai selanjutnya.
"Aku tahu jika ini adalah pertama kalinya untukmu. Tapi gerak tubuhmu justru memperlihatkan bahwa kau tidak terlihat kaku sama sekali. Great job for you, Rachel. Tenang saja, aku akan mengirim bonus tersendiri ke Rekening Barumu nanti." ucap Alarick panjang lebar.
"Baik, Mr." jawab Rychelle singkat.
Tak lama kemudian pint lift terbuka lebar. Kini mata Rychelle disuguhi beberapa meja casino di depan matanya dan segerombolan orang dari kalangan elite yang mengenakan jas mahal mengelilingi disetiap tepi meja.
Rychelle benar-benar melihat secara live permainan Roulette, Blackjack, Creps, Slot Machine (Jackpot), bahkan juga Lempar paser / bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran) hingga permainan yang biasa dimainkan yaitu Poker.
Saat sedang mengamati di setiap sudut ruangan besar tersebut, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namanya dan membuat Rychelle langsung menoleh ke arah suara itu.
"Rachel," panggil Avega. "Apa yang membuatmu datang kemari?" tanya Avega penasaran.
"Aku datang dengan Mr Alarick." jawab Rychelle membuat Molly yang berdiri di samping Avega langsung mengerutkan dahinya.
"For what?" tanya Molly dengan tatapan yang mengintimidasi.
Alarick tidak langsung menjawab pertanyaan Molly, ia justru mengajak Molly, Rychelle dan juga Avega menuju ruang judi VIP yang biasa mereka gunakan. Setelah semuanya duduk, Alarick pun menjelaskan tentang permasalahan yang sedang ia hadapi, mulai dari kemenangan tender sampai saat papinya dibawa paksa oleh Chicko.
"Lalu, apa hubungannya dengan membawa Rachel kemari?" tanya Avega dengan tatapan tajam ke arah Alarick.
"Chicko menginginkan Rachel dan memintanya untuk dijadikan sebagai bahan taruhan dalam permainan malam ini." jawab Alarick.
Bugh! Pukulan Avega seketika mendarat tepat di rahang Alarick saat mengetahui bahwa Rychelle dijadikan sebagai bahan taruhan.
"Kau sudah gila ya?!" gertak Avega tidak terima.
Melihat tunangannya di pukul oleh adiknya sendiri membuat Molly langsung mendekat ke Alarick dan menjauhkannya dari Avega.
"Avega! Apa yang sudah kau lakukan?" teriak Molly. Bibir Alarick pun seketika mengeluarkan darah segar.
"Aku tidak akan mengizinkan Rachel menjadi tumbal meskipun kau sering memenangkan permainan, Al!" ucap Avega tegas.
"Ayo Rachel, kita pergi dari sini." ajak Avega sambil menarik tangan Rychelle.
"Jangan bawa Rachel pergi!" teriak Alarick dan langsung menahan Avega yang ingin membawa Rychelle keluar dari ruangan itu.
"Papi dalam bahaya, Avega." ucap Alarick. "Dan Chicko hanya menginginkan Rachel sebagai tebusan Papi kembali. Aku tidak akan menjadikannya tumbal atau apapun itu karena aku pastikan aku akan memenangkan permainan malam ini."
"Tapi kau menjadikannya bahan taruhan, Ogeb!" umpat Avega dengan mendorong tubuh Alarick.
"Jaga ucapanmu, Avega!" hardik Molly yang tidak terima tunangannya dikatakan bego oleh adiknya. "Dia itu calon kakak iparmu. Lagi pula Al juga tidak bermaksud sama sekali untuk menjerumuskan Rachel." ucap Molly.
Tetapi Avega tetap bersikukuh untuk membawa Rychelle keluar dari pertaruhan gila ini sampai akhirnya Rychelle menepuk bahu Avega pelan.
"Ega," panggil Rychelle membuat amarah Avega yang tadinya meluap, kini langsung berubah menjadi dingin. "Aku yakin Mr Alarick membawaku hanya untuk menyelamatkan papinya. Ia sama sekali tidak ada niat jahat terhadapku. Bahkan aku pun sangat percaya jika Mr Alarick akan memenangkan permainan ini." ucap Rychelle angkat suara untuk mengurangi ketegangan diantara Avega dan Alarick.
"Bagaimana jika Al kalah?" tanya Avega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
SimBoK
akankah si bos menang atau menangis 🤔
2022-10-20
0
Si Centil Ayana
Molly sebenarnya baik sih. tapi aku suka kalo alarick berpaling dari molly dan memilih rychelle
2022-08-11
5
Emak
kalau kalah???hmmmm🤔🤔🤔 hancurkan saja si chicko pakai bom atom🤣🤣🤣
2022-08-09
5