"Bagaimana jika Al kalah?" tanya Avega.
"Aku akan tetap mengikuti Tuan Chicko sesuai dengan apa yang ia minta, tetapi dengan syarat tertentu. Lagi pula, aku juga akan tetap bekerja di Bank One Point sesuai dengan kontrak kerja untuk 3 bulan ini." jawab Rychelle.
"Tapi, Rachel..."
"Ega, It will be okey." ucap Rychelle meyakinkan Avega pun kini menyerah untuk tetap membiarkan Rychelle menjadi bahan taruhan.
Alarick dan Molly kini dapat bernafas lega saat mendapati Avega yang sudah tidak semarah tadi.
Tak berapa lama, Chicko pun datang bersama dengan Bayu dan juga Ludolf Berwyn yang tampak sedikit pucat.
"Papi." panggil Alarick yang cepat-cepat menyambut kedatangan papinya. Sayangnya tangan Bayu langsung menahan Alarick untuk tidak bertemu dengan papinya.
"Maaf Tuan Alarick yang terhormat, Kau tidak bisa menemui Tuan Ludolf sebelum kau mengalahkan aku malam ini." ucap Chicko.
"Atau kau mau menukarnya langsung dengan Rachel Ortisia?" tanya Chicko dengan senyum smirknya.
"Alarick, lebih baik serahkan saja Rachel kepada Chicko agar Papi bisa terbebas." pinta Ludolf Berwyn.
"That's no fair, Papi. Aku akan tetap bermain untuk melawannya." ucap Alarick.
Chicko pun terkekeh mendengar ucapan Alarick kali ini. "Baiklah, kita akan bermain semalam suntuk kali ini karena aku akan menantangmu dengan Roulette, Slot Machine (Jackpot), Lempar Paser dan juga Lempar Dadu."
Mendengar semua permainan yang mengandalkan keberuntungan tersebut membuat Avega kembali meradang. "What?!" pekik Avega. "Jika seperti ini lebih baik aku membawa Rachel pulang." ucapnya gusar.
"Tentu saja tidak bisa, Avega." balas Chicko. "Bayu, bawa Rachel ke ruang belakang bersama dengan Tuan Ludolf Berwyn!" perintah Chicko. "Dan pastikan dia baik-baik saja karena aku tidak mau Wanitaku tergores sedikit pun."
"Cih, perbaiki kalimatmu, Chicko!" gertak Avega tidak terima saat Rychelle dikatakan sebagai wanitanya. Tapi Molly langsung mengingatkan Avega untuk tetap tenang.
Kini Rychelle dibawa bersama dengan Ludolf Berwyn ke tempat khusus yang biasa digunakan sebagai tempat singgah wanita malam yang sering menemani para pemain judi.
"Aku sangat tidak paham apa menariknya dirimu. Aku lihat Chicko sangat menginginkan dirimu dan begitu juga dengan Avega." ucap Ludolf Berwyn kepada Rychelle.
"Bahkan aku lihat baru kemarin putraku menggendong seorang wanita, dan sayangnya wanita itu adalah orang bawahan sepertimu." lanjutnya lagi.
"Kenapa tidak anda tanyakan sendiri saja kepada mereka, Tuan Ludolf Berwyn yang terhormat?" tanya Rychelle sambil berdiri di balik kaca tebal. Kini ia hanya dapat memandang perlawanan antara Alarick dan Chicko dari balik kaca tersebut.
"Kau seharusnya tahu diri. Wanita sepertimu lebih baik bergabung saja dengan perusahaan Chicko dari pada bergabung dengan perusahaan milikku." ucap Ludolf Berwyn yang masih terdengar sangat ketus.
"Maaf Tuan Ludolf, lebih baik anda diam daripada membuat Nona Rachel tidak nyaman!" ucap Bayu memberi peringatan kepada Ludolf Berwyn.
"Ck, dasar aneh!" gumam Ludolf Berwyn yang kemudian menutup mulutnya.
🍀
🍀
🍀
Sedangkan kini Alarick dan Chicko sudah saling berhadapan dan siap untuk memainkan Roulette. Seorang bandar yang sudah mereka pilih mulai melemparkan sebuah bola putih kecil yang berputar dan akhirnya akan mendarat pada salah satu petak dari angka-angka yang ada di meja.
Sedangkan Alarick dan juga Chicko mulai berkonsentrasi untuk meletakkan tanda yang mereka pegang pada angka yang berkaitan dengan kotak-kotak untuk menebak kemungkinan di mana bola mendarat.
Bola terus berguling membuat semuanya menunggu, siapakah yang akan memenangkan pertandingan pertama ini.
Klik! Bola berhenti dan sang bandar terpilih langsung mulai menghitung cepat.
"Seri!" ucapnya membuat senyum di bibir Chicko langsung merekah lebar. Sedangkan Alarick langsung mengusap wajahnya kasar.
Melihat Alarick gusar membuat Rychelle hanya mampu menggigit bibir bawahnya. Bohong besar jika ia tidak merasa takut sedikit pun.
"Seri? Bermakna bisa jadi aku nanti akan ditukar denganmu, Rachel. Alarick akan membawaku pulang dan Chicko akan membawa mainan barunya pulang ke rumah juga." celetuk Ludolf Berwyn membuat Rychelle makin merasakan ketakutan.
"Yang anda katakan benar, Tuan Ludolf Berwyn. Hanya saja persaingan ini baru di titik awal dan masih lama untuk mencapai final." ucap Bayu membenarkan ucapan Ludolf.
Sedangkan Rychelle terus saja berdoa agar dia kali ini jatuh pada tangan yang tepat. Dari kejauhan ia juga melihat Avega yang tampak mengepalkan tangannya saat mengetahui hasil permainan awal Alarick.
"Roulette is done. Now, move to throw passer." ajak Chicko yang mengajak Alarick beralih pada permainan yang sering dilakukan oleh para pebisnis, lempar paser.
"Fokus, Al." ucap Avega dan Alarick pun menganggukkan kepalanya.
Throw passer kali ini adalah keahlian Alarick selama bermain judi dengan pebisnis besar manca negara karena ia selalu memperhitungkan keuntungan angka ata hasil yang ia peroleh dari permainan ini.
"Avega," panggil Molly saat Alarick sudah mulai berpindah tempat. "Apa kau mencintai, Rachel?" tanya Molly sambil menatap adik laki-lakinya itu.
"Entahlah. Aku rasa aku hanya mengaguminya." jawab Avega.
"Aku tidak pernah mendapatimu begitu mengkhawatirkan seorang gadis. Dan baru kali ini aku dengar kau begitu membela dia dan bahkan melawan calon kakak iparmu sendiri." ucap Molly.
"Karena tunangan mu itu keterlaluan Kak." timpal Avega kesal. "Dia sama sekali tidak bisa berfikir sampai menjadikan Rachel sebagai bahan taruhan."
Molly yang tidak terima dengan apa yang diucapkan Avega pun langsung mencubit lengan adiknya dengan sedikit kencang. "Bukan AL yang menginginkan itu. Kau dengar sendiri kan jika dia hanya mengikuti permintaan Chicko." sanggah Molly dan Avega hanya mengedikkan bahunya.
Kali ini Avega tidak ingin membicarakan masalah ini karena ia ingin fokus pada Alarick yang sudah mulai bersiap siap melemparkan anak panahnya ke papan.
Lemparan Alarick yang pertama anak panahnya mendarat di bagian merah dari bullseye, Alarick pun mendapat nilai 50. Sedangkan lemparan Chicko mendarat di lingkaran dalam yang berwarna hijau (triple ring), dan ia mendapat nilai tiga kali lipat dari angka pada bagian itu sebesar 57.
Lagi-lagi Chicko memperlihatkan senyum smirknya ke arah Alarick. "Lebih baik kau mundur saja dan serahkan Rachel padaku. Dan kau tidak akan merasa rugi karena kau bisa mendapatkan papimu lagi." bisik Chicko sambil menepuk bahu Alarick.
"Aku tidak akan menyerahkan Rachel, meskipun aku kalah dalam permainan ini." ucap Alarick yang sontak membuat Chicko tertawa lepas.
Kini Chicko melempar anak panahnya lebih dulu dan mendarat tepat di samping lemparan Alarick yang pertama. Poin Chicko pun kini bertambah 50.
"Jangan serakah, Tuan Alarick. Bukankah kau sudah memiliki tunangan dan sebentar lagi akan menikah dengannya?" timpal Chicko membuat Alarick semakin kesal dan kembali melemparkan anak panahnya.
Saat ank panah Alarick mendarat dengan sempurna, tiba-tiba terdengar suara Rychelle berteriak dari ruang kacanya dan membuat Molly dan Avega langsung berlari ke arahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
SimBoK
lah, nyapo kok mbengok🤔
2022-10-20
0
Si Centil Ayana
Haduuuuuh. Deg deg serrr ini mah. menang atau kalah sih?
2022-08-28
1
PEARL 😍
Anak
2022-08-13
0