Rychelle tidak begitu khawatir saat mengetahui dirinya terkunci di dalam ruang kosong tersebut karena ia melihat jendela yang tidak terlalu tinggi sebagai jalan keluarnya nanti.
Rychelle mengedarkan pandangannya menyapu ruang kosong tersebut. Tidak ada barang apapun di dalam. Hanya ruangan kosong yang kecil dengan luas 4 meter persegi dengan satu foto besar yang ditempel di dinding.
Yang membuat Rychelle terbelalak adalah saat ia melihat ada foto almarhum ayahnya saat masih muda dalam foto tersebut yang berdiri di tengah dan diapit oleh dua orang pria disamping kanan dan kirinya. "Kenapa ada foto ayah di sini?" gumam Rychelle mengamati foto tersebut.
Tepat di bawah foto tersebut tertulis nama dari ketiga pria yang ada di dalam foto.
"What?!" pekik Rychelle terkejut sambil menutup mulutnya. Rychelle mencoba mengingat nama belakang Alarick dan juga Molly.
"Jangan-jangan Alarick Berwyn adalah putra dari Ludolf Berwyn, sedangkan Molly Ran putri dari Liber Ran." gumam Rychelle. "Dan mereka berdua adalah putra putri dari sahabat ayah."
Rychelle mulai berfikir keras tentang petunjuk yang baru saja ia dapatkan. Selama ini ia memang tidak pernah bertemu dengan pria yang ada dalam foto bersama ayahnya. Dapat diambil kesimpulan sementara, bahwa enam tahun yang lalu ayahnya hilang saat menguak perjudian dan perdagangan terbesar yang dilakukan oleh kedua sahabatnya.
"It is a Complicated Mission." gumam Rychelle yang kemudian berbalik dan menuju jendela yang ada di ruangan tersebut dan berusaha untuk memanjatnya.
Tidak sulit bagi Rychelle untuk keluar dari ruangan tersebut. Saat ia berhasil sampai di mulut jendela dan siap untuk melompat. Tanpa sengaja ada sepasang mata yang menangkap aksinya kali ini.
Sepasang mata itu mengamati Rychelle yang siap melompat dari jendela. Satu... Dua... Tiga.. Rychelle terjatuh dengan sempurna di atas tanah dan langsung berdiri sambil menepuk roknya yang sedikit kotor. Setelah itu Rychelle langsung menuju ke parkiran motor dan pulang.
...🛵🛵🛵...
Sesampainya di rumah, Rychelle langsung membersihkan tubuhnya dan masuk ke kamar mendiang orang tuanya untuk mencari tahu tentang masa lalu ayahnya sebelum menjadi seorang polisi.
Rychelle mengecek satu per satu tumpukan album foto yang tersimpan di dalam lemari ayahnya. Sayangnya ia hanya menemukan foto keluarga saja, sejak dirinya dan kakaknya saat masih kecil. Bahkan foto pernikahan orang tuanya saja hanya yang tertempel di dinding tanpa ada album satu pun.
"Apa yang sedang kau cari di sini?" tanya Rychand yang baru saja pulang dari kantor.
Rychelle memperlihatkan album foto yang sedang dipegangnya. "Apa kakak pernah melihat album foto pernikahan ayah dan ibu?" tanya Rychelle.
Rychand menggelengkan kepalanya. "Bahkan kakak sama sekali tidak berani masuk ke dalam kamar ayah dan ibu saat mereka masih hidup." jawab Rychand sambil berjongkok di samping Rychelle.
"Ibu pernah mengatakan bahwa sangat tidak sopan jika seorang anak masuk ke kamar orang tuanya, apalagi tanpa izin atau mengetuk pintu." ucap Rychand sambil mengusap kepala Rychelle.
"Bagaimana misimu hari ini?" tanya Rychand kemudian.
Rychelle pun akhirnya menceritakan tentang keberhasilannya dalam meretas CCTV dan penemuan foto ayah mereka saat masih muda bersama dengan dua orang pria yang bisa dipastikan mereka berdua adalah sahabat dari Ryan One, ayah mereka.
Rychelle memperlihatkan gambar foto di dinding ruang kosong tersebut yang sempat ia ambil tadi kepada Rychand. Foto ayahnya saat muda memang terlihat mirip sekali dengan Rychand, sayangnya Rychand sendiri sama sekali tidak mengenal siapa pria yang ada dalam foto tersebut.
"Aku mengandalkanmu dek. Selidiki terus sampai misi kita berhasil." ucap Rychand dan Rychelle pun langsung menganggukkan kepalanya.
...⛅⛅⛅...
Keesokan harinya, Rychelle kembali datang lebih dulu dari Alarick dan langsung menuju ke ruang kerjanya. Ia langsung menyalakan komputer di meja kerjanya dan mempersiapkan laporan hasil meeting kemarin dan membuat bahan meeting untuk hari ini.
Brakkk! Alarick datang sambil menggebrak meja kerja Rychelle. "Ke ruanganku sekarang!" suara bariton Alarick pagi ini benar-benar hampir memecahkan gendang telinga Rychelle.
Alarick langsung masuk ke dalam ruangannya dan menutup pintunya kencang. Sedangkan Molly kini masih berdiri di dekat meja kerja Rychelle.
"Rachel, apa kau membuat kesalahan?" tanya Molly.
"Tugas saya kemarin tidak ada masalah Miss.." jawab Rychelle.
"Aku akan menemanimu menghadapi tunanganku. Tenang saja dan tidak perlu takut." ucap Molly mengantar Rychelle ke ruangan Alarick.
Alarick tampak berdiri di samping jendela ruangannya sambil berkacak pinggang. Dari jendela ruangannya, memang tampak pemandangan hiruk pikuk keramaian Kota Metropolitan.
"Katakan padaku, apa yang sudah kau lakukan di dalam ruang kosong di lantai bawah? Kamu mata-mata ya? Apa yang sedang kau cari di sini, hah!!!? " tanya Alarick yang mulai terdengar seperti mengintimidasi.
"Saya kemarin memang tidak sengaja terkunci di dalam ruangan kosong. Saya juga tidak tahu Mister, bagaimana ceritanya sampai saya bisa masuk ke dalam dan tidak bisa keluar. Untungnya saya bisa keluar melewati jendela." jelas Rychelle tanpa ada rasa takut sedikit pun.
"Bohong!!" gertak Alarick sambil mencengkeram bahu Rychelle. Kini kedua netra mereka saling bertemu. Alarick buru-buru mengalihkan pandangannya dan sedikit mendorong tubuh Rychelle hingga terdorong dan hampir mengenai Molly.
"Sayang," panggil Molly sambil memegang tangan Alarick. "Aku rasa Rachel berkata yang sebenarnya. Bukankah kau juga tahu jika setiap pegawai baru pasti terkunci di ruang itu?" ucap Molly membuat Rychelle sang terkejut.
Ia pikir hanya dia saja yang terkunci di dalam ruang kosong itu, ternyata pegawai baru yang lain pun juga mengalami hal yang sama dengan dirinya.
"Tapi aku sama sekali tidak percaya, Molly." sarkas Alarick. "Aku yakin dia pasti penasaran dengan ruang kosong itu. Sama dengan pegawai baru yang lain."
"Saya bahkan tidak tahu jika ada ruang kosong di sana. Mr." ucap Rychelle.
"Aku tidak peduli. Yang jelas kau sudah melanggar lagi peraturan dalam perusahaan ini." gertak Alarick tidak suka.
"Sekarang kau bisa pilih, mau potong gaji atau angkat kaki dari perusahaan ini?" tanya Alarick.
Sungguh, jika harus memilih, Rychelle lebih baik angkat kaki dari perusahaan ini dari pada terus menerus menghadapi orang gila semacam Alarick. Tapi lagi-lagi ia hanya memikirkan tentang kesuksesan misi yang sedang dibawanya.
Terlebih petunjuk yang ia dapat kemarin sore membuatnya semakin mantap untuk menjalankan misi yang sangat rumit ini.
"Saya memilih potong gaji karena saya memang sangat membutuhkan pekerjaan ini, Mr." jawab Rychelle mantap.
Mendengar pilihan Rychelle kali ini ini, justru membuat Alarick semakin merendahkan Rychelle.
"Cih, memang hanya wanita kampungan sepertimu lah yang memiliki mental baja. Sangat tidak tahu malu berpenampilan seperti ini dan masih enggan untuk meninggalkan perusahaanku." cibir Alarick.
"Keluar dan segera kerjakan tugasmu!" perintah Alarick dan Rychelle langsung undur diri dari hadapan Alarick.
Sedangkan Molly yang melihat tunangannya sangat tidak menyukai Rachel Ortisia, pegawai pilihannya langsung mendekati Alarick dan memeluk lengannya dengan sangat erat.
"Sayang, bukankah sikapmu tadi itu sangat keterlaluan?" tanya Molly. "Aku lihat hasil kerja Rachel lumayan bagus dan tepat waktu. Sesuai dengan apa yang kau butuhkan. Jika masalahnya hanya pada pakaian atau penampilan, aku bisa meminta untuk merubahnya. Sesuai dengan keinginanmu. Bagaimana?"
"Terserah," jawab Alarick dingin. Alarick melepaskan pelukan Molly dan duduk ke kursi kerjanya.
Sedangkan Molly yang sudah sangat faham sikap Alarick langsung keluar dari ruang kerjanya. "Ck, dia sama sekali tidak berubah. Meskipun sudah bertunangan denganku, tapi sikapnya selalu saja dingin mengalahkan es batu." gerutu Molly pelan sambil menutup pintu ruangan Alarick.
Rychelle yang mendengar Molly menggerutu pun pura pura tidak mendengarnya dan fokus pada pekerjaannya. 'Tunangannya aja ngeluh sama sikap Alarick. Apalagi orang lain yang gak kenal dia sama sekali.' gumam Rychelle dalam hati.
"Rachel, nanti siang temui Avega Ran, Manager Keuangan di ruangannya dan minta seragam padanya. Dan aku harap mulai besok kau bisa merubah penampilanmu." ucap Molly.
"Baik, Miss." Jawab Rychelle sambil menganggukkan kepalanya.
...🕚🕚🕚...
Jam istirahat pun tiba, Rychelle bergegas menuju ke ruangan Manager Keuangan untuk meminta seragam padanya. Ia pun mengetuk pintu ruangan Avega saat tiba di depannya.
"Masuk." teriak Avega dari dalam.
Perlahan Rychelle membuka pintu ruangan Avega dan masuk ke dalam. "Saya Rachel Ortisia, pegawai baru di sini yang diperintahkan Miss Molly untuk meminta seragam kepada anda." ucap Rychelle memperkenalkan diri.
Avega memperhatikan Rychelle dengan seksama dan mengulurkan tangannya ke arah Rychelle. "Kenalkan, aku Avega Ran. Selamat bergabung di perusahaan ini Rachel."
"Terima kasih, Mister." jawab Rychelle yang segera melepas uluran tangan Avega.
"Jangan terlalu formal denganku. Panggil saja Ega." ucap Avega yang kemudian mengambilkan seragam untuk Rychelle.
Setelah Rychelle menerima seragamnya, ia pun langsung undur diri dari ruangan Avega.
"Gadis yang menarik." gumam Avega. "Gayanya memang kampungan, tapi wajahnya sangat cantik natural meski tanpa polesan make up yang tebal." ucap Ega.
"Tapi tunggu, kenapa aku sangat tidak asing ya dengan wajah itu?" tanya Avega pada dirinya sendiri yang mulai mengingat ingat dimana ia bertemu dengan pegawai baru yang baru saja meminta seragam padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
afrena
ck y tentu gk asinglah klu pernah kena tilang kali ama rachel.
2022-11-20
2
Bunda Alza
hayoo.... ati² Chel sdh ada yg merasa mengenalmu
2022-10-18
1
Mommy QieS
jika penampilan Rychelle berubah,awas Molly, Alaric bisa kesem-sem sama Rychelle 😍😍
2022-10-15
0