Sandi tengah memeluk Wulan dengan sangat erat, entah kenapa Sandi merasa tenang saat memeluknya.
berbeda dengan Sandi, Wulan malah sedikit ketakutan menerima pelukan Sandi yang mendadak.
"mas sebaiknya mas ganti baju ya, ini bajunya," jawab Wulan gemetar.
"kamu kenapa sakit?" tanya Sandi melihat Wulan gemetar.
"maaf mas aku, aku ... aku tak pernah di peluk pria selain bapak," jawab Wulan gagap karna takut Sandi marah.
"baiklah kalau begitu," ucap Sandi dingin saat melepas pelukannya.
Wulan pun berlari keluar dan menutup pintu, di balik pintu Sandi tersenyum melihat tingkah Wulan, sedang Wulan memegangi dadanya karna jantungnya berdegup kencang.
akhirnya Wulan memilih tidur di samping Syarif, tak lama Sandi juga bergabung di atas kasur, mereka pun terlelap bersama.
jam 2 pagi seperti biasa Wulan terbangun, dan melakukan sholat malam.
"Ya Alloh aku sandarkan cintaku padamu, cinta untuk suamiku, aku harap Engkau dapat membuka hatinya untuk ku, buat dia bahagia dan beri kesehatan, jika kami jodoh satukan tapi jika dia bukan aku mohon beri kebahagiaan padanya, Amien.." do'a Wulan dalam sholatnya.
tanpa di sadari Sandi mendengar semua do'a tersebut.
Wulan sedang membuka email yang di kirim oleh Ali, karena butik busana muslim mereka sudah siap untuk launching, dan Wulan adalah desainernya, dan Lia mempromosikan di sosmed serta Ali bagian manajemen.
setelah itu Wulan membuat desain gamis untuk butik mereka, dan juga beberapa gaun pesta.
tak terasa subuh pun datang, Wulan mencoba membangunkan Sandi untuk sholat bersama, "mas bangun, kita sholat subuh yuk," ajak Wulan.
"kau bisa sholat sendiri kan," jawab Sandi.
"tapi mas, akan lebih baik kalau kita sholat berjamaah," kata Wulan lagi.
Sandi pun terpaksa bangun dan mandi, mereka pun melaksanakan sholat berjamaah, meski dengan keadaan Sandi sedikit kesal karena tidurnya terganggu.
setelah sholat Wulan mengambil tangn sandi dan menciumnya, sandi pun kembali tidur sedang Wulan ke dapur untuk membut sarapan.
"ada yg bisa ku bantu?" tanya Wulan mengejutkan seisi dapur.
" maaf nona, semua sudah selesai jadi lebih baik nona kembali ke kamar," kata pak joko.
"baiklah pak," dengan malas Wulan kembali ke kamar.
sampai di kamar Wulan melihat dua pria sedang tidur dengan nyenyak nya.
"mas aku beruntung memiliki mu sebagai suamiku, meski aku harus berjuang mendapatkanmu, karna ku yakin jodoh kita telah di atur oleh Nya, dan semoga kau lekas menerima ku," gumam Wulan.
Wulan lebih memilih menbaca al qur'annya dari pada harus tidur lagi, Wulan mengakhiri mengajinya saat melihat jam menunjukkan pukul 6 pagi.
"mas bangun, ini sudah jam 6 nanti mas kesiangan," kata Wulan.
"hem.. iya iya nanti bangunkan aku jam 7," kata Sandi tanpa membuka mata.
"baiklah, aku akan menyiapkan keperluan mas dulu," kata Wulan.
Sandi pun terbangun dan mengikuti Wulan ke walk in closet, sandi memeluk Wulan dan mencium pipi istrinya itu.
setelah itu Sandi masuk ke kamar mandi, Sandi meninggalkan Wulan yang terbengong.
setelah selesai mandi dan berpakaian Sandi berjalan menuju sofa, tak lama Wulan menghampiri dengan membawa sepatu.
"apa yg kau lakukan," ucap Sandi kembali datar.
" aku sedang memakaikan sepatu untuk mas," jawab Wulan sudah mulai memasang kaos kaki dan sepatu.
" itu bisa di lakukan oleh pelayan," kata Sandi datar.
"tapi itu sekarang tugasku mas, dan aku mohon biarkan aku melakukanya," jawab Wulan menunduk.
"oh terserah ... dan dimana Syarif?" tanya sandi.
"emm.. Syarif bersama mbak Vita, dan sekarang semua tengah menunggu kita untuk sarapan," jawab Wulan seraya meninggalkan Sandi.
Wulan menuju kamar mandi untuk cuci tangan, setelah kembali ke arah Sandi yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"ayo kita turun," ajak Sandi.
Sandi turun dan di ikuti Wulan dari belakang, saat mereka turun semua keluarga telah menunggu mereka.
mereka pun melakukan sarapan dengan hening tanpa ada suara, saat Sandi sudah selesai Sandi pun buka suara.
"pak Joko kemari," panggil Sandi.
"ada apa tuan?" tanya pak Joko.
"mulai besok untuk sarapan dan makan malam ku biar istri ku yang memasaknya, jadi kalian bisa kerjakan yang lain, dan jangan lupa tugas yang ku berikan kemarin," kata Sandi tegas.
"baik tuan," jawab pak Joko sambil undur diri.
Vita dan Salsa binggung dengan kakaknya, mereka kaget mendengar Sandi menyuruh istrinya untuknya, sedang Wulan tersenyum mendengar perintah suaminya.
Sandi sudah beranjak dari duduknya, Wulan pun mengikutinya sambil membawakan tas sang suami, dan memberikan nya pada sekertaris Ken.
"mas aku ingin izin keluar," kata Wulan memberanikan diri.
"mau kemana? dan bersama siapa?"tanya Sandi dingin tanpa melihat Wulan.
" aku ingin bertemu dengan Ali dan Lia, mereka juga sudah ada di Surabaya, kami akan membahas butik muslim kami, apa aku boleh keluar?" tanya Wulan dengan penuh harap.
"boleh, tapi kamu harus di antar oleh Eko, sekarang dia supir dan pengawalmu, dan jangan sampai lupa waktu, dan ingat kamu harus pulang sebelum aku sampai di rumah, mengerti," kata Sandi dingin.
"baiklah mas, terima kasih, dan bolehkah aku minta no hp mas, karena jika aku mau izin pada mas biar mudah," kata Wulan tertunduk.
"kemarikan ponselmu," Sandi pun mengambil dan menulis nomer ponselnya dan memberi nama " suamiku" pada kontaknya.
kemudian Sandi menghubungi ponselnya, dengan ponsel Wulan agar bisa tau nomor ponsel istrinya itu, dan memberi nama "gadis kecilku".
setelah selesai Sandi akan masuk tapi tangannya di tahan oleh Wulan.
"apa lagi!" kata Sandi datar.
Wulan menarik dan mencium tangan Sandi, dan tersenyum sambil melambaikan tangan, sekertaris Ken hanya tersenyum melihat bos dan istrinya.
"mas hati hati di jalan, dan semoga selalu dalam lindungan Alloh," ucap Wulan seraya tersenyum manis.
Wulan pun menghampiri sang mertua, dan pamit untuk ke butik yang akan louncing minggu depan itu.
"Bu ... nanti Wulan pergi bertemu dengan Ali dan Lia, apa ibu mengizinkan Wulan pergi?" tanya Wulan.
"apa suamimu mengizinkan pergi, kalau iya, ibu pasti mengizinkan," tanya Bu Mala.
"mas Sandi sudah mengizinkan, tapi aku harus diantar oleh pak Eko," kata Wulan tersenyum.
"baiklah nak, ibu izinkan," jawab Bu Mala.
Vita dan Salsa saling pandang, yang mereka tau Eko adalah tangan kanan Sandi, dan sekarang di jadikan supir istrinya.
"memang kak Wulan mau ke mana?" tanya Vita.
" aku mau melihat butik yang akan aku dan sepupuku buka, karena minggu depan acara louncing ya, kalian semua datang ya," kata Wulan tersenyum bahagia.
"pasti kak, kami akan datang dan melihat koleksinya, tapi apa hanya baju muslim saja kah?" tanya Salsa.
"tidak donk, ada baju pesta dan gaun untuk yang tidak berhijab, jadi kami merangkul semua orang," kata Wulan.
"wah ... jadi gak sabar," ucap Vita tersenyum.
tak lama ada notif masuk ke ponsel Wulan, itu WA dari Ali bahwa alamatnya butik tersebut di jalan sudirman no.xxx Surabaya.
setelah mendapat pesan itu, Wulan pun pamit dan langsung menuju kamarnya guna mengganti gamis nya.
sekarang dia memakai gamis dan jilbab berwarna soft pink dan terlihat begitu cantik dan anggun.
tak lupa dia membawa tas kecil, dan juga kartu yang diberikan oleh Sandi, meski ia sendiri punya uang.
Wulan sudah siap pergi, bahkan kini dia menggunakan gamis yang begitu longgar.
.
.
mohon dukunganya...
terima kasih..😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 395 Episodes
Comments
Lina Edi Curup
lanjut saya suka cerita nya
2021-01-25
0
Yayan Mulyani
suka banget thooor ceritanya 😘😘😘😘
2020-12-31
0
3 semprul
bawaanya santai tp manarik 😗😗😗
2020-12-29
0