hari ini adalah hari pernikahan Wulan dan Sandi, di rumah Wulan semua orang sibuk dengan persiapan pesta nanti malam, tenda sudah di dirikan di depan rumah, dan semua persiapan sudah siap.
Di rumah keluarga Shiddiq..
Sandi tengah sibuk dengan pekerjaannya, karena hari ini Bu Mala melarang Sandi untuk ke kantor, meski begitu Sandi tetap bekerja bahkan memimpin rapat dengan sambungan video.
sedang Bu Mala, Vita dan Salsa serta yang lain sibuk menyiapkan seserahan yang akan di bawa ke rumah Wulan.
"ibu nanti kita berangkat ke rumah calon istri kak Sandi jam berapa?" tanya Vita.
"kita berangkat jam tiga sore, karena kita butuh tiga jam untuk sampai di sana," jawab Bu Mala.
"bu.. apa ibu sudah bilang ke kak Sandi tentang keberangkatan kita?" tanya Salsa.
"belum, ya sudah kalian lanjutkan biar ibu memberitahu kakakmu dulu," jawab Bu Mala seraya menuju ruang kerja Sandi.
TOK..TOK..
"masuk," saut Sandi dari dalam ruangan.
Bu Mala yang masuk ke ruangan kerja Sandi kagum melihat sang putra, dan itu menginggatkan nya pada sang suami.
" ada apa Bu?" tanya Sandi menghampiri Bu Mala.
"Sandi nanti kita berangkat ke rumah calon istrimu jam tiga sore jadi kamu harus siap," kata Bu Mala sambil duduk bersama Sandi.
"maaf Bu, Sandi masih ada rapat dengan client penting pukul tiga sore jadi Sandi tidak bisa berangkat, kalian pergi saja dulu, Sandi pasti datang," ucap Sandi mengenggam tangan sang ibu.
"baiklah terserah padamu, tapi ingat kalau kamu sampai tak datang dan membatalkan pernikahan ini, maka besok kamu akan memakamkan jenazah ibumu Sandi," ucap Bu Mala seraya meninggalkan Sandi termenung.
'ibu kenapa berbuat sampai seperti ini, Sandi tak mungkin mengecewakan ibu, meski Sandi belum bisa menerima gadis itu' batin Sandi.
keluarga Bu Mala dan rombongan berangkat menuju rumah Wulan, kecuali Sandi yang masih berkutat dengan pekerjaannya, di perjalanan setidaknya butuh waktu tiga setengah jam untuk sampai di rumah Wulan.
pukul 18.30 rombongan Bu Mala sampai di rumah sederhana keluarga pak Nawi, di rumah itu pengamanan sudah di perketat, penjagaan dari mulai polisi sampai bodyguard keluarga Shiddiq.
keluarga Bu Mala di sambut dengan ramah dan hangat oleh keluarga pak Nawi, saat semua orang di persilahkan untuk menempati tempat yang sudah di siapkan serta menikmati kue basah yang di suguhkan.
"maaf Bu Mala, mana putra ibu?"tanya pak Nawi.
"maaf pak dia sedang sibuk, mungkin nanti akan datang sedikit mepet waktu acara," jawab Bu Mala takut Sandi berubah pikiran.
"apa aku boleh menemui calon menantuku?" tanya Bu Mala.
"silahkan Bu, Wulan ada di kamar pertama," jawab Bu Nawi sambil mengajak besannya ke kamar putrinya.
"kami ikut bu!"teriak Vita dan Salsa.
mereka pun di persilahkan masuk ke kamar Wulan.
sedang Wulan masih fokus dengan tasbih di tangannya, untuk mengurangi kecemasannya dan kegugupannya.
saat di depan pintu kamar Wulan, Bu Mala melihat gadis yang sedang berdzikir, yang begitu terlihat cantik dengan balutan kebaya sederhana, dan make up flawless serta jilbab yang menambah aura kecantikanya.
"assalamualikum menantu ibu," suara Bu Mala mengejutkan Wulan.
"waalaikum salam ibu," kata Wulan menoleh ke Bu Mala dan tersenyum manis.
"wah... calon menantu ibu cantik sekali," ucap Bu Mala mendekat ke arah Wulan.
" terima kasih Bu, tapi ibu lebih cantik," ucap Wulan menunduk.
"owh.. ya ini perkenalkan calon adik ipar mu," ucap Bu Mala pada Wulan, memperkenalkan Vita dan Salsa.
"Vita"berjabat tangan "Wulan" jawab lembut.
"Salsa" berjabat tangan "Wulan" jawab lembut tersenyum.
"wah kakak ipar cantik dan imut sekali, wah bisa-bisa kak Sandi, langsung jatuh hati padamu," ucap Salsa mengoda Wulan.
" ah.. tapi mbak Salsa lebih cantik dari pada saya," jawab Wulan tersenyum ramah.
'semoga kamu bisa membuat kak sandi menjadi lebih baik lagi, aku percaya itu.' batin Vita..
"oh ya.. ini ada hadiah dari ibu," menyerahkan kotak bludru yang berukuran sedang.
" ini apa Bu?" sambil menerima dan membuka kotak tersebut.
"ini adalah gelang warisan dari ayah Sandi, dulu beliau berpesan bahwa hanya menantu yang di restui, yang akan di memilikinya, dan pada anggota perempuan keluarga As Shiddiq, ini giok yang di buat khusus oleh ayah mertuamu sayang?" kata Bu Mala.
"maaf Bu, saya tak bisa menerima hadiah ini, ini terlalu mahal dan berharga,dan saya tak pantas untuk ini, maaf.." kata Wulan seraya mengembalikan kotak tersebut.
" ini hak mu sayang karena sebentar lagi kamu bagian dari keluarga Shiddiq, jadi kamu harus terima," kata Bu Mala.
Wulan pun terpaksa menerima gelang giok itu, karena Bu Mala terus memaksa dan terlihat sedih.
pukul 19.15 semua orang sedang menunggu pengantin pria karna tak kunjung datang, sedang Surya juga hilang entah kemana, dan yang membuat Bu Mala makin cemas, karena nomer ponsel Sandi tak bisa di hubungi.
penghulu sudah datang dan acara akan segera di mulai.
" maaf pengantin pria mana?" tanya penghulu.
" tunggu sebentar lagi pak, saya masih menghubunginya?" jawab azka yang terus menelpon Sandi tapi tak aktif.
sedang Bu Mala sudah cemas, takut Sandi mengingkari janjinya, sedang Vita dan Salsa terus menenangkan Bu Mala.
sedang di kamar Wulan juga cemas karena pengantin pria tak kunjung datang, akhirnya Wulan meminta Lia memberitahu pak Nawi untuk menemuinya.
Lia pun memanggil pak Nawi, pak Nawi sedang berada di kamar sang putri.
"bapak kenapa acaranya belum di mulai?"tanya Wulan.
"nak, putra Bu Mala belum datang, dan keluarganya terus menghubunginya tapi tak bisa," jawab pak Nawi sedih.
Wulan pun melihat kesedihan pak Nawi.
"pak biarkan Wulan membaca alqur'an untuk menenangkan suasana, apa boleh?" minta Wulan.
pak Nawi mengangguk dan memberitahu pada penghulu, dan penghulu pun mempersilahkan Wulan membaca Al Qur'an.
.
.
.
.
.
mohon dukungannya ya... like. vote dan komen..
terima kasih...😉😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 395 Episodes
Comments
Sofia Pontoh
Masya Allah.. Waniya sholeha..🙏
2022-11-15
0
Dewi Nurlela
salut sama Bu Mala wlu terkesan memaksa to dia orgnya baik
2021-07-15
0
Yuni Sulistiarsih
kisah bernuansa islam yg keren...
2021-05-18
0