seperti biasa Wulan terbangun pukul 02.15 pagi, dia melakukan sholat malam dan mengaji untuk menunggu subuh.
saat Wulan mulai mengaji, tanpa di duga Sandi mendengar lirih suara merdu yang mengusik tidurnya, dia terbangun dan mencari sumber suara tersebut.
Sandi menemukan seseorang sedang mengaji di tempat sholat, saat Sandi sedang mendengarkan suara Wulan dengan damai, hingga Wulan mengakhiri bacaan Al Qur'an nya.
" astaghfirullah.." Wulan terkejut, karena Sandi sedang bersandar di dinding.
" hem... tiba-tiba aku merasa lapar jadi aku mencarimu, bisa buatkan sesuatu," alasan Sandi karena ketahuan.
" iya mas, dan maaf telah menganggu tidur mas sandi," jawab Wulan tertunduk.
"tak masalah, aku tunggu di kamar," jawab Sandi.
Wulan tengah merapikan mukenah nya, dan menuju ke dapur dan membuatkan mie goreng, dengan menambahkan banyak sayuran.
pukul 03.45 sandi tengah memikirkan sesuatu yang mengusik hatinya.
"Ya Alloh tak ku sangka suara yang beberapa hari ini menenangkan hatiku, ternyata sekarang pemilik suara itu adalah istri ku, apakah aku pantas untuknya," batin Sandi.
tak lama Wulan masuk dan membawa sebuah piring berisi mie goreng, Sandi yang mencium aroma begitu harum dan menggoda Indra penciumannya.
" mas ini makanannya," kata Wulan menaruh piring ke atas meja kecil yang sudah di siapkan Sandi.
" kenapa kau buat cuma satu, memang kamu tidak makan?" tanya sandi datar.
" tidak mas, saya masih kenyang," kata Wulan seraya duduk di depan meja rias.
dia membuka dan memeriksa email dari Ali tentang bisnis online mereka.
sandi menyantap mie tersebut dengan lahap karena masakan Wulan sangat pas di lidah nya.
Sandi yang tak ingin makan sendiri, berdiri dan menghampiri Wulan, "buka mulutmu," kata sandi menyodorkan garpu ke mulut depan mulut Wulan.
"tapi-," bantah Wulan.
"kamu mau jadi istri durhaka, menolak suami," kata sandi enteng.
dengan terpaksa Wulan membuka mulutnya dan sandi menyuapinya, tanpa sadar Sandi makan bersama dengan Wulan dengan mengunakan garpu yang sama.
" aku sudah selesai," ucap Sandi sambil minum air dan menyisakan setengah gelas, Wulan pun meminum air bekas Sandi.
Wulan pun membawa mangkok dan gelas kotor ke dapur untuk di bersihkan.
sandi yang tak sengaja melihat tentang laporan bisnis online milik Wulan pun terkejut.
" mas sedang apa?" tanya Wulan melihat Sandi di depan laptopnya.
" kamu punya bisnis online?" tanya Sandi menatap gadis di depannya itu.
" iya mas, tapi hanya kecil kecilan, dan ini bisnis ku bersama kedua sepupuku," jawab Wulan.
" apa kamu juga seorang model," tanya Sandi.
" model? mas salah mungkin saya bukan model, saya hanya membantu untuk foto dan meng-upload nya di sosmed mas," jawab Wulan.
" jika aku melarang mu untuk melakukan itu lagi apa kau keberatan?" tanya Sandi datar dan dingin.
" tidak mas, karena saya akan menuruti semua perintah mas, karna mas adalah suami dan imam saya," jawab Wulan tegas.
" baiklah, mulai sekarang apapun yang kau lakukan, harus tanya terlebih dahulu padaku, apa aku mengijinkan atau tidak, dan tak boleh ada bantahan,apa kau paham," kata Sandi menatap mata Wulan.
secara refleks Wulan mengangguk begitu patuh pada Sandi.
" paham mas, saya akan mengikuti semua kata mas Sandi," jawab Wulan.
setelah itu Sandi melanjutkan tidurnya, sedang Wulan memeriksa laporan dari Ali, serta membuat desain baju model gamis terbaru untuk butik yang sudah di persiapkan oleh Ali di Surabaya.
tak terasa waktu subuh telah datang, Wulan pun melaksanakan kewajibannya, setelah itu membantu sang ibu di dapur guna menyiapkan sarapan untuk mereka berempat.
pukul tujuh pagi saat telah selesai menyiapkan sarapan di meja, Wulan pun membangunkan Sandi.
" mas Sandi, bangun ini sudah pagi," kata Wulan sambil berdiri di samping Sandi.
tapi pria itu tak bergeming, saat Wulan mengundang pelan, Sandi menarik tubuh Wulan hingga terjatuh di atasnya.
karena kaget Wulan langsung bangun dari tubuh Sandi, "mas bangun sudah siang," kata Wulan lagi.
"iya iya.." kata Sandi membuka mata sambil menahan senyum melihat Wulan yang ketakutan.
"mas mandi lah dulu, setelah itu kita sarapan karena orang tuaku menunggu kita," kata Wulan tertunduk takut.
"iya iya cerewet, dan kamu kalau ngomong itu lihat orang nya jgn menunduk terus," kata Sandi sambil berjalan meninggalkan Wulan.
"sabar.. Wulan kamu harus kuat, kamu bukan orang lemah," batin Wulan menyemangati dirinya sendiri.
tak lama sandi kembali ke kamar dengan wajah yg begitu segar dan ganteng, Wulan sesaat terpesona akan ketampanan dan kegagahan Sandi hingga ia tersadar.
"astaghfirullah.. jaga mata Wulan, maaf kan aku mas, dan kita sudah di tunggu di meja makan," gumam Wulan seraya akan meninggalkan Sandi.
tapi Sandi menhan tangan Wulan, dan mendekat kearahnya, "kau tak ingin membantu suamimu berpakaian," bisik sandi di telinga Wulan.
"maaf mas, bapak dan ibu sudah menunggu kita, aku duluan," kata Wulan yang melarikan diri dari sandi.
sandi pun heran melihat tingkah Wulan yg beristigfar dan ketakutan karna melihatnya, sedang dia ingin tertawa melihat istrinya itu melarikannya diri saat ia goda.
setelah selesai bersiap Sandi menuju ke meja makan dan terlihat kedua mertuanya sudah menunggunya.
Sandi duduk di samping mertuanya, sedang Wulan masih mengambilkan air untuk semua orang.
"maaf ya nak, sarapan kita sederhana, maklum orang kampung," ucap pak Nawi pada Sandi.
"tak masalah pak, Sandi suka semua makanan, dan jangan pernah meminta maaf kepada Sandi, karena Sandi sekarang juga anak bapak," jawab Sandi tersenyum.
DEG..DEG..DEG..
jantung Wulan yang berdetak dengan cepat, seperti orang yang sedang maraton saat melihat senyum Sandi.
"Ya Alloh kenapa jantung ku berdetak dengan cepat, apa ada yang salah dengan kesehatanku," batin Wulan sambil memegang dadanya.
Wulan pun melayani suami dan kedua orang tuannya, mereka makan dengan berbincang hangat.
setelah selesai Sandi meminta Wulan untuk bersiap, karena mereka akan menetap di Surabaya.
saat Sandi di kamar, Sandi terkejut karna hanya ada satu koper yang berukuran cukup besar.
"apa hanya segini barang barang mu?" tanya Sandi sambil duduk di samping koper tersebut.
"iya mas, dan yang di ransel hanya laptop dan beberapa data-data penting," jawab Wulan sambil menaruh ranselnya.
"kau ini gadis macam apa, hingga punya barang cuma sedikit begini," kata Sandi sedikit binggung.
" maaf mas, saya tak suka membeli barang yang tidak saya butuhkan, karena itu boros, lebih baik uang itu di simpan, atau di berikan pada orang yang tak mampu," jawab Wulan yang mampu membuat Sandi terdiam.
Sandi seperti tertampar mendengar kata kata yang di ucapkan Wulan.
"sialan"maki Sandi dalam hatinya.
pukul 09.00 Bu Mala menjemput Sandi dan Wulan, karena takut kesorean sampai di Surabaya.
Wulan tengah pamit pada orang tuanya bersama Sandi.
Sandi yang berpelukan dengan pak Nawi begitu erat, sandi sangat senang karena sudah lama tak mendapat perlukan dari sosok seorang ayah.
"nak bapak titip Wulan ya, jika dia manja dan sedikit keras kepala karena dia masih belum dewasa, dan bapak mohon jaga dia gantikan bapak menuntunnya ke jalan yg benar." nasehat pak Nawi.
" iya pak, Sandi akan menjaganya dan tak akan pernah melepaskannya," ucap Sandi tanpa sadar.
"Bu Mala saya titip Wulan, dan sekarang ibu adalah orang tuanya, marahi dan tegur dia saat dia melakukan kesalahan, dan maafkan dia jika sudah menyesali kesalahannya," pinta Bu Nawi sambil mengenggam tangan Bu Mala.
"tenang saja, sekarang dia putriku, jadi aku yang akan membimbingnya," jawab Bu Mala memeluk Bu Nawi.
mereka pun kini sudah di dalam mobil melanjutkan perjalanan mereka.
.
.
.
.
**mohon dukungannya dengan like komen dan vote
terima kasih..😉😉😉😉**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 395 Episodes
Comments
Rispa Nedi
semoga sakinah
2022-10-29
0
Yuni Sulistiarsih
aku suka.
aku suka.
lanjut......
2021-05-18
0
Yantisejati
lanjut
2021-05-16
0