"Lo pikir gue takut apa dengan amarah lo? gue bisa aja keluarin lo dari sekolah ini! " ucap Sella dengan sombongnya.
Wahh cari mati nih anak. Batin Luna.
"Oh iya? Gimana caranya lo bisa ngeluarin gue dari sekolah ini tanpa kasus dan bukti? " Tanya Brenda dengan senyum devilnya sambil duduk di meja sampingnya. Saat ini bola mata Brenda sudah berubah menjadi merah.
"Tentu saja secara bokap gue itu kepala sekolah dan lo hanya jal*ng miskin yang tak tau malu yang sekolah disini karena beasiswa! " ucap Sella dengan sombongnya tanpa tua kebenaran.
"Gimana kalau kita main-main dulu, rasanya tangan gue gatel nih pengen bunuh orang! " tawar Brenda dengan santuy nya.
Deg
Gawat, Brenda udah nggak sabar kayaknya. Batin Nanda karena tau kalau sahabatnya itu kalau marah tidak ada yang bisa menenangkan.
"Hahaha, orang tua loh memang bener jal*ng ya, anaknya sampai tidak di ajari sopan santun sama yang lebih berkuasa! " ucap Rani dengan nada mengejek.
Plak
Sebuah tamparan mendarat pipi Rani dari Brenda sehingga membuat Rani tersungkur ke bawah dan mengeluarkan darah di sudut bibirnya. "Jangan pernah bawa orang tua gue kalau lo nggak mau mati di tangan gue" ancam Brenda dengan penuh penekanan.
Plak
Sella menampar Brenda. "Nyokap lo memang jal*ng sampai-sampai anaknya ngikut ngejal*ng dan tidak terdidik! " bentak Sella kepada Brenda.
Bugh
Bugh
Plak
Krakk
Plak
Bugh
"Coba bilang lagi lo sebut apa tadi nyokap gue? " tanya Brenda kepada Sella yang sudah tersungkur ke bawah karena ulah Brenda.
"Ck, nyokap lo itu jal*ng" ucap Sella.
Bugh
Plak
Plak
"Apa-apaan lo? " ucap Rani sambil mendorong Brenda.
Brenda menatap tajam Rani seakan-akan ingin membunuh saat itu juga.
Glek
Rani menelan salivanya karena tatapan dari Brenda yang mematikan itu.
Mamp*s dah gue, Sella aja bisa babak belur tak berdaya seperti itu. Batin Rani menahan ketakutannya.
Astaga, Sella aja bisa kayak gitu, apalagi gue kalau ngelawan. Batin Eka menahan rasa takut nya.
"Sini, lo bertiga maju lawan gue! " ucap Brenda menantang Sella dan temannya.
"Yok guys, habisi Brenda! " ucap Sella dan langsung menyerang Brenda beserta Eka dan Rani yang ikut menyerang karena perintah Sella.
Bugh
Bugh
Bugh
Bugh
Kriett
Sella dan kedua temannya sudah babak belur tak berdaya itu. Ketika Brenda ingin menghajar lagi tiba-tiba tangan kekar melingkar di perut Brenda.
"Sayang, tenang dulu ya, jangan bunuh mereka!" ucap Betran lembut kepada Brenda.
Brenda merespon ucapan Betran dan memejamkan matanya untuk menetralkan emosinya lalu berbalik badan dan memeluk Betran.
"Woy, kalian bawa mereka ke rumah sakit! " ucap Nanda kepada para siswa-siswi yang sedang menonton dan dengan sigap mereka membawa Sella dkk ke rumah sakit karena takut kena amarah Brenda.
Untung Betran cepat, kalau nggak bisa mati tuh anak. Batin Nanda dan Luna sambil bernafas lega.
Untung ada pawangnya, kalau nggak, nggak tau deh nasib tuh cabe! batin Reno dan Devano bernafas lega.
Betran masih setia memeluk Brenda, setelah dirasa mulai tenang Betran membuka suara. "Sayang, udah tenang kan? " tanya Betran.
"Makasih! " ucap Brenda namun masih posisi memeluk Betran.
Betran menyadari bahwa belum sepenuhnya Brenda tenang dan masih ingin membunuh orang. "Sepertinya kamu butuh mainan lagi sekarang! " tebak Betran.
"Sepertinya begitu! " jawab Brenda.
"Ke markas aku yuk, aku punya beberapa mainan yang bisa kamu mainkan sesukamu! " ajak Betran.
"Yok lah! " ucap Brenda.
Betran langsung menggandeng tangan Brenda untuk berjalan, namun Brenda tidak bergerak sama sekali itu membuat Betran berbalik dan bingung.
"Kenapa sayang? " tanya Betran.
"Gendong! " pinta Brenda dengan memasang puppy eyes nya.
Ya ampun, kalau Brenda memasang wajah seperti itu mana tahan. Batin Betran.
"Apapun untuk princess! " ucap Betran lalu menggendong Brenda apa bridalstayl.
"Kalian mau bolos? " tanya Luna sebelum Betran berjalan.
"Ya! " jawab Betran dingin lalu pergi bersama Brenda dan meninggalkan teman-temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments