PINGSAN

Di sepanjang perjalanan Brenda terus memberontak sedangkan Betran tidak menggubris sama sekali. Bahkan mereka tak menghiraukan cibiran pada siswa dan siswi yang memperhatikan mereka

"Woy lepas! " ucap Brenda sambil menahan emosinya.

"Woy lo budek ya? " teriak Brenda namun tak di gubris sama sekali oleh Betran.

"Lo mau bawa gue kamana sih?" tanya Brenda lagi tetap saja tak di gubris.

Ini orang maksudnya apaan coba, wahh penghinaan ini, seorang queen mafia di tarik-tarik, kalau aja ini bukan sekolah udah gue kulitin nih orang. Batin Brenda.

Brenda sudah tak lagi memberontak karena Brenda juga ingin tau kemana Betran akan membawa Brenda pergi. Sampai di sebuah rooftop, betran melepaskan tangan Brenda kemudian menuju pintu untuk menguncinya.

"Anj*ng sakit juga nih tangan gue! " keluh Brenda.

"Lo kemana saja selama ini? " Betran membuka suara dengan sebuah pertanyaan.

"Gila, ya lo? " tanya Brenda dan menuju pintu.

Secepat kilat betran menarik tangan Brenda sehingga Brenda jatuh ke pelukan Betran. "Lo kemana saja? " tanya Betran lagi.

"Sengklek nih otak! " olok Brenda sambil berusaha lepas dari Betran.

Namun Betran terlalu kuat sehingga segala cara yang Brenda lakukan untuk lepas tetap saja nggak bisa.

Kok gue ngerasa pernah dalam situasi seperti ini sebelumnya ya? tapi sama siapa? Batin Brenda.

"Nda! " panggil Betran lembut.

"Wait, wait, wait. Cuma satu orang yang gue ijinin buat manggil Nda, nggak ada yang lain. Siapa elo? " tanya Brenda yang masih dalam pelukan Betran.

"Lo lupa sama gue? " tanya Betran lagi sambil merenggangkan pelukannya.

"Gue nggak inget apapun setelah penculikan itu, usp! " ucap Brenda keceplosan lalu menutup mulutnya.

"Apa yang terjadi sama lo sebenarnya? " tanya Betran bingung.

"Gue nggak tau! " jawab Brenda kebingungan.

Sekarang Brenda mulai pusing, kepalanya sakit karena Brenda mencoba mengingat masa kecilnya. Semakin lama semakin pusing sehingga pandangan Brenda mulai gelap.

"Lo kenapa? " tanya Betran khawatir.

"Gu.. Gue..! " belum selesai bicara Brenda sudah pingsan dalam pelukan Betran.

"Nda! bangun! Brenda, lo kenapa? " panggil Betran namun percuma karena Brenda sudah pingsan.

Tak mau ambil pusing, Betran langsung mengangkat tubuh Brenda ke sofa yang ada di rooftop kebetulan di sofa itu terdapat dalam Gazebo sehingga terhindar dari panas maupun hujan. Betran memposisikan kepala Brenda dalam pangkuannya.

"Apa sebenarnya yang terjadi? kenapa lo nggak inget gue? Dan kenapa gue nggak tau apa-apa? Apa itu karena trauma saat penculik waktu itu?" lirih Betran khawatir.

Sudah sepuluh menit Brenda pingsan dan Betran setia pahanya sebagai bantalan Brenda. Kini Brenda mengerjapkan matanya.

"Duh kepala gue! " lirih Brenda sambil memegangi kepalanya dan tetap dalam posisi masih rebahan.

"Lo nggak papa? Mana yang sakit? Masih pusing? Perlu ke dokter? " tanya Betran bertubi-tubi.

Brenda melihat ke arah Betran dan pandangannya terfokuskuskan pada sebuah cincin yang disatukan dengan kaling yang dipakai Betran saat ini. Brenda mengeluarkan kalungnya yang ia pakai yang selama ini di sembunyikan di balik seragamnya.

Kalung yang sama. Bentuk yang sama. Batin Brenda.

Brenda mencoba duduk dan mengamati kalung yang di pakai Betran dan mencoba mengingatnya. Brenda melihat tulisan yang ada di cincin itu. Brenda mulai mengingat sesuatu dalam masa lalunya.

"Brenda! " panggil Betran sambil memegang kedua bahu Brenda.

"Jangan bilang lo...."

Terpopuler

Comments

kiki

kiki

anjing" terlalu kasar thor

2021-08-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!