Kini keluarga Andini sedang berkumpul di ruang tamu sambil melepas rindu yang sudah mereka pendam.
"Sayang, kamu jadikan terusin usaha butik Mmh?." Tanya Mmh Sofia.
"Iyh Mah, aku ke sini jga karna Mmh yang suruh aku buat terusin usaha butik." Jawab Andini.
"Mamah ga mau jauh sama kamu dan Naureen, kamu tahukan mama orangnya khawatiran." Ucap Mmh Sofia.
"Iyh Mah, aku ngerti apa yang mamah rasain. Tapi mamah harus percaya kalau aku udh baik-baik." Ujah Andini.
"Iyh sayang, mamah tahu kamu anak gadis Mmh yg kuat." Jawab Mmh Sofia.
Ia tahu sifat anak gadisnya, pintar sekali dalam menutupi kesedihannya. Seorang anak yang berusaha menutupi kesedihannya maupun masalah yang ia alami, seorang wanita yang melahirkannya akan tetapi mengetahuinya. Walaupun sekecil batu kerikil pun.
"Semoga keputusan aku untuk tinggal di negara ini benar." Ucap Andini dalam hati.
"Mom, aku ngantuk." Ujah Naureen dengan wajah yang lelah.
"Kamu ngantuk sayang?" Yaudah momy temenin kamu ke kamar yah." Jawab Andini yg dibalas anggukkan oleh Naureen.
"Pah, Mah. Aku tidurin dulu Naureen yah." Ucap Andini yang dibalas Anggukkan oleh Papah Surya dan mamah Sofia.
Setelah itu, Andini bergegas menggendong Naureen menuju kamar pribadi dirinya dulu. Sudah menjadi kebiasaannya di luar Negeri, ia yang harus menidurkan Naureen.
*****
Andini menidurkan Naureen yang sudah lelah karna perjalanannya yang cukup jauh.
"Sayang, kamu bobo sama Mommy yh." Ucap Andini.
"Iyh Mom. Mommy temani aku sampai aku tidur." Ujah Naureen.
Andini hanya tersenyum mendengar ucapan Naureen, kemudian ia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Andini bergegas naik ke atas ranjang membaringkan tubuh Naureen, ia mendekap tubuh gadis mungil ini dengan erat sambil mengelus pucuk rambut Naureen.
"Bahagialah kamu anak mommy, jangan pernah mengalami apa yang Mommy alami dulu." Ucap Andini tersenyum manis melihat Naureen yang sudah mulai memejamkan matanya.
Tidak lama, Naureen sudah masuk ke alam mimpinya. Andini yang melihat itu, dengan perlahan melepaskan dekapannya supaya tidak membangunkan gadis mungilnya ini.
"Tidur yang nyenyak bidadari Mommy." Ucap Andini sambil mengecup kening Naureen sebelum pergi meninggalkan kamar.
***
"Andin, apa Naureen sudah tidur?." Tanya mamh Sofia yang melihat Andini keluar dari kamar.
Sudah terbiasa dikeluarga Andini. Sang mamah dan Papah selalu menyebut Andini dengan sebutan "Andin" .Karna itu khusus untuk mereka saja, jika orang lain selalu memanggilnya Andini.
"Sudah Mah. Oh iya Mah, mulai kapan aku memimpin butik Mmh?" Tanya Andini.
"Besok, mamah sudah berumur jadi kamu yang harus mewarisi kemampuan Mmh." Jawab Mmh Sofia.
"Iyh Mah, mamah sekarang nikmati aja masa tua mamah dengan papa." Ucap Andini sambil duduk di sebelah Mmh Sofia.
mamah Sofia perlahan memegang kedua tangan Andini, ia menatap lekat manik mata anak gadis satu-satunya.
"Kamu anak mamah, kalau ada masalah jangan pernah kamu pendam sendiri. Mamah cuman minta kamu, jangan menyesali apa yang terjadi di masa lalu." Ucap Mmh Sofia.
Andini hanya tersenyum, ia tahu betapa sayang mamah nya ini kepada dirinya.Tapi jika ia bisa melewatinya sendiri, ia akan mencoba nya.
"Iyh Mah, mamah pokoknya jangan khawatir. Aku baik-baik aja, dan aku ga pernah menyesali apa yang terjadi di masa lalu. Aku malah bahagia sekarang mama aku memiliki Naureen. Putri kecil aku." Ucap Andini.
Mamah Sofia tersenyum manis, ia kemudian mengecup kening Andini cukup lama. Dirinya sangat sedih saat mengingat kejadian 6 tahun yang lalu, penderitaan anak gadisnya.
"Gak...gak, mungkin....Ini ga mungkin." Teriak Andini terduduk di lantai.
Mama Sofia yang mendengar dari bawah, bergegas naik ke atas untuk melihat apa yang terjadi dengan anak gadisnya ini.
Mama Sofia membuka kamar Andini yang ternyata tidak di kunci. Betapa terkejutnya mama Sofia saat melihat keadaan kamar Andini yang seperti kapal pecah.
Mmh Sofia menghampiri Andini yang terduduk di lantai dengan keadaan yang sangat prihatin, mama Sofia dengan perlahan mendekap tubuh anak gadisnya yang begitu rapuh.
Dirinya tidak tahu apa yang terjadi, beberapa saat kemudian, mama Sofia melepaskan dekapannya pelan, ia menatap Andini dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kamu kenapa sayang? Apa yang terjadi?" Tanya mama Sofia sambil menangkup wajah Andini yang sudah di banjiri air mata.
"A-aku h-hamil Mah." Ucap Andini dengan perasaan hancur.
Duarrrr,," bagaikan di sambar petir saat Andini mengucapkan seperti itu kepada mama Sofia.
Mama Sofia tidak bisa menahan air matanya untuk tidak jatuh, dengan perlahan mama Sofia mendekap kembali tubuh Andini yang benar-benar keadaannya sudah berantakan.
Mama Sofia sangat sedih mendengar pernyataan Andini, anak gadisnya baru 1 tahun lulus sekolah, tapi mengapa ia bisa hamil. Bukan kah dirinya sudah mengingatkan untuk tidak berpacaran terlebih dahulu sebelum lulus sekolah?.
"Siapa yang menghamili kamu Andin?" Siapa?" Tanya Mmh Sofia di sela2 tangisnya.
Andini mencoba melepaskan dekapan mama Sofia, dilihatnya wajah ia sudah bengkak karna terlalu lama menangis.
"Siapa sayang melakukan ini semua?" Tanya kembali Mmh Sofia.
Akhirnya Andini menceritakan semuanya kepada Mmh Sofia.
Tanpa di sadari dari mama Sofia, ia menitikkan air mata nya dalam dekapan Andini.
"Kamu putri mama satu-satu nya Andin, mama sangat sedih saat mengingat kejadian itu. Tapi mama bangga mempunyai anak gadis seperti kamu Andin, yang sangat tegar dan sabar melewati ini semua." Ucap mama Sofia sambil mempererat dekapannya.
Tanpa mereka sadari, sepasang mata melihat mereka yang sedang berpelukan. Ia adalah papa Surya, dirinya baru saja selesai dari kamar mandi. Tanpa sengaja ia melihat pemandangan ini yang membuat dadanya begitu sesak.
"Maafkan papa Andin, papa belum bisa menjadi papa yang terbaik buat kamu. Papa sangat sedih saat mendengar cerita dari mama." Ucap papa Surya.
Yap, saat insiden itu Papa Surya sedang ada di luar negeri. Dan saat itu juga posisi mama sofia sedang di tengah-tengah kebingungan. Disatu sisi ia ingin memberi tahu kepada suami nya bahwa anak gadis mereka telah di ambil keperawanannya tapi di sisi lain, Andin memohon kepada mama Sofia untuk tidak memberi tahu insiden ini terlebih dahulu kepada papa Surya.
*******
"Pak Kenzo, ada nona Ketrin mencari Anda." Ucap Fellicia setelah di izinkan masuk oleh Kenzo."
"Suruh masuk." Jawab Kenzo singkat.
Setelah mendapatkan jawaban itu, Fellicia bergegas keluar untuk menemui Ketrin.
Tidak lama, suara pintu terbuka kembali dari ruangan Kenzo Terlihat sosok wanita yang berjalan cepat ke arah Kenzo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
dyve
lebih baiknya, pake kata mamah
2022-08-14
2
Lenny Nainggolan
lanjut thor
2022-07-16
2
Iin Suharta
lanjutkan thor
2022-07-16
1