Lei kecil terlihat sangat menikmati perjalanan nya mengendarai kendaraan kunang-kunang itu. "Ini seperti mimpi saja" desisnya gembira.
Dengan memancarkan cahaya yang berkerlap-kerlip dari perutnya, hewan yang disebut juga kelip-kelip itu terbang dengan anggun, dan tubuhnya gemulai membuat kereta terasa dalam goyangan kecil yang nikmat, bergerak mengikuti irama kunang-kunang itu terbang. Lei kecil amatlah terpukau dengan semua keajaiban itu.
Menurutnya, keindahan kunang- kunang adalah hal umum dan dengan mudah untuk jumpai di Desa MeiHua. Jika malam mulai menjelang, terkadang segerombolan hewan terbang yang memendarkan cahaya dari perut itu terbang memasuki Desa MeiHua mereka dan menimbulkan kehebohan.
Lalu anak-anak dan kaum wanita akan mngejar, menari-nari dan bermain bersama gerombolan hewan kecil kelip-kelip itu.
Akan tetapi untuk pernah bermimpi bertemu kunang-kunang raksasa, apalagi bakal mengendarai hewan kelip-kelip raksasa, itu hanyalah ada di dalam khayalan semua penduduk Desa MeiHua.
Ini pertama kali ini Lei kecil betul-betul menikmati kehidupan sebagai seorang calon penyihir atau shulam.
Jika saja orang-orang Desa MeiHua menyaksikan dia duduk didalam kereta labu itu, dia amat yakin... tatapan cemburu akan keluar dari mat anak-anak di Desa meiHua nya...
"ah... rupa-rupanyaseperti inilah rasanya ketika menjadi seseorang yang memiliki hak privilese" senyum mengembang di bibirnya.
Dalam hatinya Lei kecil kini mulai tumbuh rasa percaya diri. Dari sekian anak di tempat asalnya, bahkan mungkin di area tiga sampai empat desa, mungkin dia adalah satu-satunya anak yang terpilih sebagai calon Shulam,
"Aku patut berbangga dengan bakatku ini" hidungnya mengembang besar
Apalagi ketika LanHua berulang kali mengingatkan nya agar bersikap lebih santai dan jangan terlihat kaku ketika nanti bertemu dengan kawan-kawan baru di akademi.
"Kamu harus terlihat lebih percaya diri nanti. Banyak hak-hak istimewa yang akan kamu peroleh nanti, ketika telah bergabung dengan komunitas yang disebut shulam"
"Jika kamu terlihat canggung dengan privilese ini, aku khawatir nanti di akademi, kamu akan menjadi bahan ejekan. Berusahalah untuk terlihat biasa dan tidak seperti orang udik" nasihat LanHua dengan kejam. Akan tetapi terkadang nasihat kejam seperti itu sangat berfaedah untuk membuat seseorang berubah.
Lei kecil mencatat semua petunjuk yang diberikan LanHua di dalam hati. Dia tak ingin berbuat kesalahan ketika pertama kali bertemu dengan kawan-kawa akademi.
******
Kota Temaram yang awal nya jika dilihat dari ketinggian, amatlah mempesona dan elegant. Akan tetapi ketika mereka melewati bagian pinggiran kota dengan kereta kelip-kelip itu, Lei kecil merasa pendapatnya sedikit berubah. Kota indah itu ternyata serupa seperti wajah gadis cantik namun bopeng. Kecantikan itu hanya indah dilihat dari juh saja.
Ternyata dibalik kemilau gemerlapnya Kota Temaram, banyak sekali terdapat rumah-rumah kumuh di sertai bonus hiasan kaum gelandangan di sepanjang jalan.
"Mungkin ini hanya sisi, lain dari Kota Temaram. Pasti akan ada bagian-bagian lain yang mencerminkan sebuah kota megah" batin Lei kecil.
Benar saja, tatkala kunang-kunang raksasa itu menyeberangi jembatan indah yang menghubungkan wilayah barat kota dengan timur kota, pemandangan berubah seketika.
Bagian Timur Kota Temaram ternyata di penuhi rumah-rumah megah nan indah milik orang kaya dan bangsawan.
Rumah-rumah pribadi dengan halaman yang lebar-lebar menghiasi bagian Timur Kota.
"ini betul-betul keadaan yang ironis antara kota barat dibanding kota timur" Lei kecil seketika menjadi muram. Dia langsung teringat keadaan desa MeiHua yang miskin itu.
Paman Baojia, Bibin Mien dan lain-lainnya, wajah-wajah murung itu seketika memenuhi pikiran Lei kecil.
"Mungkin ketika aku menjadi seseorang yang cukup penting di pemerintahan, maka aku akan membantu dan mengubah desa MeiHua menjadi lebih maju lagi, agar tidak ada orang susah di desa kami" ...
******
"Kita telah tiba !" suara LanHua menyentakkan Lei kecil dari lamunannya. Tampak sebuah bangunan yang cukup besar, namun terbilang tua.
Bangunan itu sepertinya bekas rumah atau istana mini kaum bekas rumah seorang bangsawan kerajaan. Hiasan-hiasan yang terpatri di tembok-tembok akademi, terlihat dikerjakan oleh tangan ahli yang tentunya di bayar mahal untuk mengerjakan bangunan itu.
"Trang-trang-trang" bunyi benturan pedang terdengar, ketika mereka melewati sebuah ruangan yang tertutup pintu nya.
"Itu adalah bunyi pedang. Siswa akademi sepertinya tengah berlatih pedang"
"Mari kita mengintip kedalam ruang latihan tempur itu" LanHua menarik tangan Lei Kecil memasuki ruang latihan tempur.
Seorang gadis kecil usia 11 tahun dengan pedang terhunus ditangan. Lawannya adalah seorang anak laki-laki usia 10 tahun yang menggunakan senjata tombak.
"Tsingg !" pedang terayun dengan cepat menebas dada laki-laki itu.
Dengan gerakan indah anak laki-laki itu memutar tombak dalam gerakan indah. Lei kecil menahan nafas menyaksikan pertempuran anak-anak namun seolah-olah pra ahli yang tengah bertempur.
Tombak besi itu setidaknya memiliki berat setidaknya 40 kati. Namun anak laki-laki itu dengan mudah memutar tombak seberat itu.
"trang-trang-trang"
Bunyi benturan beruntun terdengar ketika tebasan pedang membentur tombak yang di putar anak lakik-laki.
Gadis kecil itu terhuyung-huyung mundur setelah benturan dua senjata. Dia buru-buru memasang kuda-kuda agar tidak terjatuh akibat kehilangan keseimbangan.
"wush" anak laki-laki itu melompat menendang, mengambil kesempatan ketika gadis kecil tengah berusaha mempertahankan diri untuk tetap berdiri. Dengan memanfaatkan kekuatan tombak, dia melayang dalam gerakan indah. Tangan kanan masih tetap memegang tombak yang melekat ketat di lantai.
"Duk-duk-duk" kaki anak lelaki itu berulang kali menendang tepat di dada anak gadis tadi.
Gadis kecil itu terlempar beberapa tindak kebelakang. Tubuhnya membentur pajangan senjata di ruang latihan tempur, sehingga kumpulan tombak dan pedang yng disusun di rak senjata, berantaka berhamburan ke lantai.
"Cukup !" terdengar suara yang menghentikan adu senjata diantara dua anak itu.
Seorang pria yang mengenakan baju tanpa lengan. Rambut pria itu panjang hingga punggung, dengan membiarkannya jatuh tergerai, tidak di ikat atau di sisir. Usia nya sulit di prediksikan, namun dengan melihat tampilannya, orang dapat menduga bahwa pria ini adalah seseorang yang ahli seniman beladiri.
"Pria itu bernama Argoroth. Dia seorang Shulam yang merupakan pengendali api. Spesialisasinya adalah sebagai Ahli tempur, attacker dengan kekuatan Attack yang masuk jajaran 20 besar se akademi di Wilayah Tengah ini" bisik LanHua kepada Lei kecil yang terkagum-kagum dengan ketrampilan bocah-bocah tadi ketika latihan tempur.
*Bersambung*
Untuk membuat author lebih semangat dan tetap berkreasi melanjutkan novel ini, jangan lupa di-like, sekedar komen dan vote.
Terlebih tolong favoritkan novel ini karena Noveltoon akan menilai untuk menjadi pemasukan Author berdasarkan jumlah Favorit, komen dan like … yang tentunya juga menyemangati author. Apresiasi yang readers berikan akan menyemangati autor untuk terus berkarya di Noveltoon ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Idris
tetap semangat......
lanjutkan
2023-01-03
1
Riswandi Megi
g ada kepolosan seorang anak kecil,
2022-10-17
2
Nani 2017
ayo semangat thoooorrrr...
🔛🔛🔛🔛🔛🔛🔛🔛
2022-09-09
1