Gadis kaum Shulam Bernama Olga itu berdiri di tengah-tengah lapangan, tepatnya diatas panggung kecil. Tatapannya angkuh menyelidik satu demi satu warga desa.
“Saatnya satu demi satu dipersilahkan maju untuk ku pindai. Pemindaian secara sihir ini akan memberi informasi apakah dia menyembunyikan benda berkekuatan sihir yang kami cari itu”
Matanya berputar menatap barisan warga Desa Meihua dengan taja, serasa menikam jantung.
“Kaum tentara akan mengatur barisan agar teratur dan tidak acak-acakan” orang-orang merasa muka melihat keangkuhan gadis Shulam itu
Olga Fedorov kemudian pelan-pelan mengeluarkan sebuah benda dari sakunya, dan itu ternyata hanya sebuah cermin hias kecil.
"Penyihir itu mau memperagakan keahlianya berdanda didepan orang-orang desa??" desis seorang perempuan dengan nada penuh kecemburuan. Tatapan penuh ketidak sukaan memenuhi wajah semua wanita di lapangan.
Olga merasakan hawa permusuhan dari semua wanita di lapangan. Akan tetapi dia tidak peduli, sambil tersenyum manis lalu berteriak
“Antrian pertama… maju.!!!” Seorang laki-laki tua bergegas maju untuk di pindai. Laki-laki itu ingin melihat Olga Fedorov dari dekat.
Olga lantas memiringkan cermin hias mungil mungil ditangannya. Laki-laki tua itu di instruksikan untuk menatap cermin..
"Tatap ..!!"
Seolah tengah merapalkan mantra, Olga mengucapkan kata-kata yang menyebabkan buku tengkuk berdiri....
“Mata adalah cermin jiwa. Semua isi hati dapat terbaca melalui mata …. Berbicaralah jujur!!!” Olga membentak keras, lalu cermin itu mengeluarkan seberkas sinar yang menyilaukan dan membuat mata pria itu serasa
akan menjadi buta. Orang-orang di lapangan menjadi terkejut.
Dalam jerit ketakutan laki-laki tua itu terjatuh. Dia merasa akan pingsan. Olga berusaha menenangkan dia. Tangan nya menepis gerakan laki-laki tua panik itu, dan sementara tentara buru-buru menyeret laki-laki tua itu merangkak turun dari panggung.
"Tidak terdapat aura sihir apapun. Dia hanya seorang kaum lemah... mortal" bisik Olga didalam hati.
“Next..!” teriak Olga.
Seorang perempuan ganti melangkah menaiki panggung kecil. Prosesi dan teriakan mantra Olga di lakukan sekali lagi.
Lalu kemudian cahaya menyilaukan keluar dari cermin hias dan membuat buta semu bagi mata perempuan itu. Meski tidak sampai terjatuh, perempuan itu tidak menampakkan terjadi sesuatu yang luar biasa. Itu pertanda dia tidak memiliki barang sihir didalam tubuhnya.
“Next!!!” tidak terdapat indikasi sihir sama sekali.
“Next!!!” dan....
"Next!!!"
Olga menyeka setetes keringat yang jatuh membasahi pipinya yang berwarna merah muda. Dia mulai kehilangan kesabaran. Telah setengah lebih warga desa di pindai, akan tetapi mereka semua bersih. Tidak memiliki jejak sihir hewan mitos langka.
Olga mengeluh dalam diam. Dia membayangkan masih harus mengunjungi dua desa lagi sebelum sesi pemindaian benda roh selesai dia penuhi. Pekerjaan ini benar-benar menguras energi sihirnya. Namun dia berusaha untuk terlihat professional.
Saat itu di lapangan alun-alun desa...
Tersisa sepuluh warga desa yang belum selesai dia pindai. Diam-diam Olga gembira.
“Akhirnya… sesi pindai memindai yang membosankan ini akan selesai. Orang-orang ini hanya jelata bodoh yang tidak memiliki kekuatan sihir hewan mitos sama sekali” Olga merasa amat bosan.
Dengan acuh tak acuh dia berteriak keras… "Next!!!"
Seorang anak laki-laki kurus berjalan penuh semangat kearah panggung. "Well tidak buruk. Mungkin dia satu-satunya diantara semua orang desa ini yang terlihat bersemangat mengikuti pemindaian sihir ini"
“Kamu hanya perlu menatap cermin ini dan jangan melawan ketika cahaya keluar dari cermin, lalu sesi ini selesai. Usahakan merasa santai”
Olga memberi nasihat kepada anak laki-laki kurus yang tidak terlihat gugup itu…
“Sekarang..!!! Tatap cermin ini”
Anak itu menatap cermin ditangan Olga. Tidak terjadi sesuatu yang luar biasa. Masih sama dengan yang lainnya, cahaya putih keluar dari cermin kecil itu… Olga sudah akan menutup cermin hias ditangannya, ketika secara tiba-tiba cahaya itu berubah warna.
Olga tercengang. Anak ini memiliki bakat sihir alami meski tipis.
"Mungkin dia dapat menjadi Shulam jika dilatih. Ternyata ada juga jejak mutiara di antara kubangan lumpur seperti ini" Olga melirik dengan minat pada anak itu.
“Warnanya biru langit… begitu tipis warnanya. Akan tetapi masih terdapat sedikit bakat yang dapat digali. Mungkin dia bisa menjadi Penyembuh atau Alkemis” Olga semakin berminat. Penyembuh dan alkemis adalah kelompok Shulam yang diperlukan. Mereka dapat membantu menyembuhkan secara sihir kepada tentara level tinggi atau level tengah ketika berperang.
Di Benua Shulam ini, tentara yang berasal dari manusia Fana atau Mortal, ketika bergabung dengan militer maka mereka disebut Tentara peringkat Tengah. Sedangkan Kaum Shulam yang seutuhnya adalah bagian dari militer, di sebut Tentara Utama. Terdapat perbedaan jelas diantara dua kelompok itu.
"Siapa namamu???" tanya Olga ramah.
"ZhongLei. orang memanggilku Lei kecil"
"Apakah kamu berminat bergabung dan menjadi Shulam?" Olga tersenyum.
Anak itu menatap Olga, dalam anggukan tegas dia menjawab..
"Aku mau. Aku memang memimpikan menjadi Shulam sejak lama" anak itu berusaha menjawab polos, akan tetapi kata-katanya menyerupai orang dewasa.
"Bagus.... kalau demikian adanya, aku akan memberikan kamu rekomendasi. Apakah kamu sudah pernah di tes kemampuan oleh petugas Shulam??"
ZhongLei menggoyang kepala pertanda belum pernah
"Belum pernah. Aku membaca di papan pengumuman desa, dalam beberapa waktu kedepan petugas Kerajaan yaitu Kaum Shulam akan datang ke desa dan melakukan tes kemampuan dan bakat...."
Wajah Olga berbinar..
"Kamu dapat memberikan plakat kecil ini kepada petugas ketika mereka datang dan melakukan uji bakat. Namaku Olga. Olga Fedorov. Katakan itu kepada petugas serta plakat rekomendasi ini. Kamu akan di latih menjadi seorang ahli" Olga mengakhiri pidatonya.
Semua percakapan diantara kedua nya didengar jelas oleh semua warga desa yang masih lengkap berkumpul di alun-alun. Wajah-wajah terkejut, bangga dan cemburu campur aduk diantara mereka.
"Anak itu akan menjadi seorang Shulam?? Baguslah. Akan ada seorang Kaum Shulam dari desa ini"
"Bukankah anak itu akan di ubah menjadi penyihir??? apa bagus nya?"
Paman Baojia hanya diam menyaksikan semua itu. Dia berbahagia karena ZhongLei yang di rawat sejak kecil itu, pada akhirnya akan menjadi seseorang yang dilirik pihak Kerajaan. Namun di lain pihak dia takut... Akankah anak itu aman??? Menjadi Shulam berarti akan menjadi Tentara yang selalu identik dengan perang.
Sementara itu, empat pasang mata menatap ZhongLei dengan rasa tidak percaya. Bukankah dia semalam bersembunyi di Hutan Temaram? Mengapa dia masih hidup? Pakah Hutan itu memberi kekuatan Magis? sampai-sampai hasil pemindaian bukannya menyimpan benda milik Mahluk mitos, yang adalah dia ternyata memiliki bakat sihir.
"kita harus menanyakan hal itu kepadanya. Kelak ketika Kaum Shulam penguji tes bakat... kita juga bisa menjadi seperti dia... memiliki bakat sihir" Meimei meremas keras tangan temannya.
*Bersambung*
Untuk membuat author lebih semangat dan tetap berkreasi melanjutkan novel ini, jangan lupa di like, sekedar komen dan vote.
Terlebih tolong favoritkan novel ini karena Noveltoon akan menilai untuk menjadi pemasukan Author berdasarkan jumlah Favorit, komen dan like … yang tentunya juga menyemangati author. Apresiasi yang readers berikan akan menyemangati autor untuk terus berkarya di Noveltoon ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Karya Sujana
booommmmm
2023-05-09
0
Mas Bos
mei mei cemburu apa cinta ke lei
2023-01-10
0
Maskur Djibran
asyeeeekkkk
2022-10-16
0