Perpisahan

Si kecil ZhongLei pulang dengan hati yang dipenuhi rasa sukacita.

"Tidak lama lagi aku akan memasuki asrama. Aku akan menjadi bagian dari sebuah dunia baru" anak itu berlari-lari kecil menuju rumah atau ke tempat tinggal dimana selama ini dia anggap rumah.

Paman Baojia terlihat tengah menyapu halaman rumah yang merangkap tempat usaha, dimana mereka menjual makanan yang disebut "mie" untuk sumber penghasilan.

Entah mengapa, tiba-tiba ZhongLei anak kecil itu dipenuhi rasa haru. Perasaan itu sedemikian meluap, membuncah memenuhi isi dadanya. Tiba-tiba Lei kecil berlari dan memeluk Paman Baojia

Pria itu, Paman Baojia awalnya merasa amat kaget. Akan tetapi ketika dia merasakan pelukan hangat tangan kecil, di sertai isakan tangis, Paman Baojia tiba-tiba mengerti. Dia seolah paham bahwa itu adalah ungkapan rasa sayang dari seorang anak yang tidak dapat mengungkapkan rasa kasih itu.

Kedua nya diam dalam rasa kasih. Paman Baojia paham... ini adalah tanda perpisahan.

Sementara Kei kecil tidak sanggup untuk berkata-kata. Meskipun terkadang sikap laki-laki tua itu amat keras kepadanya, dia tahu. Paman Baojia amat mengasihinya.

Malam itu mereka berdua, duduk-duduk di halaman rumah. Paman Baojia mengeluarkan sekendi anggur, minuman beralkohol simpanannya. Dia sangat hemat dalam mengkonsumsi barang itu. Tentu saja, di masa susah seperti itu, apapun harus dilakukan dengan hemat jika mau bertahan hidup.

Kedua nya minum tanpa kata. Itu adalah kali pertama anak itu mencicipi minuman beralkohol.

"Aku akan menjadi seorang penyihir yang baik" kata Lei kecil sambil meneguk minuman anggur itu. Lei kecil hampir saja muntah karena dia merasa minuman itu amat pahit.

"Dimanakah letak kelezatan minuman ini, seperti yang selalu dikatan orang banyak?" hampir saja dia memuntahkan kembali cairan itu, jika tidak merasa takut Paman Baojia akan tersinggung, lalu marah.

"Aku paham.. aku yakin kelak Desa Meihua ini akan mendengar namamu ketika kamu disebut-sebut sebagai salah satu ahli sihir yang amat disegani" Paman Baojia kembali meneguk cairan anggur itu.

Malam pun berlalu. Dua orang itu, Paman Baojia dan si Kecil ZhongLei masih terlihat duduk di bangku yang terbuat dari sisa kayu. Keduanya tidak lagi menikmati minuman anggur, persediaan anggur Paman Baojia terlalu sedikit.

"Mari kita masuk. Udara sudah mulai membeku. Kamu harus banyak beristirahat karena perjalanan menuju akademi dimana kamu berlatih nanti, amatlah jauh dari Desa Mei Hua" kata Paman Baojia. Lei kecil pun beringsut menuju kamar tidurnya yang sederhana. Malam itu dia bermimpi, di suatu tempat yang amat jauh sekali. Dia memerintah banyak orang. Dan dalam mimpinya, dia adalah ahli sihir terbaik yang selalu mengendarai mahluk mitos Feniks sebagai kendaraan.

>>>>>>

Hari itu, tepat seminggu telah berlalu. Pada waktu itu LanHua gadis Shulam itu memenuhi janjinya. Dia datang ke Balai Desa Mei Hua. Gadis itu menemui seorang petugas di Balai Desa. Setelahbincang-bincang sebentar, gadis itu meminta seorang petugas desa untuk pergi menjemput Lei kecil di rumahnya.

Petugas desa itu lalu datang ke tempat tinggal ZhongLei, di rumah gubuk yang merangkap tempat usaha kecil itu.

Sesampai disana, petugas desa itu melihat anak kecil bernama ZhongLei itu telah rapih menggunakan pakaian yang terkesan sederhana namun bersih. Anak itu dengan tertib berdiri di halaman rumh bersama satu buntelan kecil yang kemungkinan berisi barang-barang pribadi.

"Kita akan berbalik ke balai desa. Seorang shulam perempuan telah menanti kamu"

Ketika ZhongLei hendak berangkat meninggalkan rumah itu, dia tidak menemukan Paman Baojia di dalam rumah.

Padahal sebenarnya dia ingin berpamitan. Minimal memegang tangan Paman Baojia, akan membuatnya merasa lega. Ketika pada akhirnya petugas desa mendesak agar mereka bergegas pergi, ZhongLei tanpa sengaja melihat selembar kertas diatas meja ruang tamu yang bertuliskan,

"Jadilah yang terbaik. Tertanda Paman Baojia"

"Baiklah..." Lei kecil kemudian mengeraskan hatinya dan melangkah mengikuti petugas desa itu.

Tatkala dia melewati pagar di rumah itu, Lei kecil berhenti sejenak.

"Ini adalah kali terakhir aku akan meninggalkan rumah ini. Bagaimanapun, tempat ini adalah rumah bagiku"

Setelah diam sejenak didalam rasa haru, Lei kecil berlari mengiuti langkah panjang petugas desa. Dia langsung lupa dengan kesedihan, dan perasaannnya kini dipenuhi rasa tertantang yang sulit dia ungkap kan.

Sementara itu, dari kejauhan sesosok bayangan keluar dari semak-semak dan mengamati bayangan ZhongLei, sampai hilang di simpang jalan.

"Aku yakin kamu akan menjadi seorang penyihir yang hebat" Paman Baojia menatap kepergian ZhongLei.

******

"Mari kita berangkat. Aku tidak mau ita terlambat kereta untuk menuju 'Kota Temaram'. Keberangkatan kereta akan tepat waktu sebelum kentongan kedua malam ini" kata LanHua.

ZhonLei memeluk jubah gadis itu erat-erat, ketika dia memacu kudanya untuk berlari dengan kencang. Mereka berpacu untuk dapat menumpang kereta yang disebutkan Shulam itu.

"Aku belum mampu mengolah energi Shulam untuk melakukan teknik terbang. Oleh karena itu kita hanya dapat menunggang kuda. Kedepannya, jika nanti aku telah memasuki level 1 sebagai seorang Shulam, maka perjalanan ini tidak akan begitu merepotkan seperti sekarang. Aku dapat membawamu terbang didalam perjalanan"

LanHua berusaha menjelaskan hal ketidak mampuannya kepada Lei kecil. Dia berkata demikian ketika dia mendengar anak kecil itu bertanya dengan polos, yaitu

"Apakah mengendarai kuda adalah jalan satu-satunya untuk mencapai tempat dimana Kereta yang menuju Kota Temaram? Mengapa anda tidak terbang seperti Pengendali Air di alun-alun Desa Meihua waktu itu?" LanHua hampir tersedak mendengar pertanyaan kritis itu. Dia memaki dalam hati.

LanHua memang sama sekali belum memiliki kemampuan untuk terbang. Kultivasinya masih jauh dari kemampuan untuk terbang. Dia hanyalah debu ketika di sandingkan dengan jenius-jenius terpandang penyihir Shulam itu.

"Semoga ketika aku pulang membawa bocah calon Shulam ini, diriku akan di hadiahkan pil "Mawar Pemanis" yang biasanya digunakan ahli sihir lain untuk meningkatkan kemampuannya.

Memikirkan pil penambah kekuatan itu, LanHua kembali merasa lega. Dia lalu mengabaikan kata-kata bocah kecil itu.

"Toh ketika aku memperoleh Pil Mawar Pemanis nanti, dengan mengurung diri berkultivasi maka keahlian sebagai Shulam Level satu akan disandang diriku. Aku ingin melihat wajah bocah ini, ketika dia melihatku terbang diatas sebilah pedang nanti" LanHua tertawa dalam hati, menghibur diri dengan mimpi.

******

Kedua orang itu tiba di sebuah markas militer, yang terdiri dari tentara kelas dua (tentara yang tidak memiliki kemampuan sihir). Markas militer itu terdiri dari tenda-tenda besar yang menampung banyak prajurit.

"Di tempat itu nanti, kereta akan datang, lalu bersama-sama dengan beberapa orang kita akan menuju Kota Temaram yang aku sebutkan tadi. Di Kota Temaram terdapat salah satu cabang akademi sihir. Kamu akan berlatih di akademi sihir Kota Temaram" LanHua menunjuk kearah semacam gubuk tempat beberapa orang terlihat berdiri, menunggu dengan sabar kedatangan kereta.

*Bersambung*

   Untuk membuat author lebih semangat dan tetap berkreasi melanjutkan novel ini, jangan lupa di-like, sekedar komen dan vote.

   Terlebih tolong favoritkan novel ini karena Noveltoon akan menilai untuk menjadi pemasukan Author berdasarkan jumlah Favorit, komen dan like … yang tentunya juga menyemangati author. Apresiasi yang readers berikan akan menyemangati autor untuk terus berkarya di Noveltoon ini.

Terpopuler

Comments

Karya Sujana

Karya Sujana

boooommm

2023-05-10

0

Idris

Idris

menarik

2023-01-03

1

kestari kongres20

kestari kongres20

jos

2022-10-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!