Tembok Kutukan

   Lei kecil si anak kecil kurus itu berlari kencang semampu yang bisa dia lakukan. Jelas-jelas dia tidak kepingin di siksa gadis kecil bersama tiga temannya itu. Dengan tangan yang erat memegang bungkusan daging yang dia masih berhutang di Pekan, dari Bibi Marrim, dia menerobos semak-semak. (ZhongLei terkadang di panggil Lei kecil).

   Sementara tidak jauh dibelakang nya terdengar sorak-sorai anak-anak kecil lainnya, yang saling memberi semangat untuk mengejar dia, bahkan kuping nya sempat menangkap suara anak perempuan pemimpin kelompok meneriakkan

“Tangkap dan telanjangi dia. Kita buat dia malu. Arak dia mengelilingi desa”

"Apakah gadis itu gila?" umpat Lei kecil dalam hati. Jelas-jelas dia tidak bersedia dirinya dipermalukan seperti itu.

"Di telanjangi dan diarak mengelilingi desa? Oh tidak. Jangan sampai terjadi, demi Kaum Suci apapun" Lei kecil berdoa dalam hati.

Kelompok anak-anak nakal itu memang selalu mengganggunya. Entah memukulnya atau kah merampas barang yang dia beli dari Pekan desa. Apapun itu. Dan dia selalu berusaha membalas perilaku mereka (itu versi dia).

Minimal kata-kata tajam yang membuat kelompok nakal itu merasa tersakiti hatinya, lalu dia akan berlari bersembunyi. Hanya itu yang dapat dia lakukan melawan empat anak.

   Sepertinya umpatannya kali ini membuat kelompok anak nakal yang diketuai gadis kecil bernama Mei-mei itu benar-benar marah.

Ejekan nya atas hasil karya yang telah mereka ciptakan susah payah-meskipun kenyataan amatlah berbeda terlalu jauh dibanding Nomrog kaum Shulam,  nampak nya tidak termaafkan oleh mereka.

Meskipun demikian, bibir Lei kecil menunjukkan lekukan seperti orang tersungging gembira. Dia senang. Lain kali, akan ku cela habis-habisan sampai gadis itu menangis. Lei kecil tersenyum puas.

“Apakah tidak sebaiknya aku bersembunyi di Hutan Temaram ini? ” Zhonglei bimbang.

Hutan Temaram adalah hutan keramat didalam pandangan semua masyarakat Desa Meihua. Terlalu banyak kisah magis yang mereka dengar mengenai hutan ini-dan membuat mereka menjadi jeri.

Konon kabarnya, Hutan Temaram adalah tempat batas dunia-yaitu tempat suatu pembatas diantara Dunia Tengah ini dari Dunia lain diluar sana-Kerajaan Utara misalnya. Tapi tidak seorangpun pernah menjajal kebenaran cerita itu.

“Ku pastikan kelompok anak nakal itu tidak akan berani mengejarku, jika aku memasuki hutan angker ini” ZhongLei memutuskan diri untuk bersembunyi di hutan legendaris itu. Dia lalu melangkahkan kakinya melewari garis pembatas yang menyatakan batas desa dengan Hutan Temaram.

“Apa? Anak itu sudah kehilangan rasa warasnya” pekik Mei-mei dilanda rasa ngeri.

Dari tepi jalan sepi itu, sementara berdiri di tanda batas yang mana kakinya masih berdiri di wilayah Desa Meihua, dia merenungi keberanian ZhongLei yang tengah berlari melintas garis batas.

Temannya yang lain, Heng kecil, tak kurang rasa terkejutnya. Dengan nada takjub dia berkata

“Aku yakin anak itu akan terkena kutukan Hutan Temaram ini” suara Feng kecil-anak yang bertubuh kurus terdengar serak, tapi. Well keempat anak itu semuanya kurus. Tidak ada yang berisi.

   Dengan melempar tatapan congkak, Zhonglei melangkah mantap, semakin dalam menuju kegelapan di Hutan Temaram. Dia seolah-olah terlihat gagah tatkala berjalan dengan gaya mentereng seperti itu.

Kenyataan sebenarnya adalah dia gemetar mulai dari tangan hingga ke telapak kaki. Zhonglei hanya berupaya menunjukkan kepada kelompok anak nakal itu, seakan-akan dia pemberani. Zhonglei lalu menghilang di balik semak-belukar diiringi pekik jerit empat anak yang tadinya mengejar dia-kini berbalik meneriakkannya agar berbalik.

>>>>>>

   Anak kecil berjalan sendirian di tengah Hutan yang disebut Hutan Temaram itu dalam kebingungan. Sepertinya dia telah melintasi jalan setapak ini sebanyak lima kali. Akan tetapi dia tak kunjung berhasil keluar dari hutan itu.

Bahkan kini, garis tepian batas antara jalan desa dengan hutan ini, tidak terlihat sama sekali. Rasa-rasanya dia hanya melangkah kan kaki sebanyak dua puluh Langkah,

"Akan tetapi mengapa? Secara mendadak aku langsung tersesat?" "Zhonglei mulai di landa rasa sesal. Keangkuhannya kini telah berbuah pahit.

"Tidak. Aku harus tetap tegar" desisnya

“Hutan Ini begitu aneh. Seperti nya terdapat tenung jahat yang membuat ku tidak dapat keluar lagi” Zhonglei tetap bersikukuh tegar. Meskipun bayangan kisah-kisah hikayat dan kabar burung tentang Hutan Temaram menghantui pikirannya. Pantang bagi dirinya untuk menangis.

****

   Tanpa terasa malam telah menjelang. Si kecil ZhongLei kini terduduk lesu penuh rasa lapar, di bawah pohon besar yang berdekatan tidak jauh dari sebuah tembok raksasa.

"Sebentar, itu tembok raksasa?" batinnya.

   Benar sekali, sebelumnya tatkala dia mencari-cari jalan keluar dari hutan ini, bukannya menemukan petunjuk untuk keluar dari Hutan Temaram ini, kenyataan bahwa dia semakin dalam memasuki wilayah hutan itu. Pada akhir pencariannya, sia menemukan sebuah tembok suram, besar, tinggi dan seperti tidak memiliki ujung. Sejauh mata memandang, hanyalah ujung tembok membelah dari barat hingga ke utara.

Dengan keadaan batin yang tertekan dilanda kuatir dan bahaya, dia mendekati tembok suram itu.

“T-tembok apakah ini?” takut-takut anak itu menyentuh dengan rasa penasaran akan benda kokoh itu.

“Ah, mengapa tembok ini demikian dingin?” ZhongLei terperanjat manakala perasaan suram, dingin dan hampa memenuhi perasaannya, ketika bersentuhan dengan tembok suram itu. Buru-buru dia melepaskan tangannya dari tembok dingin itu.

   Samar-samar dia teringat desa-desus yang selalu di kisahkan oleh orang-orang tua Desa Meihua.

“Dahulu sekali, di benua ini, semua orang dapat pergi dari kemana saja sesuka hati. Tidak ada pembatasan antara manusia yang tinggal di wilayah tengah jika ingin bepergian ke Utara atau sebaliknya. Akan tetapi suatu ketika, tatkala kejatuhan kaum SAGE pelindung rakyat di dalam perang besar, maka Benua ini dibatasi sihir antara Utara, Selatan, Tengah, Barat dan Timur”.

“Sang Penguasa yang merupakan pemimpin tertinggi di utara, lalu menciptakan sihir kuat untuk membatasi perjalanan manusia ke berbagai wilayah di benua ini. Pembatas itu konon berupa sebuah tembok besar yang tinggi hingga mencapai awan.

Hanya kaum Shulam dari ordo tinggi-yang dapat melakukan Teknik terbang, yang dapat melintasi tembok tinggi itu, dan bebas melintas antar wilayah di benua ini” demikian kisah yang di ceritakan orang-orang tua-yang sempat diingat oleh Zhonglei. Tidak ada yang pernah tahu, gerangan apa yang ada di balik tembok sihir itu.

   Zhonglei bergidik mengingat Fabel kuno yang menunjukan bahwa tembok di hadapannya dibuat secara sihir.

“Tembok itu memang cocok dengan namanya tembok kutukan” desis dia didalam hati. Dia ingin menjauh dari tembok itu, akan tetapi sepertinya semakin dia mencoba berjalan menjauh, semakin dia tersesat dan masuk ke bagian dalam hutan.

Jangan-jangan ketika dia memaksa menghindar, dia kemungkinan dapat berjalan dan menembus tembok terkutuk itu. Dia lantas tertawa kecil karena memikirkan hal-hal konyol seperti itu.

"Pikiran tolol yang berkhayal seolah-olah penyihir dari ordo tinggi" Zhong tertawa. Sedikit rasa lega ketika dia memikirkan hal-hal konyol.

   Kala itu langit telah berubah amat gelap. ZhongLei kecil mencoba duduk diam bertahan hidup di bawah pepohonan sendirian. Meski udara malam itu dingin, dia berusaha untuk tetap hangat dengan mengumpulkan kayu kering lalu membakarnya, lalu jadilah api unggun yangmemberi nya kehangatan.

   Sekonyong-konyong fenomena langit berubah memerah. Dia mengangkat wajah dan memandang gugup keatas. Sebuah bayang besar,

"Tetapi tidak, benda itu terlalu besar" yang terlihat terbang di angkasa dengan sayap yang membentang amat lebar.

Lalu kemudian bayangan bersayap yang dia terka adalah burung besar itu menukik balik dengan cepat kearah tembok kutukan. Mata mahluk itu menyala-nyala dengan tubuh berselimutkan api yang amat besar.

"Feniks! Jelas itu adalah burung Feniks !" Zhonglei menggigil seketika. Cerita-cerita kuno mengetakan, jika kamu melihat mahluk mitos, itu pertanda kamu akan mati. Tidak ada seorangpun yang dibiarkan hidup oleh pihak Kerajaan setelah melihat mahluk mitos.

Dengan ketakutan, dia memadamkan semua api yang dinyalakan tadi. Di kuburnya sisa pembakaran dengan debu dan pasir. Zhonglei kembali menggigil.

Semoga tentara atau Shulam tidak datang dan mengambil nyawanya. Dia bersembunyi dibalik pohon-pohon besar. jantung di dadanya berdetak bertalu-talu.

   Lalu kemudian dari tempat tersembunyi itu dia melihat sebuah penampakan yang tak kalah mengejutkannya. Tampak dari balik tembok tinggi itu moncong sebuah bayang raksasa muncul.

“Kapal Roh yang dapat terbang !” ingin rasanya Zhonglei pingsan dan melupakan semua yang dia lihat. Ini adalah hal terlarang. Menyaksikan mahluk mitos dan melihat Kapal Terbang Roh.

   Zhonglei terbelalak tatkala dia mengintip melihat ke arah anjungan kapal terbang itu, dua sosok manusia terlihat mengeluarkan api dari tangan mereka, lalu mereka melempar api itu kearah Fenik yang terlihat menukik tajam kearah kapal terbang itu.

*Bersambung*

   Untuk membuat author lebih semangat dan tetap berkreasi melanjutkan novel ini, jangan lupa di like, sekedar komen dan vote.

   Terlebih tolong favoritkan novel ini karena Noveltoon akan menilai untuk menjadi pemasukan Author berdasarkan jumlah Favorit, komen dan like … yang tentunya juga menyemangati author. Apresiasi yang readers berikan akan menyemangati autor untuk terus berkarya di Noveltoon ini.

Terpopuler

Comments

Mas Bos

Mas Bos

kesialan yg akan jd keberuntungan

2023-01-10

1

John Singgih

John Singgih

tersesat di hutan terlarang

2022-11-14

1

Rudi Gustaman

Rudi Gustaman

mantap ..bikin mantap juga seperti cerita SIMA YONG

2022-11-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!