Bagian 19. Pembalasan Seline

💮💮💮

"Ini..."

"Apa yang terjadi kepada Kakek ku," tanya wanita itu khawatir. Ekspresi wajah Seline yang terlihat tidak baik-baik saja membuatnya memikirkan hal-hal yang buruk telah menimpa Kakeknya.

Seline berdiri, memunculkan tanda tanya besar di kepala kedua orang itu.

"Apakah kakek merasa tidak nyaman di bagian tenggorokan, terlebih saat memakan atau meminum sesuatu?" tanya Seline yang direspon dengan sebuah anggukan kepala oleh kakek itu.

"Beberapa hari ini, aku merasa tidak bernafsu untuk makan, bahkan makanan favorit ku sekalipun."

"Apakah sakit, Kakekku separah itu?" tanya wanita itu.

Seline menepuk bahu wanita itu, menatapnya dengan serius. "Dia hanya sedang panas dalam, minum banyak air putih juga sembuh," ucap Seline.

Wanita itu menepiskan tangan Seline, "Hentikan ekspresi mu itu. Kau membuatku berpikir yang tidak-tidak."

Kemudian, wanita itu bertepuk tangan, seolah sedang memanggil seseorang.

"Ya, Nona." Seorang laki-laki dengan setelan jas rapi datang menghampiri mereka. Mata Seline terbelalak, saat melihat laki-laki itu, dia adalah laki-laki yang waktu itu diperintahkan Kris untuk menjemput Seline dan mengantarnya ke pesta ulang tahun Vivian.

"Pak Gun?!"

Laki-laki yang ternyata bernama Pak Gun itu menoleh ke arah Seline, "lama tidak bertemu, Nona," sapa Pak Gun ramah.

"Anak muda kau mengenal Gun?" tanya Kakek itu kepada Seline.

Seline mengangguk, "Ya, dia adalah orang yang waktu itu mengantarkan sebuah gaun kepada ku," jelas Seline.

"Gaun?" tanya wanita itu, "apakah itu gaun dengan warna persik?" tambahnya.

Lagi, Seline kembali mengangguk. "Apakah ada yang salah dengan gaun itu?"

Suara tawa Kakek menggelegar di antara mereka bertiga, "Anak nakal itu, ternyata diam-diam sudah memiliki seorang pacar," gumannya yang masih dapat Seline dengar.

"Ella, sudahlah. Lagi pula itu hanyalah sebuah gaun," ucap Kakek untuk menenangkan wanita dengan rambut pendek, yang ternyata bernama Ella.

Ella memijit kepalanya, "dia membuatku rugi milyaran rupiah hanya untuk seorang wanita," keluh Ella.

Seline sang pencinta uang, menangkap kata-kata dari Ella. "Apakah pakaiannya semahal itu?"

"Tentu saja, kau pikir gaun yang ku buat semudah itu di dapatkan?"

"Kalau begitu, berarti aku bisa menjualnya lagi. Aku pasti akan untuk banyak," kata Seline yang kembali membuat Kakek tertawa.

"Kau begitu jujur kepada diri sendiri dan orang lain ya. Sangat jarang bisa menemukan gadis seperti mu. Anak nakal itu ternyata menemukan gadis yang menarik," ucap Kakek sambil manggut-manggut.

Seline yang penasaran dengan siapa sebenarnya yang dipanggil dengan sebutan "Anak nakal" pun bertanya.

"Sebenarnya siapa yang kalian sebut dengan anak nakal?" tanya Seline.

"Kau tidak tahu?" Ella balik bertanya.

Pak Gun yang merasa diabaikan membuka suara, "Nona Seline, Nona Ella adalah kakak kandung dari tuan muda Kris, begitu juga dengan Tuan Frain. Mereka adalah keluarga dari Tuan Muda Kris," jelas Pak Gun.

Seline manggut-manggut mengerti.

"Aku sampai lupa, Pak Gun tolong kau belikan kakek minuman," kata Ella.

Pak Gun mengangguk, "saya akan segera kembali," ucapnya, akan tetapi belum satu langkah dia bergerak Seline sudah menghentikannya.

"Tolong ini juga," ucapnya seraya memberikan sebuah kertas kecil.

***

Pak Gun kembali dengan membawa 2 kantong belanjaan besar, dia menyerahkan belanjaan Ella dan Seline.

Seline menerima kantong itu, dia mengambil sebuah minuman energi dan menyuruh kakek untuk meminumnya.

Kakek awalnya bingung, tetapi dia tetap menurut, kemudian Seline mengeluarkan satu es batu besar dia memarut es batu itu menggunakan parutan keju.

Setelah merasa cukup, Seline kemudian menuangkan madu ke es batu yang sudah diparutnya.

"Cobalah," pinta Seline kepada Kakek.

Kakek mencoba es parut buatan Seline. Rasa segar dan dingin mengalir di lehernya.

"Lalu minum minuman energi ini," pinta Seline lagi.

Kakek terus melakukan hal itu, dia merasa tenggorokannya sudah terasa baik kembali.

"Seline dari mana kau tahu kalau ini akan membuat tenggorokan kakek balikkan?" tanya Ella.

Jujur saja, pertanyaan Ella benar-benar membuat Seline teringat dengan dirinya dulu. Karena di panti asuhan mereka hanya memiliki uang yang terbatas, dengan uang segitu tidak cukup untuk Seline kecil membeli sebuah minuman penyegar, tapi karena Seline sangat tidak tahan dengan rasanya sakit tenggorokan, dia kemudian nekat membeli es batu.

Seline kemudikan kembali ke panti asuhan dan memarut es batu itu untuk dijadikan es parut, karena tidak ada madu, dia pun menggantinya dengan air gula.

Memang tidak terlalu berefek, tetapi dapat membuat leher yang terasa sakit dan tidak nyaman, itu terasa segar.

"Aku punya seorang kenalan, dia adalah seorang gadis yatim piatu. Karena tidak memiliki uang, dan tidak bisa membeli minuman penyegar untuk mengobati sakit tenggorokan. Dia menggunakan es batu untuk membuat sebuah es parut, sebagai ganti minuman penyegar. Namun, karena es batu tidak terlalu baik untuk kesehatan, aku sarankan untuk tidak terlalu sering memakannya."

Mendengar kata-kata Seline, Kakek yang awalnya berniat menambah es parut untuk yang ke 5 kalinya tidak jadi. Bibirnya mengerucut, seperti seorang anak kecil, merajuk.

Setelah itu, karena ada sebuah urusan Ella beserta kakek pamit kepada Seline. Mereka sempat menawarkan tumpangan kepada Seline, akan tetapi Seline menolak karena dia sedang bersama dengan Tio.

"Sepertinya kalian bersenang-senang." Tio datang menghampiri Seline saat Ella dan Kakek sudah tidak terlihat lagi.

"Kenapa kau begitu lama?" tanya Seline.

Tio menyerahkan segelas capuccino kepada Seline, "mungkin Nona saja yang tidak menyadari keberadaan ku," jawab Tio kemudian.

"Bisakah kau berhenti memanggilku dengan sebutan Nona? Aku merasa kalau aku adalah seorang yang berstatus tinggi."

"Ngomong-ngomong tentang status tinggi, apakah Nona—"

Seline melototi Tio, membuat pria itu menghentikan ucapannya, dan kemudian merevisinya kembali.

"Bagaimana persiapan mu untuk ujian nanti? Apakah sudah siap untuk tetap di kelas?"

Seline menaikkan sebelah alisnya, "mau bertaruh? Namaku pasti akan berada di peringkat pertama saat ujian nanti."

"Sifat manusia memang mudah untuk berubah, tapi untuk otak itu sangat mustahil berubah dalam waktu cepat. Sebenarnya Nyonya memintaku untuk mengawasi mu belajar." Tio menyesap kopinya.

Seline menatap Tio tidak tertarik, apakah perasaannya saja atau anak ini memang sekurang ajar ini.

Hello! Seline adalah seorang yang sudah menyandang gelas S2, bagaimana mungkin diajari oleh seorang anak-anak?

"Tidak, terimakasih." Seline memalingkan mukanya kesal, entah kenapa dia merasa seperti seorang yang memang bodoh.

Tingkah Seline yang seperti anak kecil membuat Tio tertawa kecil, "kau memanglah Seline yang selama ini ku kenal."

***

Setelah menghabiskan waktu seharian, Seline akhirnya kembali ke rumah.

Karena rumahnya berada di lantai 2, Seline harus menaiki tangga terlebih dahulu. Di saja terlihat beberapa orang dengan tubuh yang dipenuhi tato, tatapan bengis karena dibuat-buat.

"Siapa kalian?"

💮💮💮

Like dan komentar

Boleh juga lempar setangkai mawar untuk Seline

Terpopuler

Comments

AbC Home

AbC Home

siapa yaaa

2022-10-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!