Hi, absen dulu
Jam berapa baca bagian 19?
Ketemu Cerita Sweet Antagonist dari mana?
💮💮💮
Seline memoleskan make-up ke wajahnya, hari ini dia memiliki sebuah janji untuk bertemu dengan klien.
Kemarin malam Dita mengiriminya sebuah pesan singkat, kalau ada seorang Klien yang ingin bertemu langsung dengan Seline.
Karena itulah dia pagi-pagi sudah mulai bersiap, dia juga menghubungi Tio untuk ikut dengannya sebagai seorang asisten.
Dan Tio pun benar-benar melaksanakan tugasnya sebagai seorang asisten... Asisten rumah tangga.
Saat ini pria itu sedang membersihkan rumah Seline, ada banyak kantong snack yang bertaburan di ruang tamu, cup ramen dan beberapa bubuk aneh yang bertaburan.
Tio pikir, Seline yang sekarang bukanlah Seline yang dia kenal dulu, tapi kenyataannya Seline tetaplah Seline yang berantakan dan tidak bisa merapikan barang.
Ceklek!
Pintu kamar terbuka, terlihat Seline yang sudah sangat rapi. Gadis itu kini mengenakan setelan baju kerja yang rapi. Rambutnya di ikat ekor kuda, rapi.
Tio tertegun. Dia terpesona melihat Seline, gadis itu sudah seolah-olah sangat dewasa, padahal umur mereka baru 17 tahun.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Seline, saat melihat Tio sedang memegang sekantong besar plastik sampah.
Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Bersih, seperti baru. Rencananya Seline akan membersihkan rumah sepulang pertemuan ini. Kalau tidak mager, sih.
Namun, karena Tio sudah dengan bersenang hati membersihkan rumahnya, maka Seline tidak perlu repot-repot lagi.
"Ingin berangkat sekarang?" tanya Tio. Seline mengangguk, Tio mengingat plastik sampah itu, "tunggu sebentar," pintanya, lalu pergi ke luar.
***
Mobil mewah milik Tio melaju di padatnya jalanan Negara M. Dia sesekali melirik ke arah Seline, melihat apa yang sebenarnya sedang gadis itu lakukan.
"Kemana kita akan pergi?" tanya Tio, karena Seline sama sekali tidak memberikan informasi tentang tempat yang harus mereka kunjungi.
"Perusahaan papanya Dita," ucap Seline singkat tanpa menatap Tio.
"Apa rencana Nona setelah ini?"
"Tidak ada. Aku belum merencanakan apa yang ingin ku lakukan setelah ini. Apakah aku perlu mengunjungi restoran hotpot?"
Tio tersenyum, "apakah mau ikut dengan ku ke suatu tempat?"
"Kau akan mentraktirku?" Seline bertanya dengan mata berbinar, dia bahkan mencondongkan wajahnya mendekati Tio. Sangat dekat, hingga pria itu bisa mencium aroma parfum milik Seline.
"Y-ya. Aku akan mentraktir Nona apapun yang Anda mau," ucap Tio gugup.
Seline tersenyum senang, "kau yang terbaik," ucapnya bahagia, kemudian satu kecupan cepat mendarat di pipi Tio.
Sebuah kecupan singkat, yang berhasil membuat jantungnya mendadak berhenti.
***
Tio masih membeku, Seline sempat mengajaknya untuk ikut keluar bersama, akan tetapi ia lebih memilih untuk berdiam diri di mobil dulu. Dia membutuhkan waktu untuk menormalkan detak jantungnya.
Detak jantungnya berdetak kencang, bayangan saat Seline mencium pipinya benar-benar berhasil membuat seorang Tio menjadi tidak karuan.
Dia meremas dadanya, lalu menenggelamkan wajahnya pada setir mobil.
"Apa yang harus ku lakukan?" tanyanya pada diri sendiri.
***
Perusahaan Dixie adalah perusahaan milik Papanya Dita. Perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik, ini sudah berdiri sejak dulu.
Saat Dita mengenalkan produk buatan Seline kepada Papanya, Merdi langsung meminta Seline untuk bertemu dan memulai kerjasama dengan mereka.
Seline yang baru saja memulai bisnis online dan masih sangat sedikit pelanggan, tentu menerima tawaran itu dengan senang hati. Apalagi, saat dia mengetahui kalau perusahaan itu merupakan perusahaan kosmetik yang cukup terkenal.
"Seline!" Dita langsung menghambur diri ke pelukan Seline, di belakangnya Merdi menyusul. "Dita, tolong jaga sikap mu itu," pintanya. Dita melepaskan pelukannya, tersenyum tipis kepada Papanya
"Aku senang kau datang hari ini. Awalnya aku takut kau tidak akan datang, karena kau tidak menerima pesan resmi, melainkan pesan pribadi dari Dita." Merdi mencoba menjelaskan.
Seline tersenyum, "tentu saja aku akan datang."
Mana mungkin aku menyia-nyiakan kesempatan mendapatkan uang, tambahnya dalam hati.
Merdi mengangguk singkat. Entah kenapa, Seline merasa kalau sikap Merdi sama persis dengan Adam, papanya Seline. Sangat kikuk dan terlalu sok dingin, padahal nyatanya adalah seorang yang memiliki hati yang hangat.
Merdi kemudian menuntun Seline untuk menuju sebuah ruangan.
"Siapa sebenarnya yang ingin kita temui?" bisiknya kepada Dita.
"Dia adalah seorang pengusaha muda, dia tidak berasal dari Negara M. Papaku bilang akan sangat baik, jika bisa menjalin kerjasama dengan mereka."
Mereka berhenti di depan sebuah ruangan, "masuklah," ucap Merdi.
"Lalu anda?"
"Dia hanya ingin bertemu dengan mu. Ingatlah Seline, aku tahu kau masih sangat muda dan memang aku sangat ingin menjalin hubungan kerjasama dengan mereka, tapi ingatlah kau tidak harus melakukan sesuatu yang berlebihan dan membuat mu dirugikan. Dunia bisnis adalah dunia yang kejam. Langkah mu sekarang, adalah langkah yang menentukan masa depan karirmu." Setelah mengatakan itu, Merdi kemudian menarik Dita untuk ikut dengannya. Membiarkan semua keputusan di tangan Seline.
Seline memasuki ruangan rapat, dia pikir akan ada banyak orang, tapi kenyataannya hanya seorang laki-laki di sana. Seorang laki-laki yang tidak asing lagi.
Seorang laki-laki duduk di salah satu kursi, pria itu terlihat begitu serius melihat-lihat majalah. Rambut lurus, berwarna putih keperakan yang agak panjang.
Seline pikir ia sedang melihat seorang pangeran, karena laki-laki itu benar-benar seperti seorang pangeran. Apakah ini yang dinamakan pangeran dengan kuda berwarna putih?
"Kau sudah datang." Laki-laki itu tersenyum, dia meletakkan kembali majalah yang baru saja dibacanya.
"Aku sudah sangat lama ingin bertemu dengan mu, Nona Elson." Laki-laki itu menarik kursi dan mempersilahkan Seline untuk duduk.
"Maaf, tapi bisakah aku tahu namamu?" tanya Seline, dia menerima bantuan laki-laki itu.
Laki-laki itu tersenyum, sebelah tangannya menekan meja kaca. Wajahnya perlahan mendekat ke arah Seline, "Kau sangat jahat, padahal ini adalah pertemuan ketiga kita," ucapnya.
Dahi Seline berkerut bingung, kapan dia pernah bertemu dengan seorang pria semenawan ini?
Laki-laki itu tersenyum melihat raut kebingungan Seline, dia kemudian kembali duduk di tempatnya. "Kau sangat jahat," ucapnya dengan wajah sedih, seolah-olah Seline telah menindasnya.
"Bagaimana bisa kau melupakan wakil ketua OSIS di sekolah mu?"
***
Seline duduk pada kursi taman, tubuhnya terasa sangat lelah, padahal yang mereka lakukan hanyalah berbicara tentang hubungan kerjasama.
Tio menepati janjinya kepada Seline untuk membawa Seline pergi ke taman. Sambil menunggu Tio kembali dari membeli minuman, Seline memilih untuk menunggu di kursi taman.
"Aku sudah bilang untuk berhati-hati, bukan?"
"Tenanglah. Begini-begini aku juga seorang pria."
Seline menoleh ke samping, tepat di kursi sebelahnya seorang wanita berambut pendek dan seorang kakek-kakek dengan tongkat sedang berdebat
Sepertinya gadis itu adalah cucu dari kakek itu, wajahnya tampak gelisah melihat kakek itu memegang tenggorokannya.
Seline yang merasa penasaran pun datang menghampirinya, "kakek apakah kau tenggorokan terasa tidak nyaman?" tanya Seline.
"Apa yang ingin kau lakukan?" Wanita berambut pendek itu menatap Seline tajam.
"Aku hanya ingin membantu." Seline berjongkok di depan kakek itu, memintanya untuk membuka mulutnya.
"Tolong buka mulut kakek," pinta Seline, kakek itu sedikit enggan, tapi tetap menurut. Dia membuka mulutnya dan Seline segera memeriksa keadaan kakek itu.
"Ini..."
💮💮💮
Malam
Ada yang Rindu sama Seline?
Kira-kira Barra itu siapa sih? Apa dia punya motif untuk mendekati Seline?
Terus kakek dan wanita itu siapa?
Kakeknya sakit apa sih?
Yuk, cari jawabannya besok di Bagian 19.
Di update 23.03
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
AbC Home
ini apa thor hadeeeh
ini ni gantung ini gimana ini
2022-10-05
1
AbC Home
capture 18 thor
bukan 19😁
2022-10-05
1