Jam berapa kalian baca bab ini?
Ada yang kangen sama Seline?
Mau tau dong, asalnya dari mana saja? Me? Kalimantan Barat😅
Ada yang sama?
💮💮💮
Seline mengambil segelas jus, saat seorang pelayan menawarinya. Pelayan itu kemudian berlenggan pergi, setelah merasa sudah melakukan tugasnya.
Seline memperhatikan sekitar, tidak ada yang dikenakannya di sini. Papa dan Mamanya juga tidak menunjukkan batang hidungnya, apalagi Tio. Anak itu kenapa seringkali menghilang akhir-akhir ini, apakah dia sudah melupakan janjinya kepada Seline, bahwa dia akan selalu ada untuknya. Yah, meskipun sekarang ini, Seline yang itu telah tiada.
"Nona Seline?" Seline menoleh kepada seorang wanita, usianya terlihat sudah berkepala 3. Wanita itu memakai dress berwarna cream, Seline memandangi wajah wanita itu. Kerutan di wajahnya benar-benar membuat Seline terganggu, sebagai seorang yang sudah jatuh ke dunia kecantikan, Seline tiba-tiba menjadi sangat sensitif terhadap hal yang berkaitan dengan kecantikan.
"Apakah kau benar-benar Nona muda Seline? Putri Diana?" Wanita kembali bertanya, Seline yang sedang melamun sedikit tersentak.
"Maaf," ucapnya "Benar saya Seline, apa ada yang bisa saya bantu?" lanjut Seline kemudian.
Wanita itu tersenyum, "aku lihat gaun yang kau kenakan begitu cantik. Aku juga tidak tahu bagaimana caramu mendapatkannya, tapi aku juga melihat gadis muda itu mengenakan pakaian yang sama," ucap wanita itu, dia menunjuk tempat Lila berdiri bersama Lilis, tidak ada keberadaan Citra di sana.
Seline mengikuti arahan wanita itu, "lalu?" tanyanya, "Apa ada yang salah?"
Wanita itu tertegun mendengar pertanyaan polos Seline, dia pikir Seline akan merasa malu atau marah dan langsung melabrak Lila, tapi apaan pikiran polos anak ini? Dia terlalu lugu atau bagaimana?
Seline menatap wajah wanita tadi, ekspresi wajahnya meminta jawaban. "Tidak, aku hanya ingin memberitahu mu hal itu."
Wanita itu segera pergi, membuat tanda tanya besar di kepala Seline. Dia kemudian menatap gaun yang dia kenakan.
"Malam ini kau yang akan menjadi putrinya, perlihatkan kepada mereka Seline Elson bukanlah gadis yang mudah untuk ditindas."
Seline teringat pesan dari Kris. Karena merasa tidak ada gaun yang cocok untuk Seline gunakan, Kris meminjam ponselnya dan menelpon seseorang. Setelah menemani Seline menghabiskan uang Noah, Kris mengantar Seline pulang dan kemudian pergi lagi.
Malamnya seorang pelayan laki-laki datang dan mengantarkan sebuah gaun yang dikirim oleh Kris. Pelayan itu juga yang mengantarkan Seline ke pesta. Awalnya Seline menolaknya karena Dita berniat untuk memberikannya tumpangan, akan tetapi pelayan itu mendesak dan berkata kalau Seline tidak berangkat diantarnya pelayan laki-laki itu akan mati.
Kebohongan yang terlalu di lebih-lebihkan, pikir Seline.
"Kau tidak punya rasa malu lagi ya?" Novi menghampiri Seline, disampingnya Lila menunggu muka menyedihkan seolah-olah telah ditindas.
Seline mengerutkan keningnya, "apa?" tanyanya tidak mengerti.
"Benar-benar tidak memiliki sopan santun, kau pasti sengaja menggunakan pakaian yang sama untuk mempermalukan Lila, bukan?" Novi membentak Seline dengan keras, membuat mereka menjadi pusat perhatian orang-orang. Bisma yang sedang mengobrol dengan seorang pengusaha terkenal juga ikut menoleh ke sana.
"Seline," gumannya saat matanya menangkap sosok Seline. Bisma cukup dibuat terpesona, kapan Seline datang? Pikirnya.
Di arah balkon, seorang laki-laki dengan setelan jas putih, tersenyum menikmati drama yang akan terjadi, sesekali dia menyesap anggurnya pelan. "Apa yang akan kau lakukan sekarang, kucing kecil."
"Mempermalukan?" tanya Seline tidak mengerti.
"Bibi kau tidak harus seperti itu, mungkin karena melihat gaun itu sangat cantik Seline sengaja membelinya untuk digunakan ke pesta." Lila mencoba memanasi Novi.
"Gaun yang dibuat Ella sangat sulit untuk didapatkan. Bibi, jika kau tidak keberatan biarkan aku membuktikan bahwa gaun yang digunakan Seline adalah gaun palsu. Kakak sepupuku sangat dekat dengan pembuat gaun ini, aku sangat yakin kalau gaun yang dikenakan oleh Lila adalah yang asli dan Seline menggunakan barang palsu. Gaun ini adalah gaun edisi terbatas dan karya terbarunya, hanya ada satu di dunia." Lilis mulai membuka suara.
Dia menghampiri Seline, "Seline sebagai penggemar dari Ella, kau sudah mencemarkan nama baiknya. Kau menggunakan gaun plagiat, aku bisa saja melaporkan mu," ucapnya.
"Oh, benarkah?" Seline memasang wajah menantang. Sama sekali tidak tertekan karena telah di desak.
"Seingatku orang yang memberikan ini kepada ku, juga bernama Ella. Apakah yang kau maksud adalah Ella Alexander?" tanya Seline yang seketika membuat ketiga wanita ular itu berubah pucat.
Sebenarnya Seline tidak mengenal siapa itu Ella, dia hanya asal bicara karena saat mengenakan gaun itu, Seline melihat ada nama Ella Alexander di bagian balakangnya. Di Novel juga tidak ada tokoh itu. Jadi, dari pada dia dipermalukan lebih baik Seline Mempermalukan mereka dengan omong kosong besar. Tidak apa-apa lah, toh tidak ada yang tahu.
"K-kau hanya beromong kosong, mana mungkin Ella mengenal orang menyedihkan seperti mu." Lilis masih memiliki keberanian untuk berdebat.
"Seline, meskipun kau menggunakan gaun palsu, kau tidak harus menggunakan nama itu untuk mendukung semua kebohongan mu," ucap Lila dia meremas gaunnya, menahan rasa kelas.
"Gaun palsu? Dari mana kau menyimpulkan bahwa aku menggenakan gaun palsu? Bagaimana denganmu?" Seline balik bertanya.
"Gaun ini aku dapatkan susah payah untuk Lila, atas dasar apa kau mengatakan kalau ini adalah gaun palsu?" teriak Lilis.
"Atas dasar apa?" Seline menyeringai, "Lalu atas dasar apa kau mengatakan aku menggunakan gaun palsu?"
Wajah Lilis semangkin memerah, antara malu dan marah menjadi satu.
"Kalau gaun ini bisa diplagiat, kenapa kau tidak berpikir kalau gaun yang kita gunakan sama-sama palsu? Hanya ada satu yang asli, kesimpulan yang bisa didapatkan tanpa data yang jelas ada 3, aku yang mengenakan gaun asli dan Lila menggunakan gaun palsu, begitu pula sebaliknya." Seline menjeda kalimatnya, kemudian melanjutkan.
"Atau kami berdua menggunakan gaun yang sama-sama palsu. Di sini kita bisa melihat betapa cerobohnya Nona Lilis Karlina, pikiran pendek mu itu sama sekali tidak bisa memimpin sebuah perusahaan, aku menyarankan agar Tuan Dren Karlina untuk mencari penerus lain atau membuat anak baru saja. Didikan Anda sama sekali tidak becus," ucap Seline sambil melirik seorang laki-laki paruh baya, yang tidak lain adalah ayah dari Lilis.
Dren memalingkan wajah, Lilis yang sedang emosi semangkin menjadi-jadi saat Seline malah semangkin mempermalukannya.
"Cukup Seline, aku pikir kau tidak sama seperti ibumu. Wanita rendahan yang naik ke ranjang kakakku," kata Novi, wajahnya semangkin merah karena kesal. Apalagi saat Seline menyebutkan nama Alexander, itu adalah nama yang tidak sembarangan orang dapat menyebutnya. Bahkan untuk Elson yang merupakan keluarga terkaya kedua di negara M, ditambah dia malah merendahkan tamu yang juga rekan bisnis perusahaan.
Lilis tersenyum jahat, "kalau kau memang mengatakan bahwa Ella Alexander yang memberikan gaun ini kepadamu, tidak masalah kan kalau kau membuktikannya di depan kami semua." Lilis berjalan ke arah Seline, hendak mengoyak gaun yang dikenakannya, membuat Seline melangkah mundur.
Namun, ...
"Siapa yang begitu berani menindas wanita ku?!"
"Sangat tidak baik bila harus melakukan serangan fisik."
"Maaf aku terlambat."
"Benar-benar seorang rendahan."
💮💮💮
Wait.....
Wait....
Kira-kira apa yang terjadi sih?🤭
Like, Komentar dan hadiahnya 🤗
Note: Bab ini di upload semalam🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
imuot
jam 20.34
2022-10-02
1
AbC Home
siapa yang ngaku2 memiliki seline
2022-10-02
2
AbC Home
jam 13.04
kangen thor ma seline
dari jogja
2022-10-02
1