...Selamat datang dan silahkan menikmati aksara Author....
...Bagaimana kabarnya hari ini? Bagaimanapun hari kalian, seberapa lelah kalian hari ini. Kalian hebat....
...Absen dulu!...
...Di mana kalian menemukan cerita ini?...
...Jam berapa baca cerita ini?...
💮💮💮
Seline menghela napas berat, ditempelkannya pipinya ke atas meja sambil menatap pohon mangga yang mulai berbunga di samping kelas.
"Kau tampak tidak begitu bersemangat, Seline." Seorang gadis menghampiri Seline. Gadis itu, dia adalah gadis yang waktu itu mengatakan bahwa Seline dipanggil oleh wali kelas. Setiap hari itu, ini adalah kedua kalinya dia berbicara kepada Seline.
Seline menegakkan tubuhnya, "kau adalah..."
"Namaku Dita," jawab gadis yang ternyata bernama Dita itu. Dia menundukkan kepalanya, saat Seline menatap ke arahnya.
"Baiklah, Dita. Apakah wajahku sebegitu tidak enak dipandang sehingga kau lebih memilih menatap lantai?" sindir Seline.
Seline paling tidak suka, jika lawan bicaranya tidak menatap langsung ke matanya, karena Seline pikir itu sama saja dengan tidak menghargainya.
Dita dengan gugup langsung mengangkat wajahnya, dan mengibaskan keduanya tangannya, "tidak. Itu tidak benar," ujar gadis berkacamata itu.
Dia kembali menunduk setelah itu, seolah-olah itu adalah ciri khasnya. "Aku tidak bermaksud seperti itu, hanya saja. Aku tidak terbiasa berhadap dengan seseorang," tambahnya.
Suara bisik-bisik dari siswi lain mulai terdengar, mereka sibuk membicarakan tentang Seline dan Dita.
"Hei, coba lihat, si bodoh dan si kutu buku mulai berteman, apakah kalian pikir kalau si bodoh itu pikir akan menjadi pintar jika dia berteman dengan si kutu buku yang jelek?"
"Hei, kecilkan suaramu! Mereka akan mendengarnya, loh."
Begitulah kira-kira pembicaraan mereka, mereka memandang Seline dan Dita dengan pandangan meremehkan.
"Benar-benar membuat kesal," gimana Seline. Dita pikir perkataan itu ditujukan kepadanya, dia meminta maaf kepada Seline dan hendak berlari pergi, akan tetapi Seline dengan sigap menangkap tangan Dita.
"Mari mencari tempat untuk mengobrol, tempat ini sudah tidak aman lagi. Kita akan ketularan virus kebodohan jika terus bersama mereka."
Orang-orang yang mendengar perkataan sarkas Seline, langsung menghampirinya dengan emosi.
"Hanya karena sudah memiliki wajah cantik, kau menyebut kami bodoh?" teriak salah satu dari teman sekelas Seline.
"Beraninya kau! Kau pikir kau cantik kau bisa bertindak begitu sombong," kata salah satu teman Seline dengan rambut sebahu.
Seline tersenyum meremehkan, "Apakah salah? Aku memiki wajah yang cantik dan dia adalah seorang yang pintar. Apakah kalian begitu kurang kerjaan sehingga begitu iri kepada wajah cantikku ini?"
Seline menarik tangan Dita, menuntunnya untuk mencari tempat yang lebih baik dan mengabaikan teriakan-teriakan teman-teman sekelasnya.
***
"Pekerjaan paruh waktu?" tanya Dita kembali.
Seline mengangguk dengan antusias, "apakah kau bisa membantuku mendapat pekerjaan paruh waktu?"
"Maaf Seline, untuk hal ini aku tidak bisa membantumu," jawabnya membuat senyuman Seline luntur seketika.
"Tapi, kenapa kau begitu ingin bekerja? Bukankah kau tidak sedang kekurangan uang?"
"Aku sedang belajar untuk mandiri," jawab Seline. Dia kembali memutar otaknya, mencari sesuatu cara untuk menghasilkan uang.
"Dita bagaimana menurutmu dengan bisnis online?"
"Eh, bisnis online, apakah kau ingin membuka bisnis online. Memangnya apa yang ingin kau jual?"
Seline tersenyum, "mungkin beberapa produk kecantikan level rendah," jawabnya asal, yang membuat Dita terkejut bukan main.
"Bagaimana cara mu melakukannya? Bukankah kau tidak begitu pintar pada pelajaran Kimia?" tanya Dita.
Seline memegang tangan Dita, meyakinkan gadis itu bahwa dia benar-benar sangat serius. "Produk kecantikan yang ku jual adalah produk guruku. Kau tenang saja, tidak ada efek samping dari produk kecantikan itu."
"Tapi, bagaimana cara untuk membuktikannya?"
Seline tersenyum penuh arti, tatapannya tidak lepas dari Dita. "Bagaimana kalau kita mulai dengan mu," ucapnya.
***
Seline dengan mahir, mencampur beberapa tanaman obat tradisional yang akan digunakannya untuk membuat masker kecantikan.
Setelah beberapa saat kemudian, masker itu sudah siap untuk digunakan. Seline mengambil ponselnya dan mulai melakukan siaran langsung di sebuah aplikasi.
Setelah merasa siaran langsungnya siap, Seline segera menghampiri Dita yang sudah siap di depan kamera. Seline mulai mempromosikan tentang produknya dan fungsinya.
Seline lalu melepaskan kacamata Dita dan mulai mengoleskan krim masker ke wajahnya.
Sensasi sejuk Dita rasakan saat krim itu mulai menyentuh kulitnya. Setelah selesai mengoleskannya ke seluruh wajah Dita, Seline memintanya untuk menunggu 15 menit sampai masker siap dilepas.
Setelah 15 menit, Masker kecantikan buatan Seline siap untuk dilepaskan. Wajah Dita terasa lebih lembab dan kenyal. Kulitnya juga menjadi semangkin cerah dari biasanya.
Dita terlihat sangat puas dan terpesona dengan hasilnya. "Wow, apakah ini benar-benar nyata?" tanya Dita saat melihat wajahnya di kaca.
Setelah hampir 45 menit, Seline menutup siaran langsungnya. Ada beberapa yang memesan produk kecantikan Seline dan juga ada yang mengejek kalau itu hanya penipuan.
"Aku tidak tahu kalau kau begitu banyak followers?" tanya Dita, dia cukup terkejut karena ada banyak sekali pengemar dari akun media sosial Seline. Padahal, Seline banyak dibenci oleh orang-orang.
Seline tertawa kecil, "kau tahu kalau aku pernah bertunangan dengan Bisma, bukan? Mereka mengikuti akun media sosial ku hanya ingin mencari tahu apa saja yang ku lakukan. Mereka melakukan itu, untuk mencari-cari kesalahanku, sehingga pertunangan kami akan dibatalkan," jelas Seline.
"Hidup mu sepertinya sangat berat, Seline," ucap Dita prihatin.
"Tidak masalah. Karena itulah aku bisa menjadi kuat. Mungkinkah aku harus berterimakasih kepada mereka?" Seline meletakkan tangan di dagu seolah-olah sedang berpikir, membuat Dita tertawa.
"Akhirnya aku bisa membuat mu tertawa."
"Eh, aku tidak bermaksud begitu... Aku lebih baik segera pulang...." Dita dengan terburu-buru membereskan barang-barangnya, saat dia hendak memakai kacamatanya kembali, Seline menghentikannya.
"Kau tahu, kau akan terlihat sangat cantik tanpa kacamata," ucapnya yang berhasil membuat kedua pipi Dita menjadi merah.
"Terimakasih, telah membantuku hari ini. Sebagai hadiah, aku akan memberimu produk ku dengan gratis." Seline menyerah satu krim masker kepada Dita.
"Jangan lupa, untuk mempromosikannya produk ku kepada orang-orang," bisiknya kemudian.
***
Seline meregangkan otot-ototnya, setelah mengemasi barang-barang pesanan customernya, dia juga memutuskan untuk pergi ke supermarket terdekat.
Kawasan rumah Seline terbilang cukup sepi, ada begitu banyak gang-gang sepi yang menghubungkannya dengan ke jalan besar.
Saat melewati sebuah gang yang gelap, Seline tidak sengaja mendengar suara beberapa orang. Seline yang tidak ingin terlibat masalah, bersembunyi di belakang tempat sampah. Mendengarkan dalam diam, apa yang sedang beberapa orang itu bicarakan.
"Si*al! Kemana perginya dia?"
"Bos akan sangat marah jika kita tidak menemukan orang itu."
"Apakah kalian lupa, dia sudah terluka sangat parah. Aku yakin dia tidak akan bertahan lama, kita laporkan saja kalau kita sudah berhasil membunuhnya."
Setelah beberapa saat, terdengar suara langkah kaki yang berjalan menjauh. Merasa sudah aman, Seline pun keluar dari tempat persembunyian dan hendak kembali ke rumah.
Namun, saat akan sampai ke kontrakan, dia malah melihat seorang laki-laki yang tergeletak penuh darah pada gang sempit agak jauh dari tempat tadi.
"Apa lagi sekarang?"
💮💮💮
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
LaDDy KhayNaz
bagus bacanya crtnya bagus....g masalah CRT panjang pndek yg pnting alurnya aman BG aku...karn aku jg g bisa buat CRT cm bisa baca...thank Thor udah buat CRT bagus sangat
2022-10-16
1
Ida Blado
kurangi narasinya thor,,, jujur aq males baca narasi kepanjangan dn kebanyakan,,,jdi banyakin percakapannya ketimbang narasinya,,, sorry ya
2022-10-01
1
AbC Home
jodoh seline datang
2022-09-29
2