Bagian 10. Pria Misterius

Hai, sudah lama tidak bertemu. Gimana nih kabarnya, ada yang kangen sama Seline?

💮💮💮

Merasa sudah aman, Seline pun keluar dari tempat persembunyian dan hendak kembali ke kontrakannya.

Namun, saat akan sampai ke kontrakan, dia malah melihat seorang laki-laki yang tergeletak penuh darah pada gang sempit agak jauh dari tempat tadi.

"Apa lagi sekarang?" Seline menggerutu kesal, meski begitu kaki jenjangnya malah bergerak menuju pria itu.

Seline memerhatikan keadaan yang cukup tragis dari pria itu, dia lalu menyentuh bagian tekuk leher pria itu, untuk merasakan denyut nadinya.

Suatu keajaiban pria itu dapat bertahan hidup setelah mendapatkan luka tusuk di beberapa bagian perut dan beberapa luka yang sangat parah. Sepertinya, laki-laki ini benar-benar dikeroyok oleh orang-orang tadi.

"Lebih baik ku tinggalkan saja, lagi pula dia akan mati sebentar lagi," batin Seline. Ya, dia bukanlah tipe orang baik yang akan menolong seseorang hanya karena dia terluka. Seline belajar ilmu pengobatan hanya untuk mengetahui lebih banyak tentang racun. Belajar ilmu pengobatan, hanyalah dalih agar dia bisa mencari tahu lebih banyak tentang racun.

Saat Seline hendak melangkah pergi, suara serak dari laki-laki itu menghentikan langkahnya. Melihat betapa menyedihkannya laki-laki itu, membuat Seline tidak tega. Mungkin dia perlu memberinya sebuah racun, agar laki-laki itu tidak terlalu menderita dan segera bertemu dengan Tuhan.

Bercanda. Seline mencoba membantu laki-laki itu untuk berdiri, karena rumahnya paling dekat di daerah ini, untuk sementara dia akan membawanya ke rumahnya dulu.

Ambulan? Tidak, terlalu beresiko untuk memanggil ambulan atau berteriak minta tolong. Akan ada kemungkinan besar, bahwa orang-orang jahat itu akan kembali dan mencelakai laki-laki ini.

***

Tangan lentik Seline dengan lembut mengoleskan obat ke luka laki-laki itu. Ia kemudian membalutnya dengan perban.

Napas yang awalnya sangat lemah itu mulai kembali normal, mungkin karena efek obat yang digunakan oleh Seline.

"Kau sudah bangun?" tanya Seline saat laki-laki itu membuka matanya.

Laki-laki itu menatap Seline dengan waspada, saat ekor matanya melihat sebuah pisau kecil di atas meja. Dengan cepat ia mengambilnya dan mengarahkannya kepada Seline.

Laki-laki itu memegang perutnya yang terasa nyeri, rasa sakit dari luka tusuk dan perihnya obat bergabung menjadi satu.

Namun, tampaknya laki-laki itu sama sekali tidak peduli, tidak ada ekspresi kesakitan pada wajahnya hanya tatapan tajam seolah-olah ingin membunuh Seline.

Seline diam. Menatap datar pada mata laki-laki itu. Wajah Seline sama sekali tidak menunjukkan ketakutan, sudut bibirnya malah terangkat membentuk sebuah seringai.

"Kau cukup waspada, tapi apakah kau tahu. Kalau aku adalah musuh mu, bukankah seharusnya kau telah mati?"

Kata-kata pedas Seline seolah menyentuh hati laki-laki itu, dia menurunkan pisau yang dipegangnya dan kewaspadaan pun tidak setajam tadi.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, tapi kulihat pakaian mu itu adalah pakaian limited edition. Jadi, aku akan langsung saja. Biaya pengobatan mu adalah 3 juta rupiah. Jika kau menginap malam ini, maka biayanya akan menjadi 5 juta rupiah," jelas Seline.

"Aku tidak butuh bantuan mu," balas laki-laki itu. Dia mencoba untuk berdiri, akan tetapi kembali terjatuh dan terduduk ke sofa.

"Aku tidak akan menghitung sikap kurang ajar mu, kepada penyelamat mu ini, tapi karena kau sudah membuat rumah ku menjadi kotor karena darah, maka aku terpaksa harus menghitung total biaya menjadi 10 juta rupiah."

Seakan tertusuk pedang, laki-laki itu hampir saja mati terkejut. Dia menatap tak percaya kepada Seline. Gadis cantik dengan baju kaos dan celana training, tersenyum dengan polos ke arahnya.

Entahlah, tapi dia merasa sangat menyesal telah diselamatkan. Dia bukan tidak punya uang, hanya saja bagaimana cara gadis itu menghitung. Ini lebih parah dari perilaku korupsi, di perusahaan papanya.

"Sepertinya otak mu sudah rusak. Kau hanya membalut luka ku, bukan melakukan operasi kepadaku. Dan asal kau tahu, biaya di rumah sakit juga tidak akan seperti itu."

"Apakah kau sedang meragukan kemampuanku menghitung keuntungan?"

Seline masih ingin melayani perkataan laki-laki itu, akan tetapi perutnya sudah tidak dapat bertahan lagi. Seline menoleh ke arah jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari dan dia sama sekali belum makan apapun.

"Huh, aku akan membiarkan mu kali ini," ucapnya lalu pergi ke arah dapur untuk memasak mie instan.

***

Pelajaran pertama Seline habiskan dengan tidur, di kelas. Dia hanya tidur beberapa jam semalam, semua itu tidak lepas dari ulah laki-laki yang dia selamatkan semalam.

Setelah saling mengenal, Seline mengetahui kalau nama laki-laki itu adalah Kris Alexander. Rupanya laki-laki itu adalah tokoh antagonis dalam novel ini.

Dalam novel, Kris digambarkan sebagai seorang anak berandalan yang sangat sulit untuk diatur. Karena ulah protagonis laki-laki, perusahaan ayahnya hancur dan ibunya dilecehkan, kemudian kedua orangtuanya bunuh diri.

Karena rasa dendam, antagonis laki-laki kemudian memilih jalan gelap untuk membalaskan dendamnya. Sayangnya, sebelum membalaskan dendamnya, dia malah dijebak oleh kekasihnya dan kemudian ditangkap oleh polisi.

Menghabiskan waktu seumur hidup di penjara dengan rasa dendam. Tentu saja itu adalah sesuatu yang sangat menyedihkan. Sampai akhir hidupnya, dia tidak bisa membalas dendam untuk keluarganya yang dihancurkan.

Meskipun begitu, itu juga salah si antagonis, karena sering sekali mengabaikan keluarga.

"Untuk apa aku memikirkan nasib orang lain? Lebih baik aku memikirkan nasib ku sendiri," keluh Seline. Dia kembali meletakkan pipinya ke meja, menatap layar ponselnya dengan sedih.

Sudah seminggu, Tio sama sekali tidak menghubunginya. Bahkan pesannya saja tidak dibalas. Apakah terjadi sesuatu kepada anak itu?

Entah tugas apa yang ayahnya berikan sampai, membuat laki-laki itu tidak bisa pulang dan melayani Seline lagi.

"Seline," sapa Dita. Dia dengan wajah bahagia duduk di sebelah Seline.

Tampilkan gadis itu sudah sangat berbeda dengan yang sebelumnya. Dita tampil dengan lebih fresh dan anak-anak lainnya pun sampai tidak mengenali dirinya.

Seline memutar wajah. Terlihatlah seekor panda cantik yang sedang tidak memiliki semangat.

"Kau tampak menyedihkan," ucap Dita prihatin.

"Ya, aku cukup sibuk kemarin. Ada apa? Apakah kau ditembak oleh seorang anak laki-laki?"

Dita menggeleng, "ini adalah kabar baik untukmu. Ayahku ingin bekerjasama dengan mu, untuk bisnis kecantikan milikmu. Ibuku juga sangat menyukai masker buatan mu." Dita menjelaskan di penuh semangat.

Ya, karena ini juga Seline mendapatkan banyak pesanan. Namun, karena dia tidak memiliki stok yang banyak, Seline menolak pesanan lainnya.

Dia sudah cukup untuk, Seline juga berencana untuk membuat produk baru, yang pasti lebih baik dari masker wajah itu

💮💮💮

Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komentarnya 😘😘

Terpopuler

Comments

Eka Putri Handayani

Eka Putri Handayani

ah kak sangking lamanya up ya aku jd lupa ceritanya jd terpaksa baca bab sebelumnya lg biar ingat. ttp smngt ya kak alur ceritanya bagus jd hrs ttp diteruskan

2022-09-28

4

C1nt4

C1nt4

lama kali thor g up sampe udah lupa ama ceritanya, semoga selanjutnya upnya lancar y thor

2022-09-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!