Pujian Untuk Rahma

Rahma memaku di tempatnya, tidak sedikit pun dia bergerak. Andrean yang kebingungan melihat tingkah tiga orang dewasa itu pun hanya menengokan kepalanya ke kiri dan ke kanan melihat ke arah Rahma dan tantenya yang tak lain adalah Friska, kekasih Anggara.

"Bu, Bu Guru....kenalkan ini tante aku" suara Andrean yang cukup keras membuat Rahma akhirnya tersadar dari lamunannya,

"Hah.... apa?...siapa?..." kegugupan Rahma tak bisa disembunyikan, wajahnya memerah, raut kaget, kecewa dan terluka seolah berpadu jadi satu.

"Ini tante aku, tante kenalin ini ibu guru aku yang pernah aku ceritain itu" Andrean dan Friska memang memiliki hubungan yang cukup dekat, walau pun mereka lebih sering seperti Tom and Jerry tapi pernah beberapa kali Andrean selalu membanggakan gurunya itu sebagai wanita idamannya kelak membuat Friska pun penasaran. Makanya ketika mengetahui keponakannya sedang di area wisata bersama rombongan sekolahnya dari status whatsapp membuat Friska tertarik mengomentari status itu dan akhirnya mereka janjian untuk bertemu.

"Tante, kenalin ini bu Guru aku Bu Rahma, Ibu Naura Rahmania. Bu Rahma, kenalin ini tante aku sekaligus musuh bebuyutan aku, tante Friska" Andrean memperkenalkan mereka dibumbui candaan saat memperkenalkan tantenya pada Rahma sambil terkekeh,

Rahma kembali menatap wanita di hadapannya yang kini sudah menarik lengan Anggara, tak ada kata-kata apapun yang keluar dari mulut Anggara saat Friska menariknya untuk lebih dekat, dia pasrah saja namun tatapanny tak lepas dari Rahma yang sudah mulai bisa menguasai dirinya.

"Ahh...dan ini" Andrean menunjuk Anggara sopan dengan telapak tangan kanannya yang terbuka,

"Ini omm Anggara, pacarnya tante Friska, calon omm aku. Baru calon ya kan, Tan?" Andrean kembali menyeringai mengejek tantenya itu, dia tidak tahu suasana hati ketiga orang itu sedang bergejolak dengan rasa masing-masing.

Rahma yang sudah bisa menguasai dirinya akhirnya mengulurkan tangan

ke hadapan Friska yang sempat terpana beberapa detik melihat uluran tangan Rahma, untunglah Andrean menyadarkannya dengan menepuk lengan Friska.

"Tante, itu bu Guru aku mau salaman" sentak Andrean pada tantenya,

"Oh iya, Friska" Friska pun menerima uluran tangan Rahma dan memperkenalkan dirinya,

"Ini omm Anggara, Omm ini guru aku, Bu Rahma. Guru favorit aku di sekolah" Andrean kembali mengulang memperkenalkan Anggara dan Rahma. Rahma hanya menangkupkan kedua tangannya di depan dada ke arah Anggara tanpa memandang laki-laki itu yang sejak tadi terus memandangnya.

Andrean yang melihat Anggara terus memandangi Rahma pun tidak tahan untuk menegur pria itu.

"Tante, ini Bu Rahma yang pernah aku ceritain waktu itu. Pokoknya dia is the best deh, lihat omm Anggara saja terpesona ngeliatin Bu Rahma sampai segitunya" sindir Andrean telak,

Anggara yang mendengar namanya disebut segera mengalihkan pandangannya ke arah lain, begitu pun Friska yang langsung menoleh ke samping melihat Anggara dengan wajah kesal.

"Andrean, sudah saatnya kita melanjutkan acara. Ibu pamit duluan ya" Rahma yang benar-benar tidak nyaman dengan situasi ini pun berinisiatif untuk pergi,

"Oh begitu ya Bu, kalau begitu aku boleh izin sebentar ngobrol dulu dengan tanteku" pinta Andrean saat Rahma akan beranjak,

"Iya silahkan, Mbak Friska, Mas saya permisi. Senang bertemu dengan tante dan omm nya Andrean di sini. Dia murid yang cerdas dan aktif di sekolah, saya turut berbangga" Rahma pamit sambil sedikit berbasa basi pada Friska dan Anggara, dia benar-benar memainkan perannya sebagai guru dengan efik.

"Terima kasih Bu Guru" hanya itu kata yang terucap dari mulut Friska. Rahma pun berlalu meninggalkan mereka bertiga setelah mengucapkan salam.

Sementara Anggara kembali menatap ke arah Rahma yang berjalan semakin menjauh. Rasa bersalah tiba-tiba menyergap hatinya. Dia benar-benar tidak menyangka akan bertemu Rahma dalam situasi seperti ini setelah hampir tiga bulan dia tidak menemui istrinya itu.

"Maafkan aku Rahma" ucapnya dalam hati,

"Mas, mau makan apa?" Friska yang tahu jika kekasihnya itu masih meratapi kepergian Rahma berusaha mengalihkan fokus Anggara,

"Mas" ulang Friska karena tidak mendapat respon dari Anggara sebelumnya,

"Iya..iya... aku terserah kamu saja" kegugupan jelas terlihat di wajah Anggara dan Andrean melihat itu. Dia menyipitkan matanya, menatap wajah laki-laki dewasa di hadapannya dengan mata menelisik.

"Sepertinya omm Anggara sangat terpesona dengan Bu Rahma. Jatuh cinta pada pandangan pertama ya Omm. Jangan harap ya Omm, tante Friska gak bakalan ngebiarin itu" Andrean terkekeh di ujung kalimatnya membuat Anggara mengalihkan pandangannya pada anak itu.

"Kenapa kamu bisa berkata seperti itu?" Anggara yang sejak tadi sudah disindir habis-habisan oleh keponakan kekasihnya itu pun akhirnya mulai bersuara,

"Aku juga pria lho omm" jawab Andrean santai,

"Aku tahu mana mata laki-laki yang menatap wanita biasa saja dengan mata laki-laki yang menatap wanita dengan hati" lanjut Andrean, kini mereka berbicara berdua dengan leluasa karena Friska sedang memesan makanan ke stand makanan yang diinginkannya,

"Oya?" Anggara tersenyum menyeringai mendengar penuturan pemuda tanggung itu,

"Iya, dan aku sih maklum kalau omm tertarik pada pandangan pertama pada Bu Rahma. Karena Bu Rahma itu punya pesona yang luar biasa, lahir dan batinnya" bisik Andrean dengan menyondongkan tubuhnya ke depan wajah Anggara karena mereka duduk bersebrangan membuat lelaki itu membulatkan matanya.

"Maksud kamu?" tanya Anggara penasaran.

"Maksud aku, pesona Bu Rahma itu gak ada duanya. Dia adalah wanita idaman aku, makanya kenapa sampai sekarang aku memilih untuk tidak pacaran karena aku ingin yang menjadi pasanganku adalah perempuan seperti Bu Rahma. Bahkan kalau bisa sama Bu Rahma aja aku mah mau" jawab Andrean dengan polosnya, lagi-lagi remaja itu mengakui perasaannya terhadap gurunya di hadapan orang lain,

Deg....Anggara membulatkan matanya menatap tajam keponakan kekasihnya itu yang terlihat santai saat mengatakan pengakuannya di hadapan dirinya, dia asik sendiri menikmati ice coffee yang beberapa saat yang lalu diantarkan oleh pelayan di foodcourt itu tanpa melihat ke arah Anggara yang terlihat panas dingin mendengar perkataannya.

"Sialan nih anak, dia enggak tahu kalau gue suaminya" umpat Anggara dalam hatinya,

"Kalian sedang ngobrol apa? asik bener" Friska kembali menghampiri mereka setelah selesai memesan beberapa makanan untuk mereka bertiga,

"Rahasiaaaa......" Andrean yang menjawab, dia mengacungkan telunjuknya dan menggoyang-goyangkannya tepat di depan wajah Friska dengan tersenyum nakal,

"Ishhh...dasar keponakan gak ada akhlak, sama orang tua kayak gitu" Friska yang kesal dengan tingkah keponakannya itu pun menggerutu sambil melempar tissue bekas lap tangannya ke arah Andrean.

"Tante mau tahu aja atau mau tahu banget?" tanya Andrean setelah dia tergelak lepas karena sudah berhasil membuat kesal tantenya itu,

"Au ah...terserah kamu dech" sentak Friska yang masih kesal dengan keponakannya,

"Hahaha.....sabar Tan, jangan marah nanti cepet tua lho, apalagi belum kawin...eh nikah kali ya yang belum mah kalau kawin pasti....." Andrean menjeda ucapannya, memicingkan matanya ke arah Anggara yang tampak tidak peduli dengan perdebatan tante dan keponakannya itu,

"Heh...jaga ya omongan kamu, awas" sentak Friska lagi, dia mengepalkan tangannya dan mengangkatnya ke arah Andrean yang semakin tertawa lepas karena reaksi Friska,

"Woless....tan, woles......" Andrean mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya, meminta berdamai.

"Kita cuma ngobrolin tentang guru favorit aku Tan, aku bilang sama Omm Anggara kalau kelak mau punya pasangan seperti Bu Rahma. Cantik, sholehah, cerdas, baik hati, tidak sombong, pengertian, perhatian dan selalu membuat tenang dan nyaman saat bersamanya, pokoknya Bu Rahma idaman banget, dia mah calon bidadari surga deh" Andrean kembali memuji Rahma bahkan kali ini di hadapan tantenya,

Mendengar pujian keponakannya untuk Rahma, raut wajah Friska seketika berubah. Dia menghentikan tangannya yang akan menyuapkan dimsum ke mulutnya. Beralih menoleh kepada Anggara yang duduk di sampingnya.

Friska yakin Anggara mendengar semua pujian keponakannya untuk wanita yang memang masih menjadi istri kekasihnya itu. Namun Anggara berusaha terlihat tidak peduli, dia asik menikmati makanannya tanpa sedikit pun melirik ke arah Friska maupun Andrean yang sedang memerhatikannya.

"Benarkah semua yang anak itu katakan? apa dia mengada-ada? atau aku yang selama ini tidak melihatnya?" Anggara kembali berkata dalam hatinya,

Terpopuler

Comments

Lila Anggraini

Lila Anggraini

mencoba sesabar rahma ktk baca kelakuan kunyuk anggara pd istrinya

2022-10-03

2

Tinaristina

Tinaristina

km yg GK melihaty Anggara Krn tertutup oleh Friska

2022-09-13

1

Lieyha NOemphank BekeNd

Lieyha NOemphank BekeNd

untuk anggara jangan sampe kamu menyesal dikemudian hari membuang berlian demi butiran batu kerikil

2022-09-12

2

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Akad
3 Kesepakatan
4 Suamiku Pulang
5 Pengakuan
6 Pratama Ardhan
7 Di Depan Mata
8 Ternyata Kita Dekat
9 Permintaan Anggara
10 Dilema
11 Pernikahan Maya
12 Nasehat Sahabat
13 Hari Pertama Kembali Ke Sekolah
14 Kisah di Sekolah
15 Jam Tangan
16 Abaikan Suara-Suara Sumbang
17 Setitik Harapan
18 Pertemuan
19 Pujian Untuk Rahma
20 Permintaan Maaf
21 Menyerah
22 POV Anggara
23 Bertanya-Tanya
24 Pengakuan
25 Mulai Terbiasa
26 Permintaan Mama Mertua
27 Kebesaran Hati Rahma
28 Keputusan Tama
29 Kasih Tak Sampai
30 Move On?
31 Rumah Mertua Indah
32 Kebersamaan Keluarga
33 Berubah
34 Menerka
35 Kehidupan Baru
36 Inikah Waktunya?
37 Pengakuan
38 Pengakuan (2)
39 Rahma Sakit
40 Kehadiran Sahabat
41 Kehadiran Sahabat (2)
42 Keputusan Rahma
43 Orang Tua Tama
44 Kabar Rahma
45 Kehadiran Sang Adik
46 Acara Syukuran
47 Acara Syukuran 2
48 Adikku Sudah Besar
49 Berita Duka
50 Duka Keluarga Rahma
51 Duka Keluarga Rahma (2)
52 Saling Menguatkan
53 Duka Itu Belum Berakhir.
54 Mengambil Keputusan
55 Malam Terakhir
56 Menuju Hidup Baru
57 Pengakuan Rahma
58 Permintaan Anggara
59 Curahan Hati
60 Hidup Baru
61 Bertemu Kembali
62 Bertemu Kembali (2)
63 Athaya
64 Kabar Pernikahan
65 Bunda
66 Pernikahan Regy dan Lisna
67 Fakta Mengejutkan
68 Kepanikan Rahma
69 Indahnya Kebersamaan
70 Bermalam di Garut
71 Bermalam di Garut (2)
72 Malam Indah Bersamamu
73 Olah Raga Jantung
74 Memulai dari Adik Ipar
75 Tidak Tahan
76 Rahasia Kita
77 Malam di Papandayan
78 Percakapan Dua Sahabat
79 Senja di Sayang Heulang
80 Assalamu'alaikum Bunda
81 Menyingkirkan Kerikil
82 Kedatangan Anggara
83 Ungkapan Cinta
84 Trauma
85 Memaksimalkan Ikhtiyar
86 Support System
87 Hanya Tuhan Yang Tahu
88 Keresahan Tama
89 Penampilan Athaya
90 Menanti Jawaban
91 Jawaban Rahma
92 Saling Terbuka
93 Pertemuan Keluarga (1)
94 Pertemuan Keluarga (2)
95 Keresahan Tama
96 Gagal Faham
97 Tangisan Tama
98 Rindu
99 Saling Memantaskan
100 Kebersamaan dengan Camer
101 Gangguan Sang Mantan
102 Cemburu
103 Serba-Serbi Menjelang Pernikahan
104 Serba-Serbi Menjelang Pernikahan (2)
105 Usaha Anggara
106 Pengajian Menjelang Pernikahan
107 Pernikahan Rahma dan Tama
108 Pernikahan Rahma dan Tama (2)
109 Penyesalan
110 Penyesalan (2)
111 Resepsi
112 Gas Tipis-Tipis
113 Pemanasan
114 Menunggu
115 Kabar Pasti
116 Malam Panjang
117 Permintaan Athaya
118 Pesta Kejutan
119 Pesta Kejutan (2)
120 Kamu adalah Sumber Bahagiaku
121 Kedatangan Tamu
122 Tamu Tak Diundang
123 Kekhawatiran Tama
124 Panik
125 Tamu Tak Diundang
126 Pengakuan
127 Permohonan Friska
128 Menemui Anggara
129 Do'a Athaya
130 Permintaan Maaf Anggara
131 Kebersamaan Athaya dan Anggara
132 Ikhlas Itu Indah
133 Mensupport Anggara
134 The Power Of Connection
135 Akhir Kisah
136 Spoiler Novel Baru
137 Novel Baru
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Akad
3
Kesepakatan
4
Suamiku Pulang
5
Pengakuan
6
Pratama Ardhan
7
Di Depan Mata
8
Ternyata Kita Dekat
9
Permintaan Anggara
10
Dilema
11
Pernikahan Maya
12
Nasehat Sahabat
13
Hari Pertama Kembali Ke Sekolah
14
Kisah di Sekolah
15
Jam Tangan
16
Abaikan Suara-Suara Sumbang
17
Setitik Harapan
18
Pertemuan
19
Pujian Untuk Rahma
20
Permintaan Maaf
21
Menyerah
22
POV Anggara
23
Bertanya-Tanya
24
Pengakuan
25
Mulai Terbiasa
26
Permintaan Mama Mertua
27
Kebesaran Hati Rahma
28
Keputusan Tama
29
Kasih Tak Sampai
30
Move On?
31
Rumah Mertua Indah
32
Kebersamaan Keluarga
33
Berubah
34
Menerka
35
Kehidupan Baru
36
Inikah Waktunya?
37
Pengakuan
38
Pengakuan (2)
39
Rahma Sakit
40
Kehadiran Sahabat
41
Kehadiran Sahabat (2)
42
Keputusan Rahma
43
Orang Tua Tama
44
Kabar Rahma
45
Kehadiran Sang Adik
46
Acara Syukuran
47
Acara Syukuran 2
48
Adikku Sudah Besar
49
Berita Duka
50
Duka Keluarga Rahma
51
Duka Keluarga Rahma (2)
52
Saling Menguatkan
53
Duka Itu Belum Berakhir.
54
Mengambil Keputusan
55
Malam Terakhir
56
Menuju Hidup Baru
57
Pengakuan Rahma
58
Permintaan Anggara
59
Curahan Hati
60
Hidup Baru
61
Bertemu Kembali
62
Bertemu Kembali (2)
63
Athaya
64
Kabar Pernikahan
65
Bunda
66
Pernikahan Regy dan Lisna
67
Fakta Mengejutkan
68
Kepanikan Rahma
69
Indahnya Kebersamaan
70
Bermalam di Garut
71
Bermalam di Garut (2)
72
Malam Indah Bersamamu
73
Olah Raga Jantung
74
Memulai dari Adik Ipar
75
Tidak Tahan
76
Rahasia Kita
77
Malam di Papandayan
78
Percakapan Dua Sahabat
79
Senja di Sayang Heulang
80
Assalamu'alaikum Bunda
81
Menyingkirkan Kerikil
82
Kedatangan Anggara
83
Ungkapan Cinta
84
Trauma
85
Memaksimalkan Ikhtiyar
86
Support System
87
Hanya Tuhan Yang Tahu
88
Keresahan Tama
89
Penampilan Athaya
90
Menanti Jawaban
91
Jawaban Rahma
92
Saling Terbuka
93
Pertemuan Keluarga (1)
94
Pertemuan Keluarga (2)
95
Keresahan Tama
96
Gagal Faham
97
Tangisan Tama
98
Rindu
99
Saling Memantaskan
100
Kebersamaan dengan Camer
101
Gangguan Sang Mantan
102
Cemburu
103
Serba-Serbi Menjelang Pernikahan
104
Serba-Serbi Menjelang Pernikahan (2)
105
Usaha Anggara
106
Pengajian Menjelang Pernikahan
107
Pernikahan Rahma dan Tama
108
Pernikahan Rahma dan Tama (2)
109
Penyesalan
110
Penyesalan (2)
111
Resepsi
112
Gas Tipis-Tipis
113
Pemanasan
114
Menunggu
115
Kabar Pasti
116
Malam Panjang
117
Permintaan Athaya
118
Pesta Kejutan
119
Pesta Kejutan (2)
120
Kamu adalah Sumber Bahagiaku
121
Kedatangan Tamu
122
Tamu Tak Diundang
123
Kekhawatiran Tama
124
Panik
125
Tamu Tak Diundang
126
Pengakuan
127
Permohonan Friska
128
Menemui Anggara
129
Do'a Athaya
130
Permintaan Maaf Anggara
131
Kebersamaan Athaya dan Anggara
132
Ikhlas Itu Indah
133
Mensupport Anggara
134
The Power Of Connection
135
Akhir Kisah
136
Spoiler Novel Baru
137
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!