Pratama Ardan, seorang pengusaha muda sukses. Mulai meniti karirnya sejak lulus SMA dengan mendirikan beberapa distro pakaian khusus laki-laki bersama beberapa teman. Dia berkuliah sambil mengembangkan ilmu yang didapatnya langsung di lapangan. Mendapat dukungan yang penuh dari keluarga terutama sang ayah yang juga merupakan seorang pengusaha membuat usaha Tama semakin sukses.
Melanjutkan studi S2 ke luar negeri untuk memperdalam ilmu tentang bisnis, selama di sana dia pun berhasil mengembangkan usahanya hingga membuka beberapa cabang di luar negeri. Produk lokal yang dia pasarkan di distronya banyak menarik peminat terutama kaum muda, memanfaatkan jejaring pertemanan baik di dunia nyata maupun di dunia maya untuk mengembangkan bisnisnya itulah yang dilakukan Pratama Ardan.
Setelah selesai menempuh pendidikan S2, dia pun tak puas sampai di sana, berencana untuk lanjut S3 di negeri yang sama namun keadaan sang ayah yang sudah mulai renta membuatnya harus kembali ke tanah air secepatnya. Sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara dan merupakan satu-satunya anak laki-laki membuatnya mempunyai tanggung jawab lebih. Dua kakak perempuannya sudah menikah dan mengikuti suaminya. Jadilah dirinya yang didaulat untuk meneruskan semua bisnis keluarga termasuk yayasan yang dimiliki sang ayah yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan dan sosial.
Pratama Ardan kembali ke tanah air dengan bekal ilmu dan pengalaman yang mumpuni di bidangnya. Dengan penuh tanggung jawab diapun menerima semua yang diembankan di pundaknya. Memimpin perusahaan ayahnya sekaligus mengelola bisnis pribadinya dan tidak lupa menjadi penerus estafet kepemimpinan sebagai ketua yayasan yang dimiliki sang ayah dengan banyak sekolah, rumah sakit dan panti sosial yang sudah menyebar di beberapa kota salah satunya Garut yang merupakan tanah kelahiran kakek buyutnya.
Selama ini Tama fokus dengan urusan bisnis dan amanah yang telah diberikan sang ayah. Namun pertemuannya dengan seseorang yang pernah hadir di masa lalu sedikit mengubah misi hidupnya. Menjadi pria muda yang sudah cukup mapan tidak ada salahnya jika dia menambahkan misi menikah dalam hidupnya. Berharap seseorang yang dulu pernah mengisi hati dan pikirannya masih bisa diraihnya.
Shanum Najua Azzahra, untuk pertama kalinya Tama kembali melihat gadis itu di sebuah pertemuan yayasan, tanpa sengaja. Hatinya menghangat, merasa mendapat moodbooster setelah bertahun-tahun fokus pada pendidikan dan bisnisnya.
Diam-diam Tama mencari informasi tentang gadis itu, kabar terakhir yang diterimanya tentang Shanum Najua Azzahra adalah saat dia masih berkuliah di Indonesia. Shanum Najua Azzahra tengah didekati seorang ketua badan eksekutif mahasiswa di kampusnya, Muhammad Ahsan Amala. Tama memilih mencintai dalan diam, tak lupa menyisipkan do'a di setiap kesempatan berharap dipertemukan dengan keadaan yang lebih baik.
Takdir seolah berpihak padanya, tugas pertama yang diembannya sebagai ketua yayasan harus mengikuti pertemuan seluruh ketua yayasan se-Jawa Barat seolah membuka jalan untuknya. Bertemu dengan seseorang yang pernah mengusik hatinya.
Shanum hadir di pertemuan itu sebagai utusan mewakili yayasan tempatnya bekerja, seperti sebelumnya Tama hanya mengawasinya dari jarak jauh. Dia memuja wanita yang ternyata masih ada di hatinya dalam diam. Berbagai pertimbangan dia pikirkan untuk mendekati wanita itu. Tidak ingin membuatnya terlihat memaksa dan membuat Shanum tidak nyaman. Sepertinya mencintai dalam diam sudah memberinya kenyamanan tersendiri.
Hari-harinya menjadi lebih bersemangat, setelah mengetahui jika ternyata Shanum masih single Tama bertekad untuk mengungkapkan cintanya. Tak ingin melalui proses pacaran dan akan langsung meminta wanita pujaannya itu kepada kedua orang tuanya. Dia lebih bersemangat mengurus yayasan orang tuanya, berharap takdir mempertemukan mereka kembali dan memberinya jalan untuk bisa bersama wanita pujaannya itu sebagai jalan menuju tahap selanjutnya.
Hingga akhirnya satu kenyataan menghantam semua harapannya, belum juga berkembang cintanya sudah kembali layu. Tama mendengar kabar jika Shanum sudah menikah dengan seorang pengusaha muda asal Jakarta, Baihaqi Abdillah.
Tama cukup mengenal Baihaqi Abdillah, dikenal sebagai pengusaha yang sukses di usia muda juga. Dia pun kembali harus merasakan patah sebelum berkembang. Mungkin memang takdirnya harus selalu mencintai dalam diam. Entahlah sampai saat ini dia belum cukup keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya.
Kendatipun harapannya dihantam kenyataan yang pahit, namun perjalanan cinta Tama tidaklah berakhir. Nama Shanum Najua Azzahra tetap terukir di hatinya. Hingga suatu hari dia berkunjung ke Garut, tempat leluhurnya. Sang ayah membangun sekolah dan rumah sakit di sana dan mengajak Tama untuk memantau perkembangan sekolah dan rumah sakit yang berada di bawah naungan yayasannya.
Tama pernah bersekolah di Garut waktu SMP sampai SMA. Dia terpaksa menuruti keinginan sang ayah agar bersekolah di Garut dan tinggal di pesantren. Kembali flashback, pertemuan pertamanya dengan Shanum adalah saat SMA, mereka berbeda sekolah dan dipertemukan dalam sebuah komunitas karya tulis remaja. Semua tentang Shanum membuatnya menarik, hingga dirinya bertekad mendekatinya namun nihil Shanum membangun tembok yang tinggi hingga dirinya tak mampu memanjatnya. Kabar yang diterimanya Shanum sudah ada pemiliknya, jadilah Tama menyimpan cintanya untuk Shanum dalam hatinya.
Kembali ke masa kini, Tama yang sudah resmi menjadi pemimpin perusahaan sekaligus ketua yayasan menggantikan ayahnya, dia diharuskan untuk mengunjungi setiap sekolah, rumah sakit dan panti sosial yang berada di Garut. Disaat bersamaan dengan kunjungannya ke yayasan, Tama mendapat informasi jika ada reuni SMP-nya, beberapa teman yang masih terhubung sampai saat ini pun mengajaknya.
Mendengar jika Tama sedang berada di Garut membuat teman-temannya bersemangat untuk mengajak Tama dan menjadikannya tamu spesial. Mereka tahu jika kini Tama sudah menjadi orang sukses, banyak pemberitaan online yang memberitakan tentang dirinya yang sudah berhasil menjadi pengusaha sukses di usia yang masih muda. Tama pun bersedia menjadi salah satu sponsor dari kegiatan reuni itu.
Di sela waktu luangnya Tama menyempatkan diri untuk hadir pada acara reuni itu, tidak menyangka ternyata pertemuan itu cukup menyenangkan untuk Tama. Reuni yang terdiri dari beberapa angkatan itu pun dihadiri banyak alumni. Sungguh bahagia akhirnya mereka bisa kembali bertemu, bertatap wajah dalam keadaan yang berbeda dari belasan tahun yang lalu.
Tama yang sedang bercengkrama dengan beberapa teman seangkatannya tiba-tiba merasa tertarik dengan seorang gadis yang menyanyikan sebuah lagu yang tak asing di telinga Tama, pasalnya lagu itu merupakan lagu dari grup band favorit Tama dan lagu itu adalah lagu yang sering diputarnya karena setiap liriknya seakan mewakili perasaannya untuk seseorang yang selalu ada dalam hatinya.
Indah
Terasa indah
Bila kita terbuai dalam alunan cinta
Sedapat mungkin terciptakan rasa
Keinginan saling memiliki
Hatinya tiba-tiba berdebar, mendengar lagu itu dinyanyikan dengan penuh penghayatan dengan suara merdunya. Fokus Tama pun beralih, menatap dari kejauhan sang penyanyi yang berhijab pink yang hanya terlihat punggungnya karena dia membelakangi Tama karena posisinya yang duduk di samping panggung.
Namun bila
Itu semua dapat terwujud
Dalam satu ikatan cinta
Tak semudah seperti yang pernah terbayang
Menyatukan perasaan
Pikirannya kembali melayang, membayangkan wajah teduh seorang gadis yang ternyata masih memenuhi ruang hatinya.
Tetaplah menjadi bintang dilangit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
Agar menjadi saksi cinta kita
Berdua
Berdua
Bayangan wajah gadis yang tak lain adalah Shanum Najua Azzahra yang tengah tersenyum manis pun terus menari-nari di kepalanya.
Sudah
Lambat sudah
Kini semua harus berakhir
Mungkin inilah jalan yang terbaik
Dan kita mesti relakan kenyataan ini
Mendengar lirik itu harinya kembali merasakan sakit, menyadari jika cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Shanum telah menjadi seseorang yang tak mungkin lagi untuk dia gapai.
Tetaplah menjadi bintang dilangit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
Agar menjadi saksi cinta kita
Berdua
Berdua
Menjadi saksi kita berdua
Sumber: LyricFind
Tama terbuai dalam suara indah gadis yang membawakan lagu kenangan itu. Tama tak menyadari jika dirinya kini begitu menikmati suara merdu itu bukan lagi lirik dari lagunya dan perlahan bayangan Shanum pun memudar dari pikirannya.
Dan betapa kagetnya dia ketika gadis berhijab pink itu membalikkan badan ke arahnya sambil tersenyum manis, di matanya senyum itu sama persis dengan senyum Shanum Najua Azzahra. Dia pun sempat berdiri, memastikan jika gadis itu memang bukan Shanum.
"Kenapa?" Arfan, salah satu teman yang sejak tadi memerhatikan Tama pun bertanya.
"Cantik ya?" lanjutnya.
"Siapa dia?" tanya Tama antusias, dia kembali menduduki kursinya dan dengan cepat menetralkan perasaannya.
"Dia adik kelas kita, dua tahun di bawah kita. Suaranya bagus kan?" kelakar Arfan yang kemudian tertawa karena melihat Tama yang terus memerhatikan gadis yang baru saja turun dari panggung itu.
"Masih single lho, minat?" tanya Arfan masih dengan senyum jenakanya, pertanyaannya berhasil mengalihkan fokus sahabatnya itu.
"Siapa namanya? apa aktivitasnya? dan dimana rumahnya?" Tama akhirnya memberondong Arfan dengan banyak pertanyaan, Arfan akhirnya tertawa terbahak-bahak sampai teman-teman yang lain yang sedang asik mengobrol dengan topik yang berbeda pun menghentikan obrolannya.
"Kenapa?" tanya teman-teman Tama yang lainnya, bertanya ke arah Arfan yang masih belum menghentikan tawanya. Mereka penasaran apa yang membuat temannya itu tertawa sampai segitunya.
"Diam lu" Tama meninju bahu Arfan yang tepat duduk di sampingnya.
"Hey kawan-kawan akhirnya sahabat kita yang satu ini tertarik pada lawan jenis juga. Dikira teh kamu gak normal, Tam" Arfan kembali mengejek Tama, dia masih belum bisa menghentikan tawanya dan disambut dengan tawa oleh teman-teman yang lainnya.
"Sialan lu, gini-gini juga selera gue tinggi, bro" Tama kembali melayangkan tinjunya ke bahu Arfan, kali ini sedikit keras terlihat dari Arfan yang meringis sambil memegangi bahunya.
"Iya percaya, tapi jangan ketinggian entar susah meraihnya" balas Arfan.
"Jadi, siapa dia?" Tama kembali ke pembahasan utama mereka tentang gadis itu.
"Dia Naura, Naura Rahmania. Kebetulan rumahnya searah denganku. Dulu waktu sekolah kita sering seangkot" kelas Arfan akhirnya.
"Lalu" tanya Tama lagi
"Lalu apa?"
"Aktivitasnya?"
"Dia adalah seorang guru, dia mengajar di SMA Bhakti Purnama" jawab Arfan
"Eh bukankah itu sekolah yang berada di bawah naungan yayasanmu?" Arfan balik bertanya, dia yang juga bekerja di rumah sakit Bakti Purnama pun baru ingat jika yayasan yang menaungi rumah sakit tempatnya bekerja jiga memiliki sekolah.
"Heumm" jawab Tama singkat, matanya terus fokus pada gadis berjilbab pink yang duduk tidak jauh dari mejanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Yayuk Bunda Idza
ooh ...adek kelas to...pantas saja dipaksa mengingat Rahma tidak ingat
2023-02-17
1