Bab 20

"Mami, Om Pir nanti akan datang ke rumah lagi kan?" Tanya Rey pada Cyara yang kini sedang menyiapkan kotak bekal untuk anak-anaknya.

Cyara terdiam dan tampak berfikir, dia yang sudah selesai menyiapkan bekal menghampiri putra dan putrinya yang sedang duduk di meja makan, duduk bersimpuh di antara kursi yang diduduki Rey dan Rain.

"Sayang Om Pir kan kerja, jadi tiap hari Om Pir kalian itu tidak bisa datang kesini? Kalau terus kesini bagaimana dengan pekerjaannya?" Ucap Cyara memberi pengertian kepada kedua anaknya itu.

"Nanti pekerjaannya tidak selesai-selesai, terus nanti Om Pir dimarahi sama bosnya ya Mi?" Ucap si kecil Raina sambil mengerjap lucu dan Cyara tidak bisa jika tidak mencubit pipi keduanya.

"Iya sayang, ya sudah ayo kita berangkat," kata Cyara yang kemudian membantu putra dan putrinya turun dari kursi.

"Ini bekal Rey, hmm dan ini bekal untuk Rain," kata Cyara sambil memasukkan bekal ke tas masing-masing.

"Ayo kita berangkat," ucap Cyara menggandeng tangan mereka sampai ke mobil, dan seperti biasa si kecil Raina duduk di kursi depan sementara Rey duduk di kursi belakang.

Cyara mengernyitkan dahi ketika tiba-tiba saja mobilnya berhenti.

"Kenapa Mi?" Tanya Raina.

"Sayang sepertinya mobilnya mogok deh," kata  Cyara yang kemudian melepas seatbeltnya.

"Kalian tunggu disini, Mami lihat dulu," ujarnya kemudian turun untuk melihat.

Cyara bingung tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia mondar-mandir sambil mencoba menghubungi orang bengkel.

Tak lama sebuah mobil warna hitam berhenti tepat di depannya.

Seseorang dengan menggunakan sepatu pantofel berwarna hitam turun dari mobil.

"Cyara?" Ucapnya menghampiri Cyara.

Cyara yang dari tadi tidak memperhatikan pun akhirnya menoleh saat mendengar ada yang memanggil namanya.

"Tuan Martin," kata Cyara begitu melihat siapa orang yang memanggilnya.

"Kenapa?" Tanya Martin apalagi melihat wajah Cyara yang tampak kesal.

"Sepertinya mogok, aku sudah menghubungi orang bengkel dan mereka bilang nanti akan kesini," jawab Cyara.

"Oh ya sudah, kamu ikut aku aja ke kantornya, kalau tidak kamu nanti bisa terlambat," ucap Martin menawarkan diri.

Cyara menatap Martin kemudian menatap mobilnya, lebih tepatnya anak-anak yang masih di dalam mobil.

"Tapi…"

"Kenapa?" Tanya Martin mengernyitkan dahinya.

"Nanti aku akan suruh orang urus mobilmu, lebih baik kita berangkat sekarang daripada nanti kamu terlambat lagi."

"Hmm bukan itu tapi…"

"Mami masih lama tidak?" Kepala Rain tiba-tiba keluar dari jendela berteriak bertanya kepada maminya.

"Adek jangan teriak-teriak," tegur Rey pada adiknya.

"Hehehe iya Kak, habisnya mami lama, tuh mami malah ngobrol," kata Rain dan Kakaknya langsung turun dari mobil.

"Kamu tunggu disini, Kakak samperin mami dulu."

"Iya."

"Mam apa masih lama?" Tanya Rey yang sudah ada di belakang Cyara.

"Ah iya sayang, bentar lagi."

"Bagaimana Tu...maksudku Martin?" 

"Ya sudah biarkan sekalian aku antar saja," jawab Martin menatap Rey dan tampak jelas kernyitan di dahinya.

"Rey tidak mau Mam," kata bocah laki-laki itu datar memandang Martin tidak suka.

"Sayang, nanti kalian terlambat."

Rey menatap maminya, "Baiklah, ini karena Rey tidak mau Mami terlambat dan dimarahi bos mami, apalagi sampai mami disuruh lembur seperti kemarin," kata Rey berlalu meninggalkan maminya dan Martin.

"Maafkan putra saya Martin, dia memang selalu seperti itu sama orang yang baru dikenalnya," kata Cyara tidak enak.

"Hah putra? oh iya tidak apa-apa," jawab Martin spontan, terkejut saat Cyara menyebut anak itu putranya.

Tak lama Rey membawa tasnya dan berjalan menggandeng Rain yang sudah ikut turun.

"Oh ya Martin ini perkenalkan anak-anak saya, ini Reynan dan Raina," ujar Cyara memperkenalkan putra dan putrinya.

"Hai cantik perkenalkan nama Om, Martin," kata Martin mengelus rambut Raina.

Raina menunjukkan senyuman manisnya, "Hai Om, aku Rain," katanya.

Cyara pun tersenyum, putrinya memang manis. 

"Halo jagoan, perkenalkan nama Om, Martin," kini giliran Martin memperkenalkan dirinya kepada Rey.

"Sudah tahu, tadi sudah dengar. Mam, ayo katanya mau berangkat takut terlambat," ucap Rey menatap maminya.

"Ah oh iya, Ayo!" Ajak Martin kemudian membukakan pintu mobil bagian belakang untuk bocah kecil yang diperkenalkan Cyara sebagai anak-anaknya.

"Dek, kamu biasa depan, Mam, Mami dibelakang saja," ucap Rey dan Cyara hanya menghela nafasnya.

"Martin aku di belakang saja, mmm Rain memang lebih suka duduk di depan," ujar Cyara yang lagi-lagi merasa tidak enak atas sikap putranya.

Martin hanya mengangguk dan membantu Rain untuk naik ke mobil, berbeda dengan Rey yang menolaknya.

Setelah itu, Martin pun melajukan mobilnya ke sekolah anak-anak Cyara. 

Tak butuh waktu lama, akhirnya mobil Martin pun sampai di tempat tujuan, kedua anak-anak Cyara pun turun dan mencium punggung tangan maminya kemudian kepada Martin.

"Rey yang sopan!" Tegur Cyara melihat Rey yang akan berlalu begitu saja.

Rey pun dengan terpaksa mencium punggung tangan Martin.

"Terima kasih Om," kata Rain.

"Sama-sama sayang," ujar Martin yang menyukai sikap manis putri Cyara.

"Mami tetap duduk di belakang," kata Rey memberi peringatan kepada maminya sebelum akhirnya masuk ke sekolahnya.

"Cyara tapi…" kata Marti yang melihat Cyara membuka pintu samping kemudi.

"Tidak perlu dengarkan apa kata Rey," kata Cyara yang kemudian masuk dan duduk di kursi samping kemudi.

"Tumben berangkat sendiri?" Tanya Cyara setelah hanya tinggal mereka berdua.

"Tuan Vier bilang akan masuk agak siangan," ucap Martin menoleh ke arah Cyara.

"Maaf Cyara, tadi mereka…"

"Mereka anak-anakku, maaf aku tidak bermaksud menipu atau apapun itu, tapi aku bisa jelaskan," kata Cyara yang takut Martin akan menganggapnya sebagai penipu.

"Santai saja kenapa kamu jadi gugup begitu, aku percaya kamu pasti punya alasan, dan kamu berhutang penjelasan padaku," kata Martin.

"Sudah sampai," tambahnya lagi ketika mereka sudah sampai di kantor.

"Kapan-kapan aku jelaskan," kata Cyara dan mereka pun masuk lift dan berpisah menuju meja kerjanya masing-masing.

Drt

Drt

Ponsel suara bergetar.

Cyara dengan malas mengangkat ponselnya.

"Halo Tuan," ucap Cyara.

"Jemput aku di depan lift!"

"Tapi aku sedang…"

"Lakukan atau mau ingin dipecat!" Ucap Vier yang kemudian segera mematikan panggilan telepon itu.

Cyara pun bergegas menuju lift untuk turun dan begitu lift terbuka dirinya melihat Martin yang juga ada disana.

"Hei," sapa Martin.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Suruh jemput Tuan Besar," jawab Cyara dan Martin pun tertawa.

Keduanya pun akhirnya terlibat obrolan seru, tanpa sadar jika saat ini ada yang menatap mereka tajam.

Tangan Vier mengepal saat melihat apa yang terjadi di depannya. Tepat di depan lift, Vier melihat Cyara sedang mengobrol bahkan tertawa-tawa dengan Martin.

Rahang Vier mengeras bahkan tangannya yang terkepal saat ini rasanya sudah gatal ingin mendaratkan dengan keras ke wajah Martin.

"Ikut saya!" Kata Vier dengan suara datar dan dingin, Vier berusaha untuk tidak meluapkan amarahnya di tempat itu juga.

Martin dan Cyara tampak terkejut begitu mendengar suara Vier, keduanya langsung menoleh dan memberi hormat pada atasannya itu. Kemudian keduanya ikut masuk ke lift bersamanya.

"Martin kau keluar sekarang!" Vier mengusir Martin dari dalam lift, karena jika Martin masih disana, Vier tidak tahu apa yang akan dia lakukan nanti kepada pria itu.

Dan kini di dalam lift, hanya tinggal berdua, Vier dan Cyara.

"Kita mau kemana Tuan?" Cyara bertanya pada Vier, saat menyadari angka yang Vier tekan di lift. 

Dan tanpa menjawab pertanyaan Cyara, Vier justru mendorong wanita itu ke dinding di lift, hingga membuat Cyara terpekik kaget dan Vier mengurung tubuh Cyara diantara kedua tangannya.

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

😄😄 Vier cemburu pada Martin

2023-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!