Seorang pria menatap layar ponselnya yang sudah berganti dengan wallpaper foto dirinya dan seorang gadis cantik, dimana di foto itu, keduanya tersenyum bahagia. Rayyan menatap layar ponselnya sendu, gadis yang dicintainya memutuskan panggilannya sepihak, sebelum dia selesai mengucapkan apa yang dipendamnya selama ini.
Pria itu tahu kesalahannya, dan kini dia akan kembali untuk menebusnya.
"Ara, apa kau tidak bisa memaafkanku? Aku masih mencintaimu Ara, aku harap perasaanmu juga masih sama," Rayyan menatap foto dimana ada dirinya dan Cyara, foto yang diambil di saat hari bahagia mereka. Dan karena keegoisannya dan beberapa alasan, dia memutuskan untuk meninggalkan Cyara, dia membuat wanita itu terluka, dia melepaskan cintanya pada Cyara disaat wanita itu sangat-sangat membutuhkannya.
"Theo ke ruanganku sekarang!" Ucapnya lewat telepon kepada seseorang dan orang yang bernama Theo pun segera ke ruangannya.
"Iya Tuan," jawab Theo yang kini tiba-tiba sudah berdiri di hadapan Rayyan.
"Apa semuanya sudah kau urus?" Tanya Rayyan kepada Theo asistennya.
"Sudah Pak, besok kita akan berangkat, terus yang Anda minta saya mencari tahu, saya sudah mendapatkan beberapa informasinya tapi hanya sebatas ini," kata Theo yang kemudian menyerahkan amplop berwarna coklat pada Rayyan.
Rayyan langsung membuka amplop coklat itu, dimana di sana ada beberapa informasi yang memang dibutuhkannya dan juga ada beberapa foto.
"Kerja bagus Theo, kamu bisa kembali ke tempatmu," ucap Rayyan kepada Theo.
"Baik Pak, kalau begitu saya permisi dulu," pamit Theo undur diri dan segera meninggalkan ruangan bosnya kembali ke ruangannya.
Rayyan tersenyum menatap foto-foto itu, "Kamu cantik dan begitu mirip seperti mamimu sayang, tak terasa kamu sudah sebesar ini, tunggu Daddy, kita akan kembali bersama-sama , bantu Daddy ya, agar Daddy bisa mendapatkan maaf dari Mami," kata Rayyan mengusap foto gadis kecil yang ada ada di foto yang dipegangnya, kemudian pandangan Rayyan beralih pada seorang anak laki-laki, menatap foto itu lama dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Maafkan Daddy sayang, maaf karena menyia-nyiakan anak-anak yang manis seperti kalian, Daddy janji akan menebus kesalahan Daddy pada mami, dan Daddy akan menyayangi kalian, bagaimanapun kalian adalah anak-anak Daddy," katanya lagi kemudian mengecup foto itu, dimana disitu ada Cyara dan kedua anaknya.
*
*
*
"Ayolah memohon padaku," gumam Vier pelan dengan seringaiannya saat melihat Cyara semakin mendekat ke arahnya.
"Habis aku jika sampai dia benar-benar memecatku," ucap Cyara dalam hati.
"Cepatlah, kenapa untuk memohon saja lama sekali," batin Vier merasa kesal karena menunggu Cyara yang menurutnya sangat pelan saat berjalan menghampirinya.
"Tidak Cyara, kau tidak boleh takut, kau pasti bisa, dia tidak akan memecatmu, karena kamu sama sekali tidak bersalah," tambah Cyara tapi lagi-lagi dirinya hanya berucap dalam hati.
Tapi apa yang terjadi benar-benar membuat Vier terkejut. Semua tidak seperti yang Vier bayangkan.
"Kenapa? Kenapa jika sudah menikah bekerja? Yang penting statusku tidak mengganggu pekerjaanku bukan? Aku tetap bersikap profesional, bahkan disaat jam kerja selesai saya diminta menemani Anda, saya juga lakukan padahal anak-anak saya di rumah sedang menunggu," Kata wanita itu berdiri tegak di hadapan Vier bahkan menatap Vier tajam.
Vier masih terdiam, berusaha mencerna kata-kata wanita itu, Vier tidak menduga dengan apa yang Cyara katakan bahkan lakukan sekarang, Vier mengira jika Cyara akan menangis bahkan memohon padanya agar dia bisa tetap bekerja di perusahaannya. Vier mencari kata-kata yang tepat untuk melawan wanita itu.
"Tapi kau sudah berbohong, kau menyembunyikan statusmu, dan asal kau tahu, aku tidak mentoleransi kebohongan dalam bentuk apapun," kata Vier lagi.
"Aku tidak berbohong, aku hanya tidak menceritakan yang sebenarnya," ucap Cyara berkilah.
"Sama sa…"
"Sudahlah saya mau pulang!" Ucap Cyara segera memotong ucapan Vier, kemudian menyenggol bahu Vier dan berlalu begitu saja meninggalkan pria itu yang kembali terdiam hanya karena apa yang sudah Cyara katakan padanya.
"Apa suamimu tidak menafkahimu hingga kamu harus bekerja keras?" Kata Vier kepada Cyara dan pertanyaan itu, sukses membuat Cyara langsung menghentikan langkahnya yang akan keluar dari kamar pria itu.
Cyara mengepalkan kedua tangannya, menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, mencoba untuk tidak terpengaruh ucapan Vier.
Cyara kemudian berbalik badan, dan berjalan menghampiri Vier, "Semua yang terjadi padaku, mau suamiku menafkahi saya atau tidak, aku rasa itu bukan urusan Anda Tuan Zavier yang terhormat, saya memang bekerja di tempat Anda, tapi bukan berarti Anda bisa ikut campur dengan kehidupan pribadi saya" kata Cyara penuh penekanan.
"Tapi itu akan menjadi urusanku, karena sebentar lagi kau akan menjadi istriku, kau tidak boleh melupakan fakta itu Nona Cyara," kata Vier yang kemudian berlalu keluar dari kamarnya sebelum dirinya bertindak lebih jauh lagi terhadap Cyara.
"Apa yang tadi dia katakan? Apa aku tidak salah mendengar?" Gumam Cyara pelan.
"Hey tunggu, apa yang tadi kau katakan? Siapa yang akan menjadi istrimu? Jangan sembarangan kalau bicara! Aku bahkan belum menyetujuinya, Zavier Gottardo tunggu!" Teriak Cyara yang melihat Vier pergi meninggalkannya dan dengan segera Cyara pun menyusul pria itu, dia harus pulang sekarang, kedua anaknya pasti sedang menunggunya.
Sementara itu Vier terus saja berjalan, dia menutup telinganya dengan kedua tangannya, merasa berisik karena mendengar teriakan Cyara.
"Memang dia pikir rumahku ini hutan hingga dia bisa berteriak-teriak sesuka hatinya? Untung saja rumahku jauh dari rumah-rumah lainnya, jika tidak, sudah dipastikan para tetangga akan berkumpul dan berdemo di depan rumahku karena ulah wanita bar-bar itu," gerutu Vier yang kini berjalan keluar menuju ke tempat dimana mobilnya semalam berada. Vier masuk ke dalam mobil dan melajukannya hingga tepat di depan rumahnya.
"Dasar lamban," kata Vier yang tidak kunjung melihat Cyara keluar, dan saat dari kejauhan melihat Cyara, Vier segera keluar dan berdiri dengan tangan bersedekap di depan dada bersandar di depan mobil, sambil menunggu Cyara.
"Aku antar pulang!" Kata Vier begitu Cyara sudah ada di sampingnya.
Bukannya berhenti, Cyara justru terus berjalan dan melengos begitu saja membuat Vier kesal setengah mati kepada wanita itu.
"Aku sudah menunggunya cukup lama disini, dan dia malah berlalu begitu saja," gerutu Vier menunjukkan wajah kesalnya.
Kemudian Vier pun menarik tangan Cyara,
"Apa kau tuli? Kau tidak mendengar aku sedang berbicara denganmu? Cepat masuk sekarang, jangan mengujiku lagi, atau kau akan tahu akibatnya," ucapnya memaksa wanita itu untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Aku tidak mau, aku bisa pulang sendiri, apa kau tidak mengerti," ucap Cyara keras kepala.
Tanpa mau mendengar protesnya, Vier segera berlari kecil dan menyusulnya masuk dan melajukan mobilnya menuju rumah Cyara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Lyn
latar waktunya sedikit membingungkan, jdi bikin alurnya kurang dimengerti, apa karena emng baru awal apa gmna ?...
2024-05-15
0
Triiyyaazz Ajuach
Vier bakal dpt saingan ini
2023-04-23
0