"Jangan lagi kamu menggigit bibirmu seperti itu Cyara!" Peringat Vier pada Cyara.
Tapi Cyara hanya memalingkan wajah sesaat setelah Vier melepaskan ciumannya. Cyara menetralkan detak jantungnya yang berpacu lebih cepat saat mendapat ciuman mendadak dari Vier. Ciuman kedua yang dia dapatkan setelah yang pertama diambil oleh ayah dari anak-anaknya.
Setelah menetralkan detak jantungnya, Cyara dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Vier yang masih berjarak sangat dekat dengannya. Setelah tubuh Vier Cyara pergi begitu saja meninggalkan Vier, Vier pun membiarkan Cyara berlalu tanpa menahannya lagi.
Tak
Tak
Terdengar suara heels yang berbenturan dengan lantai menjauh, Vier terdiam entah apa yang dipikirkannya. Bahkan saat langkah berhak cukup tinggi itu mendekat, Vier tidak mendengarnya.
Cyara yang hendak pergi dari ruangan Vier, berbalik dan berjalan cepat kembali ke arah pria yang sudah berani menciumnya.
Tiba-tiba, Vier yang sedang terdiam sibuk dengan pikirannya, dibuat terkejut saat tiba-tiba mendapatkan tamparan yang begitu keras mendarat mulus di pipi kirinya, hingga mungkin Vier bisa merasakan panas di pipinya itu, terbukti dengan jejak tangan Cyara yang samar-samar membekas. Cyara berbalik dan kembali, memberikan hadiah atas apa yang telah Vier lakukan padanya.
Setelah menampar Vier, Cyara langsung pergi pergi begitu saja, bukan ke mejanya melainkan ke toilet, Cyara mengunci pintu dan menumpahkan semua apa yang dia rasakan saat ini.
"Tidak Cyara, kamu harus kuat, ini demi Reynan dan Rain, kamu tidak boleh cengeng seperti ini, kamu tidak boleh menyerah hanya karena seseorang sepertinya," Cyara berkata untuk menguatkan dirinya sendiri demi anak-anaknya.
"Maaf, aku tidak bisa menikahimu, ya kemarin aku bilang akan bertanggung jawab atas janin itu, tapi aku tidak bisa, aku belum siap Ara, kamu tahu perusahaanku baru saja maju, aku tidak mau membuat reputasiku buruk hanya karena kekasih sedang mengandung, aku tidak bisa Ara. Aku akan berikan kamu pilihan, jika kamu ingin terus bersamaku kau gugurkan dia. Tapi jika kau memilih mempertahankannya, lebih baik kita berpisah."
"Pergi kamu, pergi! Kau sudah mencoreng nama baik keluarga kita Cyara, bagaimana bisa? Bagaimana bisa kekasihmu tidak mau bertanggung jawab, ingat Cyara, Ibu tidak ingin keluarga kita harus menanggung malu karena kelakuanmu."
Air mata Cyara menetes begitu saja, mengingat bagaimana kedua orang yang disayanginya melukai hatinya, keduanya seperti menancapkan pisau di tempat yang sama, dan itu benar-benar menyakitkan bagi Cyara.
Cyara memegang dadanya yang terasa sesak. "Akh kenapa rasanya sakit sekali!" Cyara menepuk-nepuk dadanya yang tiba-tiba sulit bernafas.
Drt
Drrt
Dering ponsel Cyara tiba-tiba berbunyi, setelah menarik nafas dalam, Cyara pun dengan malas menjawab panggilan telepon itu.
"Ya halo, selamat pagi Tuan," jawab Cyara.
"Cepat kembali dan lakukan pekerjaanmu! Aku menggajimu bukan untuk bersantai-santai saja," kata seseorang di seberang telepon.
"Baik Tuan," ucap Cyara memaksakan senyumnya, walaupun sebenarnya, Cyara tidak perlu melakukan itu, karena bagaimanapun seseorang di seberang telepon, yang tak lain adalah Vier, tidak bisa melihatnya.
Setelah menghapus sisa air mata di wajahnya, Cyara bangun dan menuju ke wastafel, menatap dirinya di depan cermin melihat penampilan yang begitu kacau.
Cyara mencuci mukanya dan memperbaiki riasannya sebelum akhirnya dirinya pergi ke ruangan Vier, untuk melanjutkan pekerjaannya.
Tok
Tok
Cyara mengetuk pintu ruangan Vier.
"Masuk!"
"Permisi Tuan, hari ini jadwal Anda jam 10 akan ada pertemuan dengan Mr Takashi di restoran jepang, pukul 11 Anda akan pergi ke sekolah Aira dan pukul 2 siang, Anda akan bertemu klien dari luar yang waktu itu mengajukan kerja sama dengan perusahaan kita hingga selesai dan pukul 7 malam Anda akan makan malam di rumah bersama keluarga Anda."
"Hmm," jawab Vier hanya dengan gumaman dan mengibaskan tangannya mengisyaratkan untuk Cyara agar pergi dari sana.
"Baiklah, kau persiapkan berkasnya dan kita akan berangkat 10 menit lagi," tambah Vier melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Jika kau tidak tahu, kau bisa tanyakan kepada Martin dan juga minta Martin untuk bersiap," tambah Vier begitu tenang, seakan barusan tidak terjadi apa-apa.
"Baik Tuan," kata Cyara kemudian berlalu meninggalkan Vier.
Namun langkahnya terhenti saat lagi-lagi Vier kembali berbicara.
"Untuk nanti malam kau juga ikut denganku," Vier berucap tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.
"Tapi Tuan…"
Vier langsung menghentikan jari-jarinya yang menari di atas keyboard dan menatap Cyara tajam.
"Apa kau tidak membaca poin penting di kontrak yang sudah kau tanda tangani?"
Cyara merutuki dirinya saat akhirnya dia mengingat poin penting yang Vier maksud. "Pihak kedua harus mengikuti kemanapun pihak pertama pergi."
Mengingat itu membuat Cyara tidak bisa berkutik lagi, karena jika Cyara melanggarnya, Cyara akan dikenakan denda dengan dipotong gaji. Dan akhirnya Cyara hanya bisa menurut, saat Vier bangun dari kursi kebesarannya dan mengajaknya pergi melakukan pertemuan.
"Masuk!" Perintah Vier agar Cyara masuk ke dalam mobil.
Tapi saat Cyara membuka pintu samping kemudi dan duduk di sana di samping Martin yang akan menjadi supir mereka, Vier kembali bersuara.
"Duduk di belakang Cyara!" Perintah Vier tidak terbantahkan.
"Baik Tuan," akhirnya Cyara pun hanya bisa pasrah, dirinya kembali turun dan membuka pintu belakang, untuk duduk tepat di samping Vier yang sebenarnya Cyara tidak ingin lakukan.
"Jalan!" Perintah Vier pada Martin.
"Baik Tuan,"
Mobil pun akhirnya melaju meninggalkan area perkantoran menuju untuk ke sebuah restoran, tempat dimana mereka membuat janji.
Vier tampak sibuk dengan ponselnya sementara Cyara hanya diam saja, dirinya benar-benar merasa canggung berada di sebelah pria itu. Cyara hanya bisa memandang keluar ke arah jendela melihat jalanan yang mobil itu lewati.
Drt
Drt
Getar ponsel Cyara yang ada di dalam tas terus berbunyi, tapi Cyara tidak ada niat untuk menjawabnya, apalagi dengan dirinya yang bersama Vier, sangat tidak memungkinkan untuk dirinya menjawab panggilan itu.
Vier melirik Cyara sekilas dan kembali sibuk dengan ponselnya.
"Berisik! Lebih baik kau jawab telepon itu sekarang! Karena bunyi getar ponselmu itu, sangat mengganggu pendengaranku.
Bukannya menjawab Cyara justru menonaktifkan ponselnya.
"Kenapa tidak kau jawab?" Tanya Vier ingin tahu, kembali menoleh ke arah Cyara.
"Tidak Pak, tidak penting saya bisa menelponnya kembali nanti," jawab Cyara.
Vier hanya mengedikkan bahunya acuh, kemudian kembali melanjutkan kegiatannya.
Sementara Cyara bernafas lega, saat akhirnya Vier kembali sibuk dan tidak lagi bertanya lebih lanjut tentang panggilan telepon itu hingga mereka sampai ke tempat tujuan.
Mereka memasuki restoran dan seorang pelayan langsung datang menyambut kedatangan Vier.
"Tuan Vier mari saya tunjukkan dimana meja Mr Takashi," ucap sang pelayan yang kemudian menunjukkan arah kemana Vier harus melangkah.
Dua jam berlalu, setelah berhasil mendapatkan kerja sama dengan Mr Takashi Vier pun akhirnya menyudahi pertemuan mereka. Ditambah sebentar lagi, Vier juga harus pergi menjemput keponakannya.
"Kalian berdua naik taxi, mobil biar aku yang membawa," setelah mengatakan itu, Vier memanggil Martin dan meminta kunci kepadanya.
Cyara melihat Martin yang menurut, sedangkan dirinya? Ingin rasanya Cyara mengumpati Vier secara langsung.
"Dasar pria sombong, tadi mengajak kami, tapi sekarang justru meninggalkan kami!" Kata Cyara begitu melihat mobil Vier pergi menjauh.
Martin yang mendengar itu, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ayo Nona!" Ajak Martin pada Cyara yang terus mengomel begitu melihat atasan mereka pergi.
Cyara pun akhirnya masuk ke dalam taxi, dengan seribu kekesalannya.
Sementara di lain tempat Vier yang mengendarai mobilnya, ke taman kanak-kanak, tempat dimana keponakannya bersekolah. Selain mengantarnya, Vier juga diminta Alno untuk menjemputnya. Dan Vier begitu terkejut saat seorang anak kecil berlari menyeberang jalan tiba-tiba, Vier hampir saja menabraknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
Kena tabok pipinya Vier pasti panas bgt tuch
2023-04-23
0