"Reynan dan Raina, siapa mereka? Benar mereka adalah anak-anakmu?" Ucap Vier mengulang pertanyaannya lagi, menatap Cyara dengan tatapan menyelidik seolah sedang menginterogasi wanita itu.
Cyara meremas kuat kedua tangannya, baru satu hari bekerja tapi Vier bosnya, langsung tahu jika saat ini dirinya sudah memiliki anak.
Mendengar Vier sampai mengulang pertanyaannya membuat Cyara begitu gugup, Cyara tidak bisa menjawab pertanyaan Vier, lagian memang tidak ada yang perlu Cyara jelaskan kepada pria itu. Cyara hanya bisa terdiam, tapi diamnya Cyara justru memperkuat dugaan Vier bahwa anak yang bernama Reynan dan Raina memang adalah anak wanita itu.
"Kenapa aku lupa, bukankah terakhir kali Sheira bilang jika kakaknya telah bertunangan. Dan wajar saja bukan jika dia sudah menikah dan punya anak, apalagi sudah tujuh tahun berlalu semenjak aku mendengar dia bertunangan," ucap Vier dalam hatinya.
Entah kenapa Vier merasa marah mengingat status Cyara yang ternyata sudah menikah bahkan memiliki dua orang anak.
"Terus bagaimana dengan dendamku? Ya aku merasa marah pasti karena aku takut tidak bisa melanjutkan dendamku," ucapnya meyakinkan dirinya bahwa penyebab marahnya dia hanya karena dia tidak bisa melanjutkannya dendamnya.
"Tidak, aku tidak peduli dia sudah menikah atau belum, yang penting dia harus menderita, karena dia adalah awal dari rasa sakit yang aku rasakan, apapun yang terjadi, aku harus tetap melanjutkan dendamku," tambah Vier lagi dalam hati menatap Cyara.
"Cepat jawab! Kenapa kau hanya diam saja?" Marah Vier karena Cyara tidak mengatakan sepatah katapun untuk menjawabnya.
"Apa aku perlu menjawabnya? Bukankah semua tidak ada urusannya dengan Anda, lagian kenapa jika benar mereka adalah anak-anakku ha? Apa itu penting?" Cyara balas menatap Vier.
Vier mendekat ke arah Cyara, dan mencengkram dagu Cyara kuat, "Kau bilang apa tadi? Tidak ada urusannya denganku, apa kau lupa, jika kau bekerja di perusahaanku, kau tahu jelas peraturannya, dan kau sudah sangat jelas menipuku, kau tahu aku bisa saja menuntutmu atas apa yang telah kau lakukan," kata Vier penuh penekanan dan segera melepaskan tangannya dari dagu wanita itu saat mendengar ponselnya Cyara berdering.
Cyara segera mematikan ponselnya, membuat kerutan di dahi Vier jelas terlihat.
"Kenapa kau tidak menjawabnya?" Tanya Vier yang melihat itu.
"Bukan urusan Anda," kata Cyara kemudian pandangannya beralih pada ponselnya yang kembali berdering.
"Cepat jawab!" Perintah Vier entah kenapa dia merasa penasaran.
"Tidak," kata Cyara yang memang tidak ingin menjawabnya, tidak ingin Vier kembali memerintah untuk menjawab, akhirnya Cyara menyembunyikan ponselnya di belakang tubuhnya.
Vier berusaha merebut ponsel Cyara dari depan tubuh wanita itu, hingga posisi Vier kini seperti sedang memeluk Cyara.
Jantung Cyara kembali berdebar untuk kesekian kalinya, saat bersama Vier, Cyara merasakan perasaan yang tidak asing, perasaan sewaktu dirinya bersama dengan ayah anak-anaknya.
Cyara yang sedang mencoba mengendalikan detak jantungnya dan tidak ingin sampai Vier mendengarnya, membuat dirinya lengah hingga Vier akhirnya bisa merebut ponsel miliknya.
Vier mengernyitkan dahi saat ternyata yang sedari tadi menelpon Cyara adalah nomor yang tidak dikenal.
Saat Vier sedang memperhatikan ponsel Cyara yang menyala itu, Cyara dengan cepat kembali merebut ponsel miliknya dari tangan Vier, bertepatan dengan panggilan berakhir.
Tapi tak berselang lama, dering ponsel Cyara kembali terdengar, hingga akhirnya Cyara pun memutuskan untuk menjawab panggilan itu, bergeser sedikit menjauh dari Vier.
"Halo," ucap Cyara.
"Halo Ara, benar ini kamu?" Ucap seseorang di seberang telepon.
Deg
Jantung Cyara berdebar, begitu mendengar suara itu, suara yang dulu sering di dengarnya.
"Ara aku merindukanmu, bagaimana kabarmu? Kabar anak-anak? Aku yakin mereka sudah besar sekarang, kalau tidak salah, mereka pasti sudah berumur lima tahun benar bukan? Ara aku ingin bertemu dengan kalian, aku ingin menebus kesalahanku padamu Ara, maafkan aku Ara, maaf, ayo kita perbaiki hubungan kita, kita mulai semuanya dari awal dan aku janji akan menjadi ayah yang baik-baik untuk anak-anak, aku akan menjagamu Ara" kata orang itu.
"Maaf salah sambung," kata Cyara memasang wajah sedatar mungkin tapi tidak dengan suaranya yang sedikit tercekat, Cyara berusaha keras untuk tidak menangis saat ini. Cyara akui, Cyara juga sangat merindukan pria yang menelponnya, pria yang sudah mengisi hari-harinya di saat dia tidak sempat hanya sekedar bersosialisasi dengan orang lain.
Cyara hendak memutuskan telepon itu, tapi..
"Tunggu Ara, aku tahu ini kamu, apa kamu tidak bisa memaafkan aku? Apa kita tidak bisa mulai semuanya dari awal, perasaanku masih sama Ara, Aku masih mencintaimu, bahkan masih sangat mencintaimu. Aku...
Tut tut tut
Dengan segera Cyara mengakhiri teleponnya, rasanya Cyara tidak akan sanggup lagi bertahan jika mendengar suara pria yang begitu dia cintai itu lebih lama lagi.
Selama ini, Cyara sanggup bertahan tanpa pria itu, 6 tahun Cyara berjuang sendiri, disaat Cyara membutuhkannya, pria itu pergi, Cyara begitu percaya dengan pria itu, tapi dia salah, pria itu justru meninggalkannya, hingga setelah itu, Cyara tidak percaya pada siapapun lagi. Cyara membangun dinding yang kokoh, dia berusaha bangkit dan berdiri dengan kakinya sendiri, kehadiran Rey dan Rain membuatnya bisa melakukan itu, tapi pertahanan yang Cyara bangun selama ini, langsung runtuh begitu saja, ketika hanya mendengar suara pria itu, pria yang dia cintai. Dialah Rayyan Aditama.
Vier terus saja memperhatikan ekspresi Cyara. Awalnya wajah Cyara tampak datar saat menerima panggilan itu, tapi Vier menangkap perubahan wajah Cyara hanya sebentar saat di tengah-tengah percakapan mereka, tapi Cyara dengan cepat bisa kembali mengontrol dirinya.
Vier memang mendengar apa yang Cyara katakan tapi tidak dengan seseorang yang ada di seberang telepon. Vier mendengar Cyara bilang salah sambung, tapi Vier yakin jika Cyara sebenarnya memang mengenal orang yang tadi menghubunginya hanya saja Cyara memang sengaja menghindar.
Cukup lama Cyara terdiam, hingga dia menyadari jika saat ini, Vier sedang menatapnya dan Cyara pun membalas tatapan Vier. Dan dengan cepat Vier memutuskan kontak mata di antara mereka, dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Vier kemudian berlalu, tapi saat di depan pintu, langkahnya terhenti dan berbalik badan.
"Mulai hari ini kau tidak perlu bekerja," ucap Vier penuh dengan penekanan, rupanya Vier masih saja mengingat kesalahan Cyara.
Cyara jelas sekali tampak kaget dengan apa yang Vier ucapkan.
Cyara turun dari ranjang dan berjalan mendekat ke arah Vier. Vier yang melihat itu tersenyum penuh seringaian.
Vier yakin Cyara akan berlutut dan memohon kepada dirinya agar Vier tidak memecatnya dan tetap mengijinkan dirinya bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
apa ini hanya trikmu saja Vier
2023-04-23
0
Erlinda
sorry Thor muak aq membaca cerita ini bertele tele ga jelas aq pikir cerita nya bagus ternyata.
2023-01-02
0