Bab 2

"Tuan!"

"Tuan! rapat akan dimulai sebentar lagi," ucap seorang Pria membuyarkan lamunan Zavier yang kini sedang menatap sebuah foto yang tadi diambil dari laci meja kerjanya.

"Semua berkasnya sudah kamu persiapkan?" Tanya Zavier pada pria bernama Martin yang tak lain adalah asistennya.

"Sudah Tuan, kita bisa berangkat sekarang juga," jawab Martin yang memperlihatkan beberapa berkas pada Zavier yang ada di tangannya.

Zavier kembali meletakkan foto tadi di laci tempatnya semula, kemudian berdiri dan mengancingkan jasnya melangkah keluar setelah Martin membukakan pintu ruangannya.

"Apa sudah ada pengganti Rima?" Tanya Zavier pada Martin.

Rima adalah sekretarisnya yang sudah bekerja cukup lama dengannya. Tapi belum lama dia mengundurkan diri karena usia kehamilannya yang semakin tua, dan lagi suami Rima juga sudah melarangnya bekerja. Zavier tidak bisa menahannya dan dia hanya bisa merelakan Sekretarisnya itu, bagaimanapun dia tidak berhak melarang Rima untuk terus bekerja, ya walaupun Zavier menyayangkan hal itu, karena Rima adalah sekretaris yang cekatan.

Dan kali ini Zavier memutuskan untuk mencari sekretaris yang belum menikah, karena Zavier  adalah orang yang gila kerja dan Zavier ingin nanti sekretarisnya bisa mengikuti kemanapun dia pergi.

"Sudah Tuan, besok dia akan mulai bekerja," jawab Martin yang kemudian dijawab anggukan oleh Vier.

Keduanya pun melangkah di sepanjang lobi, para karyawan yang berpapasan dengannya pun langsung menunduk memberi hormat pada atasannya yang sekarang menjadi sosok pria dingin dan tersentuh. Terbukti sapaan dari para karyawannya tidak mendapat balasan apapun dari Vier, entah itu menyapa balik atau sedikit saja memberikan senyuman. Padahal Zavier Gottardo dulu terkenal ramah seperti Mamanya, Nyonya Olivia Jasmine Anderson, tidak seperti adiknya yang irit bicara seperti Papanya Stevano Anderson. 

Vier bersama asisten melangkah dengan tegap menuju ke mobil dan pergi meninggalkan gedung perkantoran menuju ke sebuah pusat perbelanjaan karena rapat akan diadakan di salah satu restoran di dalamnya.

Saat Vier sedang rapat, tiba-tiba ada dua anak kecil yang sedang berlarian, dan si anak perempuan terjatuh tepat di samping mejanya, Vier bantu anak itu bangun. 

"Terima kasih om," ucap kedua anak itu mengucapkan terima kasih pada Vier. 

Dan Vier melihat, si anak laki-laki menggandeng tangan si anak perempuan pergi.

Vier menatap kepergian kedua anak itu, entah kenapa ada perasaan hangat menyusup ke dalam dadanya, "Mungkin karena teringat pada saudara kembarku," pikir Vier dalam hatinya. Ya Vier mempunyai saudara kembar yang bernama Zavira Anderson. Dia sudah menikah dan sebentar lagi akan melahirkan anaknya yang kedua.

***

"Mami, kita mau beli apalagi? Rain capek, kaki Rain pegal Mami, Rain juga lapar" seorang anak berusia 5 tahun terdengar mengeluh kepada Maminya.

"Bentar ya sayang, kita tinggal beli sepatu saja, Mami besok mulai bekerja, jadi Mami harus tampil rapi, setelah ini kita makan apapun yang kamu mau deh" kata sang Mami membujuk putrinya itu.

"Adek payah, segitu saja sudah mengeluh capek, lihat nih Kakak kuat," kata Reynan saudara kembar Rain.

"Kakak kan cowok, jadi wajar saja Kakak lebih kuat," jawab sang adik dengan bibir yang mengerucut.

"Sudah-sudah, kenapa kalian jadi ribut sendiri? Ingat ya ini tempat umum, kalian tidak boleh berantem seperti itu," kata wanita itu mengingatkan kedua anak kembarnya.

"Dan Kakak tidak boleh bicara seperti itu lagi sama adek ya," kata wanita yang bernama Cyara itu kepada putranya.

"Maaf Mami," kata anak laki-laki itu.

"Minta maaf sama adek bukan sama Mami sayang," Cyara mengelus pipi tembam Putranya dengan lembut.

"Maafin Kakak ya Dek, Kakak janji tidak akan mengatai adek lagi, nanti uang jajan Kakak buat adek deh besok," ucap Reynan agar adeknya tidak ngambek lagi.

"Beneran?" Tanya Rain dengan mata yang berbinar.

"Iya bener, jadi sekarang adek jangan ngambek lagi," bujuk Rey pada Rain.

"Tidak, Rain tidak akan ngambek lagi, Rain kan sayang Kakak," ucap gadis imut itu langsung mencium pipi Kakaknya yang lahir lebih cepat lima menit darinya.

Walaupun mereka lahir di waktu yang sama, tapi wajah mereka sama sekali tidak mirip.

Melihat kedua anak kembarnya membuat mata Cyara berkaca-kaca, rasanya keputusan yang diambil saat itu memang yang terbaik, dan Cyara tidak pernah menyesali keputusannya sedikitpun, Cyara sangat menyayangi anak-anaknya, dan dengan melihat keduanya saling menyayangi dan senyum selalu menghiasi wajah mereka, membuat Cyara lupa akan luka yang membuat mereka akhirnya hadir di hidupnya dan bahkan mereka lah yang mampu membuatnya bertahan sampai saat ini, berdiri dengan kedua kakinya sendiri, tidak mudah memang, tapi Cyara mampu melewatinya.

"Mami!" Rain menggoyang-goyangkan tubuh Maminya yang malah kini tampak melamun.

"Ah iya sayang? Kenapa?" Tanya Cyara begitu tersadar dari lamunannya.

"Kok sepatunya malah dilihatin saja, Mami pilih dong, biar kita bisa cepat makan, Rain sudah lapar, protes anak gadisnya itu, karena bukan memilih sepatu, Cyara justru memegangi sepatu itu sambil melamun.

"Iya, iya sayang, ini Mami sudah pilih Kok, maaf ya Mami membuat kalian menunggu lama," kata Cyara merasa bersalah karena telah membuat kedua anaknya itu kelaparan.

Berbeda dengan sang adik, Reynan kini justru menatap sendu wajah Maminya, Reynan adalah anak yang peka, dia tahu jika saat ini Maminya tengah bersedih, makanya Reynan sedari tadi hanya diam dan memperhatikan Maminya itu.

"Reynan janji, akan jaga Mami dan adek," janji bocah laki-laki itu dalam hati.

"Sebentar ya, Mami bayar dulu, kalian tunggu disini dan jangan kemana-mana!" pamit Cyara dan tidak lupa berpesan kepada kedua anaknya agar tetap di tempat sementara dirinya akan pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya.

Setelah mengantri cukup lama, Cyara pun lega saat kini tiba gilirannya, jujur saja dirinya tidak tenang meninggalkan kedua anaknya tadi, Cyara hanya kasihan pada kedua anaknya jika harus ikut mengantri bersamanya. Hingga Cyara memutuskan untuk meninggalkan anak-anaknya, karena Cyara tahu putranya yang masih kecil bisa diandalkan untuk menjaga adiknya, toh tadi Cyara juga sudah menitipkan kedua anaknya pada pegawai yang berjaga. Bukan untuk menjaganya sih, tapi lebih untuk mengawasinya, karena kebetulan tokonya juga tidak terlalu ramai.

Setelah membayar, Cyara pun melangkah menuju ke tempat dimana anak-anaknya berada. Wajah tenang Cyara kini berubah menjadi panik saat Cyara tidak bisa menemukan kedua anaknya.

"Bo*doh kau Cyara!" Cyara terus merutuki dirinya karena bisa teledor dalam menjaga kedua anaknya itu, apalagi pegawai yang dimintai tolong tadi bilang jika dia tidak melihat kedua anak itu karena dirinya pergi ke toilet.

"Reynan, Rain kemana kamu sayang?" Cyara begitu panik, dirinya menatap sekitar mencari keberadaan putra dan putrinya.

Cyara terus berjalan kesana kemari, hingga tanpa sengaja dia menabrak seseorang.

"Maaf!" ucap Cyara merasa tidak enak hati.

"Bukannya aku yang harusnya minta maaf," pikir Vier sambil memunguti barang-barang wanita yang tadi ditabraknya.

Tadi  Vier yang baru selesai rapat, bangun dari duduknya dan saat akan berbalik Vier justru menabrak seseorang hingga membuat barang-barang milik orang itu berjatuhan.

Dan saat Vier menatap wanita itu untuk meminta maaf, betapa terkejutnya Vier melihat siapa dia, dia adalah orang yang Vier benci, orang yang membuat hubungan Vier dengan kekasihnya tidak bisa berlanjut ke arah jenjang yang lebih serius.

Terpopuler

Comments

Rhenii RA

Rhenii RA

Ga ada angin ga ada ujan, ga nyambung😑

2023-05-30

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

kok Vier bsa benci apa dulu tdk direstui

2023-04-22

0

Indut Dut

Indut Dut

knpa,x cerita,x koq Kya trputas Kya kga NYABUNG gtu

2022-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!