Sepanjang perjalanan ke rumah Cyara, wanita itu hanya diam membisu, biasanya Vier juga akan diam seperti itu, tapi entah kenapa diamnya Cyara membuat Vier tidak suka, Vier lebih suka Cyara yang sering mengajaknya berdebat walaupun itu hanya hal kecil saja. Sejak kapan Vier merasa seperti itu? Vier juga tidak tahu karena tiba-tiba saja dia merasa begitu.
Vier kemudian menyalakan musik, Cyara hanya melirik apa yang Vier lakukan sekilas, kemudian dirinya kembali menatap ke arah luar jendela.
Dan Vier hanya bisa menghela nafasnya melihat Cyara yang seperti itu.
Tak lama mobil yang Vier kendarai sampai di sebuah rumah minimalis dua lantai yang tidak terlalu besar. Vier menghentikan mobilnya di depan rumah itu.
Sebelumnya Vier pernah ke rumah Cyara, ya tepatnya saat kemarin Vier menjemput wanita itu.
Cyara turun begitu saja tanpa sepatah kata pun dan Vier juga ikut turun, berjalan mengikuti Cyara di belakangnya.
Cyara yang begitu merindukan kedua anaknya, langsung buru-buru turun, bahkan dia lupa sampai tidak mengucapkan terima kasih kepada orang yang sudah mengantarnya. Dan Cyara juga tidak menyadari jika saat ini Vier ikut turun dan mengikutinya.
Cyara tersenyum saat melihat kedua anaknya membukakan pintu.
Tanpa sadar Vier juga tersenyum saat melihat kedua anak kecil yang dia temui waktu itu berlari ke arah mereka. Vier melihat
Cyara berjongkok dan merentangkan kedua tangannya untuk menyambut anak-anaknya.
"Anak-anak Mami," teriak Cyara yang terlihat begitu senang, semalam tidak bertemu dengan kedua anaknya membuat Cyara begitu merindukannya.
Senyum Cyara langsung pudar saat ternyata kedua anaknya justru terus berlari dan melewati dirinya begitu saja. Bahkan Vier sendiri pun tidak menyangka jika kedua anak itu berlari ke arahnya dan langsung memeluknya.
Cyara berdiri dan mengikuti arah kemana kedua anaknya berlari dan terkejutnya Cyara saat melihat kedua anaknya memeluk Vier.
"Sejak kapan pria itu ada disana? Apa tadi dia ikut turun dan mengikutiku," gumam Cyara menatap Vier tidak suka, apalagi karena pria itu, dia diabaikan oleh putra dan putrinya.
"Om Pir, kami merindukan om, kata mereka berdua bersamaan.
Dan hal itu tentu saja membuat Cyara mengernyitkan dahi bingung dan menatap Vier menuntut penjelasan dari pria itu.
"Tunggu anak-anakku tadi memanggilnya apa? Om Pir? Jangan-jangan dia adalah pria yang…"
"Mami…" kini Rain melambaikan tangan ke arahnya sedang tangan satunya menarik Vier untuk mendekat.
"Apa yang anak-anak lakukan," jerit Cyara dalam hati, karena kedua anaknya kini sudah membawa bosnya yang sombong menghampirinya.
"Rey, Rain, kemari sayang," Cyara kembali berjongkok memanggil anak-anaknya agar mendekat.
"Mami, Rain kangen, kenapa Mami baru pulang sekarang, Rain tidak bisa tidur," adu gadis kecil itu manja.
"Apa yang putriku katakan tidak bisa tidur? Padahal semalam saat aku menelpon Kakaknya dia sedang tidur.
"Benarkah, coba Mami lihat matanya, tidak ada mata panda, pasti anak Mami ini berbohongkan? Iya kan?" Kata Cyara menggelitiki putrinya.
"Ampun Mami, ampun, iya, iya Rain ngaku semalam tidur Rain nyenyak ditemani Bibi," akhirnya gadis kecil itu menyerah dan mengatakan yang sebenarnya.
Cyara melihat Vier dan putranya saling pandang, kemudian keduanya sama-sama mengedikkan bahu. "Kenapa mereka kompak sekali?" Gumam Cyara kemudian kembali fokus pada putrinya.
"Rain sudah makan?" Tanya Cyara pada putrinya itu.
Rain menggeleng, kini Cyara menatap putranya. Dan Rey yang mengerti arti tatapan maminya pun segera menjawab.
"Bibi kepalanya pusing lagi Mi, makanya Rey tidak ijinin Bibi memasak, jadi Rey putusin nungguin mami," jawab Rey yang masih bergelayut manja pada Vier.
"Sejak kapan putraku bisa dekat dengan orang lain?" Cyara bertanya dalam-dalam hatinya, karena semenjak kecil putranya memang tidak dekat dengan siapapun selain dirinya dan juga Bibi yang selama ini membantunya.
"Maafin Mami ya, kalian pasti sudah sangat lapar, apalagi ini sudah lewat satu jam dari jam biasanya kalian sarapan," kata Cyara memasang wajah penuh rasa bersalah.
"Tidak apa-apa Mi, kami kuat kok menahan sampai Mami pulang," kini Rain yang menjawab.
"Ya sudah ayo masuk, Mami akan masak makanan kesukaan kalian," kata Cyara yang sudah bangun dan menggandeng tangan putrinya, dengan satu tangan terulur bermaksud untuk menggandeng putranya tapi putranya justru sudah dalam gendongan Vier bahkan kedua tangannya melingkar di leher pria itu
"Turun sayang, Om Pir mau pulang," kata Cyara pada putranya.
"Tuan bukankah tadi Anda akan langsung kembali, Anda bilang, Anda ada urusan," kata Cyara memberi kode kepada Vier agar pria itu mengiyakan ucapannya dan segera pergi.
Reynan dan Rain menatap Vier, menunggu jawaban pria itu.
"Benar apa yang Mami katakan Om?" Tanya Reynan.
"Mmm tidak, Om tidak ada urusan mendesak kok," jawab Vier membuat Cyara sampai melotot mendengarnya.
Dan Vier, jangan tanyakan pria itu justru tersenyum, melihat raut wajah Cyara yang nampaknya kesal pada dirinya.
"Tapi Tuan Anda tadi jelas bilang…"
"Urusanku tidak begitu penting, aku bisa melakukannya nanti," kata Vier.
"Hore!" Teriak Rey dan Rain. "Ayo Om kita masuk!" Ajak Reynan bahkan kini tangan Rain yang bebas ikut menariknya masuk dan Cyara hanya bisa pasrah, membiarkan bosnya yang sombong masuk ke dalam rumahnya.
Vier terus saja tersenyum sepanjang jalan menuju ke dalam rumah Cyara, akhirnya Vier menang dan bisa masuk, itu semua karena anak-anak yang manis yang sekarang sedang asyik menonton film kartun bersamanya.
Sementara Cyara sedang sibuk di dapur membuatkan sarapan untuk mereka. Tangan Cyara memang sibuk dengan peralatan masak, tapi pandangannya tidak lepas dari tiga orang yang kini duduk menonton film kartun. Mengingat tadi Cyara jadi kesal sendiri, kenapa anak-anaknya malah meminta bos sombongnya itu untuk masuk.
"Sayang, makanannya sudah siap," ucap Cyara yang kini menata makanan hasil masakannya di atas meja.
Ketiga orang yang sibuk dengan film kartun pun menoleh, bahkan kini Vier menatap Cyara, tatapan mereka bertemu, "Apa ada yang salah dengan ucapanku," gumam Cyara kemudian dirinya mengedikkan bahu.
Vier menggandeng Rey dan Rain menuju ke meja makan. Kemudian Rey duduk di sebelah Vier, sementara Rain duduk di sebelah Cyara.
Cyara pun dengan sigap mengambil makanan untuk anak-anaknya dan kemudian mengambil untuk dirinya sendiri.
"Mami, kenapa Om Pir tidak diambilkan juga?" Tanya Rain polos sambil mengerjapkan matanya.
"Mami Om Pir juga diambilkan dong," kini putra Cyara ikut berbicara.
Cyara melotot mendengar ucapan putranya kemudian menatap Vier yang tanpa bersalah. Cyara pun hanya bisa menghela nafasnya kemudian mengambilkan makanan untuk Vier. Setelah itu ketiganya pun makan dengan tenang.
***
"Reynan, Rain, Om mau ngomong sesuatu." Ucap Vier menatap kedua anak Cyara.
Sekarang keempatnya sudah kembali duduk di sofa menyaksikan film yang tadi sempat dihentikan.
Kedua anak itu pun mendongak agar bisa menatap wajah Vier. Bahkan Cyara yang penasaran ikut menatap pria itu.
"Om mau minta izin sama Rey dan Rain?" Tanya Vier lagi.
Vier melihat, baik Rey dan Rain mengerjap polos bahkan sampai mengernyitkan dahi bingung.
"Om ingin, Mami, Rey dan juga Rain jadi keluarga Om, kita semua akan tinggal bersama di rumah Om. Apa kalian mau?" Tanya Vier dan hal itu membuat mata Cyara terbelalak mendengar ucapan Vier.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
ikatan ayah dan anak mmg tdk bsa dipungkiri
2023-04-23
0