Jimi sama sekali tidak menjawab atau pun merespon apa yang baru saja di tanyakan oleh Mita sang istri kepadanya. Dan Jimi terus melenggang menuju lemari pendingin yang berada di dapur, untuk mengambil minuman permintaan Hazel.
“Apa kamu tuli Jim!” seru Mita saat Jimi kini kembali melewati dirinya setelah mengambil minum dari lemari pendingin dan ingin kembali menuju kamar tamu di mana Hazel berada. “Jim!” teriak Mita yang kini menghentikan langkah Jimi.
Mita pun sekarang beranjak dari kursi yang di duduki nya, lalu melangkahkan kakinya menuju ke arah Jimi sang suami yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berada.
“Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan aku Jim?” tanya Mita, karena ini pertama kalinya Jimi mengabaikan pertanyaannya.
“Bukannya ini yang kamu inginkan Mit,” dan kembali lagi Jimi hanya memanggil Mita sang istri dengan menyebut Namanya.
Dan itu membuat Mita begitu bingung dengan sikap sang suami, karena semarah apa pun Jimi pada Mita. Jimi tidak pernah memanggil Mita dengan sebutan nama.
“Oh begitu. Baiklah jika itu yang kamu inginkan Jim,” sambung mita sambil mengukir senyum sinis dari sebelah sudut bibirnya saat dirinya sudah berdiri di depan sang suami. “Akhir bulan aku akan pergi ke luar kota untuk urusan bisnis, dan bertepatan dengan mama yang akan mengunjungi kita. Aku harap kamu bisa menutupi rumah tangga kita di depan mama,”
Mendengar apa yang baru saja Mita katakan, Jimi hanya menatap sang istri. Dan tidak ingin menanggapi apa yang baru saja Mita katakan. Padahal biasanya Jimi akan bertanya pada sang istri, dengan siapa dan juga berapa hari di luar kota. Namun saat ini Jimi benar benar tidak peduli dengan sang istri.
“Jika tidak ada yang ingin kamu katakan lagi, menyingkirlah dari hadapan aku,”
Mita menautkan keningnya mendengar apa yang baru saja Jimi katakan, karena tidak biasanya Jimi tidak memberondong pertanyaan pada dirinya, seperti biasa.
“Apa tidak ada yang ingin kamu tanyakan padaku Jim?” tanya Mita.
“Untuk apa, kemana pun kamu akan pergi, aku tidak peduli,” jawab Jimi yang langsung meninggalkan Mita. Meskipun jimi begitu menyesal telah mengatakan perkataan yang baru saja keluar dari bibirnya pada sang istri. Dan Jimi mengatakan itu hanya ingin mengubah sikat sang istri kepadanya.
Jimi yang sudah berada di depan pintu kamar tamu, menoleh ke arah Mita yang juga sedang menoleh ke arahnya, kemudian Jimi masuk ke dalam kamar. Tidak ingin melihat sang istri lebih lama, dan mengingat ucapan sang istri semalam yang membuat Jimi kecewa pada Mita, yang membuat dirinya sebagai suami tidak ada harganya.
“Maaf sayang, atas sikapku pagi ini. Aku hanya ingin kamu mengubah sikapmu,” batin Jimi yang langsung masuk ke dalam kamar tamu.
“Kenapa Jimi hari ini berbeda dan tidak seperti biasanya. Aneh,” ucap Mita yang menyadari perubahan sikap Jimi, kemudian Mita kini kembali ke kursi makan dan kembali meneruskan sarapannya yang sempat tertunda.
Jimi yang sudah masuk ke dalam kamar menatap Hazel yang sudah mengenakan pakaian dan duduk sambil bersandar di dipan tempat tidur.
“Minumlah,” Jimi menyodorkan air minum yang baru saja di bawanya ke arah Hazel yang langsung mengambil gelas yang berisi air putih di tangan Jimi.
“Pasti Om sudah memberi tahu mami dan juga papi, jika aku berada di sini,” ucap Hazel pada Jimi.
Saat Jimi sedang menggulung seprei yang terdapat bercak noda darah dan juga cairan bibit kecebong milik Jimi yang semalam dirinya tumpahkan di atas seprei tersebut.
“Kamu tenang saja, om tidak memberi tahu mereka tentang kejadian semalam, seperti apa yang kamu inginkan,” jelas Jimi yang tadi memang sempat menghubungi ke dua orang tua Hazel yang notabennya adalah sahabat baik Jimi.
Kemudian jimi yang sudah menggulung seprei, dan menaruhnya di atas lantai. Kini dirinya duduk di pinggiran tempat tidur dan menghadap ke arah Hazel yang sudah menghabiskan segelas air minum yang Jimi bawa.
Lalu Jimi mengambil gelas kosong yang ada di tangan Hazel dan menaruh di atas meja nakas yang ada di sisi tempat tidur tersebut. Dan setelahnya, Jimi sekarang menatap ke arah Hazel.
“Apa masih sakit?” tanya Jimi. Saat Jimi tahu jika Hazel baru sekali melakukan hubungan badan dan itu dengan dirinya.
“Hanya sedikit. Dan aku tidak ingin membahasnya lagi Om,” sambung Hazel yang tidak ingin kembali membahas kejadian semalam. “Lebih baik Om berikan obat padaku, agar aku tidak hamil anak Om,”
“Kamu tidak akan hamil, karena om mengeluarkan di luar bukan di dalam,”
“Maksud Om apa?” tanya Hazel yang memang tidak mengerti apa yang baru saja Jimi katakan.
“Sudah lupakan saja, Om akan menyuruh bibi mengantar sarapan untuk kamu,”
“Aku tidak lapar Om, aku hanya ingin memejamkan mataku kembali,” tolak Hazel yang masih pusing karena pengaruh minuman keras yang semalam dirinya minum.
“Tapi kamu…”
“Om sudahlah,” sambung Hazel memotong perkataan Jimi. “Satu lagi Om, jika mami dan juga papi datang katakan padanya aku masih tidur,”
“Baiklah, jika itu yang kamu inginkan,” ujar Jimi saat Hazel sedang memiliki masalah dengan sang mami.
*
*
*
Hari berlalu dengan cepat, bohong jika Hazel sudah melupakan apa yang sudah dia lewati bersama Jimi di malam itu. Apa lagi Jimi selalu muncul di rumahnya dengan tiba tiba.
Saat Jimi ingin memastikan Hazel baik baik saja, bukan hanya itu saja, setelah kejadian di malam itu Jimi selalu menjemput Hazel pulang sekolah. Karena akhir akhir ini Hazel malas membawa mobil sendiri ke sekolah.
Seperti hari ini Jimi sudah memarkirkan mobil miliknya di tempat parkir yang ada di sekolah Hazel untuk menjemput gadis itu. Saat sebelumnya, Jimi menyuruh sopir pribadi Hazel untuk pulang terlebih dahulu.
Jimi menunggu Hazel di dalam mobil, dan saat dia sudah melihat Hazel. Jimi segera melajukan mobilnya ke arah Hazel biasa menunggu sang supir.
Namun Hazel yang melihat mobil Jimi segera membalik tubuhnya, dan ingin meninggalkan tempatnya sekarang berada, untuk menghindari Jimi. Karena akhir akhir ini fokus Hazel hanya pada Jimi yang selalu bisa membuat hatinya tenang dengan petuahnya, hingga Hazel bisa melupakan rasa sakit hatinya karena mencintai seseorang yang tidak mencintainya.
Dan Hazel tidak ingin ketenangan hatinya membawa rasa lain untuk Jimi yang sudah memiliki istri.
Jimi segera turun dari mobil saat melihat Hazel ingin pergi meninggalkannya, lalu Jimi berlari untuk mengejar Hazel yang sudah jauh meninggalkannya.
“Zel, tunggu,” Jimi yang bisa mengejar Hazel langsung menarik tangan Hazel dengan kencang. Hingga Hazel kehilangan keseimbangan, dan ingin terjatuh. Namun dengan sigap Jimi langsung memeluk tubuh Hazel.
Dan seketika Hazel yang pusing kerena pelajaran, kini merasa tenang di dalam pelukan Jimi, lalu Hazel melingkarkan kedua tangannya untuk memeluk balik tubuh Jimi yang begitu menenangkan. Tanpa menyadari jika ada yang melihat ke duanya berpelukan.
Bersambung.........................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Victoria Yeni
pria dewasa memang lebih pandai mengambil hati gadis muda karena mereka sudah berpenghasilan di dunia percintaan dan yang pasti lebih dlu mengenal asam garam kehidupan
2023-04-05
0
Aidah Djafar
moga mta yg lihat ...🤔
2023-01-09
0
Ita rahmawati
hadeuh ..lanjutkan lah kalian berdua..biar srru 🤭🤭
2022-11-01
0