“Kenapa kamu berkata seperti itu Mit, kamu anggap aku apa?” tanya Jimi dengan menyebut nama sang istri. Dan ini kali pertama Jimi memanggil sang istri dengan sebutan nama setelah hampir tiga tahun menikah.
Mendengar apa yang baru saja sang suami katakan membuat Mita yang tadi ingin melangkahkan kakinya, kini dirinya urungkan. Kemudian kini Mita membalik tubuhnya untuk menatap ke arah Jimi.
Senyum sinis tersungging dari sebelah sudut bibir Mita saat sudah menatap sang suami. “Apa kamu lupa, kamu suamiku?” tanya balik Mita, tanpa menjawab apa yang baru saja Jimi katakan.
“Itu kamu tahu, aku suamimu. Tapi kenapa kamu mengatakan apa yang tadi kamu katakan?”
“Terserah aku. Ini mulut aku. Dan apa pun yang ingin aku katakan terserah padaku, apa aku harus meminta ijin dari kamu. Tidak Jim. Dan satu lagi, aku pernah mengatakan padamu, kamu suamiku tapi hanya di atas kertas tidak lebih dari itu kamu paham!”
Perkataan yang baru saja keluar dari bibir Mita memang sudah sering Jimi dengar, namun entah mengapa ucapan sang istri malam ini benar benar melukai hati Jimi, dan sebagai seorang suami Jimi merasa sangat terhina.
“Baiklah jika ini yang kamu inginkan. Jangan salahkan aku jika ada wanita lain yang mengisi hatiku.”
“Aku tidak peduli Jim,” sahut Mita lalu.
“Tapi ingat Mit. Jika suatu saat kedua orang tua kita menyalahkan aku karena bermain dengan wanita lain. Aku akan menyalahkan kamu, karena ini semua kamu yang memulai!” tegas Jimi.
“Apa masih ada yang ingin kamu sampaikan lagi Jim?” tanya Mita tanpa menanggapi apa yang baru saja Jimi katakan. Kemudian Mita membalik tubuhnya dan langsung menuju kamarnya, meninggalkan Jimi yang sedang menatap punggung sang istri yang selalu dia cintai dan di hormati.
Meskipun Jimi dan Mita tidak harmonis, namun keduanya tidak pernah mengatakan untuk bercerai. Karena surat perjanjian pra nikah yang sudah di tanda tangani keduanya, di larang berpisah apa pun yang terjadi saat kedua orang tua belah pihak masih hidup. Karena surat perjanjian pra nikah tersebut, asal usulnya dari ke dua orang tua masing masing yang menjodohkan keduanya.
“Baiklah Mit, jika itu yang kamu mau. Aku akan melakukan apa yang kamu inginkan,” ujar Jimi, hanya semata mata ingin membuat sang istri cemburu padanya.
Karena Jimi tidak memungkiri masih memilik cinta yang besar untuk Mita sang istri. “Ya ampun,” ujar Jimi saat mengingat lagi tentang Hazel.
Kemudian Jimi langsung turun dari lantai dua rumahnya yang tidak jauh dari kamar miliknya dan juga Mita, dan segera menuju kamar tamu di mana Hazel berada.
Rasa bersalah terus menyelimuti hati Jimi saat sudah memasuki kamar tamu di mana Hazel sudah tertidur lelap di atas temat tidur, saat Jimi mengingat apa yang baru saja Jimi lakukan pada Hazel.
“Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan setelah semua yang aku lakukan pada Hazel,” ujar Jimi sambil mengacak acak rambutnya kasar. “Tidak mungkin aku lepas dari tanggung jawab dengan apa yang sudah aku lakukan padanya. Dan aku tidak mau Tuhan, bagaimana pun aku akan bertanggung jawab dengan apa yang sudah aku lakukan tapi…” Jimi tidak jadi meneruskan ucapannya, saat dia yakin, Hazel pasti sangat membenci dirinya setelah apa yang dirinya lakukan.
Jimi malam ini berada di kamar tamu di mana Hazel berada, namun tidak sedikitpun Jimi bisa memejamkan matanya, karena di hantui rasa bersalah. Dan Jimi terus berpikir, bagaimana caranya dirinya memberi tahu ke dua orang tua Hazel, jika dia sudah menodai putrinya. Terlebih lagi kedua orang tua Hazel adalah sahabat baiknya.
“Ya Tuhan,” Jimi membenturkan kepalanya di tembok saat dia duduk di sofa yang ada di kamar tamu tersebut.
Lalu kedua mata Jimi Kini tertuju ke arah tempat tidur di mana Hazel mulai membuka matanya, karena memang hari sudah pagi, dan jam dinding di kamar tersebut sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
Hazel yang masih belum beranjak dari tempatnya, kini memegangi keningnya saat masih merasakan pusing di kepala efek minuman keras yang semalam di minumnya. Namun setelahnya Hazel merasa sakit di daerah intinya.
Dan Hazel pun mengingat apa yang membuat daerah intinya terasa sakit, karena meskipun Hazel dalam pengaruh minum minuman keras dan juga obat perangsang, namun dirinya mengingat jika Jimi sahabat sang mami dan juga papinya, untuk pertama kalinya mengambil kesuciannya, namun Hazel masih mengingat hal tersebut bukan salah Jimi seratus persen, melainkan salahnya juga yang tidak menolak apa yang jimi lakukan.
Karena rasa yang menyiksa Hazel perlahan menghilang setelah melakukan hubungan dengan Jimi.
“Zel, maafkan om,” ucap Jimi saat sudah menghampiri tempat tidur di mana Hazel masih berada di tempatnya.
“Lupakan apa yang semalam terjadi antara kita Om,”
Tentu saja Jimi begitu terkejut mendengar apa yang baru saja Hazel katakan, yang tidak sesuai ekspektasinya.
“Tapi Zel…”
“Om, aku sudah mengatakan. Lupakan apa yang semalam terjadi di antara kita,” sambung Hazel memotong perkataan Jimi.
“Tidak Zel. Om akan bertanggung jawab dengan apa yang sudah om lakukan padamu,”
“Aku tidak mau,” sambung Hazel yang kini beranjak dari tidurnya, tentu saja Hazel terus menutupi tubuhnya dengan selimut, karena memang tubuhnya masih polos.
“Tidak bisa begitu Zel, bagaimana pun om akan bertanggung jawab dengan semua ini, dan mengatakan hal ini pada mami dan juga papi kamu,”
“Jika om mengatakan itu pada mami dan juga papi. Aku tidak akan mengenal Om lagi sampai kapan pun,” ancam Hazel.
“Tapi om sudah…”
“Aku bilang lupakan hal semalam Om,” sambung Hazel memotong perkataan Jimi. “Dan rahasiakan kejadian semalam dari semua orang. Aku mohon pada Om Jimi,” pinta Hazel.
Bukan tanpa alasan Hazel mengatakan hal itu, karena dirinya tidak ingin menghancurkan rumah tangga Jimi jika sampai ada seseorang yang tahu kejadian semalam.
Meskipun Hazel akui Jimi selalu bisa menenangkan dirinya saat sedang banyak masalah, apa lagi Jimi selalu ada saat ke dua orang tuanya yang sudah bercerai, tidak pernah ada di samping Hazel saat di butuhkan, dan selalu Jimi yang ada untuk Hazel.
“Baiklah, om akan merahasiakan semua ini sesuai dengan keinginan kamu,” akhirnya Jimi mengiyakan apa yang Hazel inginkan. Terlebih lagi semalam Jimi tidak mengeluarkan bibit kecebong nya di rahim Hazel.
“Om, aku ingin minum,” ucap Hazel dan tidak ingin membahas lagi apa yang baru saja di bicarakan.
Dan Jimi pun langsung keluar dari kamar tersebut untuk mengambil minum yang Hazel inginkan.
Jimi yang ingin menuju dapur untuk mengambil minun, melewati meja makan, di mana Mita sudah duduk di salah satu kursi untuk menikmati sarapannya.
“Kata bibi, anak dari sahabat kamu tidur di sini?”
Bersambung.....................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Aidah Djafar
Jimi pria bertanggung jawab .
mungkinkah ada ❤️di antara mereka nantinya ..🤔
2023-01-09
0
Ita rahmawati
ya udh jim birin aj...org mau tggung jwb gk mau...it namany rezeki jd jgn pusing 🤣🤣🤣
2022-11-01
0
Rohmi Rohmizaki
mungkin awal dari kesalahan tpii awal dari sebuah cerita,Jimmi dan hazel,,,,Mita km tega ma Jimmi pdhal Jimmi tulus cinta dan neng hormati mu,,,jangan nyesel ya mit,amit😂😂🤭
2022-07-23
0