MY SUGAR BABY
"Hanya karena cinta. Kamu menyedihkan seperti ini. Ya Tuhan. Zel," ujar seorang gadis yang sedang duduk berhadapan dengan gadis yang sedang di ajaknya berbicara.
Gadis yang bernama Hazel Carter, dan gadis yang masih duduk di kelas dua belas bangku sekolah menengah atas.
Saat Hazel sedang merasakan patah hati setelah mengetahui, ternyata pria yang di cintainya sudah menikah dengan maminya sendiri.
"Asal kamu tahu. Cinta itu tidak ada yang abadi Zel. Percuma saja kamu mencintai seseorang, ujung ujungnya hanya membuat kamu sakit hati dan menyedihkan seperti ini," sambung gadis lainnya yang sedang berdiri di sisi tempat tidur di mana Hazel berada.
Membuat Hazel yang baru saja menghapus air matanya, kini menatap ke dua sahabatnya yang ada di atas tempat tidur dan berdiri di sisi tempat tidurnya bergantian.
"Kalian tahu aku sangat mencintainya,"
"Lupakan cintamu padanya, toh dia tidak pernah mencintai kamu. Kamu saja yang terobsesi padanya," sambung gadis yang duduk tepat di hadapan Hazel, yang bernama Aca.
"Benar apa yang Aca katakan Zel. Lebih baik buang jauh jauh tuh yang namanya cinta. Jaman sekarang bukan cinta yang membuat kita bahagia, percaya padaku," salah satu sahabat Hazel yang berdiri di sisi tempat tidurnya membenarkan apa yang baru saja Aca katakan.
"Aku bukan kalian. Aku menjunjung tinggi yang namanya cinta,"
"Hazel. Hazel. Apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan mengejar pria itu? Untuk apa. Buang buang waktu saja. Sudahlah, lebih baik kamu ikut dengan kita," ajak salah satu sahabat Camel yang berada di sisi tempat tidurnya yang bernama Ana.
"Yup, dan kamu akan tahu. Cinta itu hanya omong kosong setelah kamu mengenal dunia kita yang sangat menyenangkan, meskipun tanpa cinta,"
"Aku tidak mau. Kalian pergi saja, aku ingin sendiri," sambung Hazel yang sangat mengenal dunia yang di maksud ke dua sahabatnya tersebut.
"Yakin?" tanya Aca yang duduk tepat di hadapan Hazel.
Tentu saja Hazel langsung menatap sahabatnya tersebut.
"Apa kamu tidak mendengar apa yang baru saja aku katakan!" seru Hazel.
Kemudian Hazel merebahkan tubuhnya, dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Membuat Aca dan juga Ana langsung saling tatap. Dan Ana yang sedari tadi berdiri di sisi tempat tidur kini naik ke atas tempat tidur, lalu merebahkan tubuhnya di samping Hazel, di ikuti oleh Aca yang juga merebahkan tubuhnya di sisi lain tubuh Hazel.
"Memang hidup itu tidak sejalan dengan yang kita inginkan Zel. Aku sudah sering mengalami itu di banding kamu. Tapi semenjak aku hidup bebas tanpa memikirkan apa pun termasuk cinta, hidupku jadi lebih berwarna," ucap Ana.
"Benar Zel. Kamu juga pasti tahu apa yang aku alami semenjak ke dua orang tuaku berpisah. Bukan hanya itu, kamu juga tahu kan. Kekasih yang sangat aku cintai hingga aku memberikan semua padanya, dia malah meninggalkan aku dan berkencan dengan wanita lain. Di saat itu aku ingin mengakhiri hidupku sendiri. Tapi setelah aku mengikuti Ana. Hidupku hanya di keliling kesenangan tanpa adanya Cinta. Karena cinta hanya akan melukai hati kita cepat atau lambat," Aca membenarkan ucapan Ana.
Lama tidak ada tanggapan dari Hazel, membuat Ana dan juga Aca kini beranjak dari tidurnya lalu turun dari tempat tidur Hazel.
"Baiklah, kita pergi dulu. Aku tidak mau memaksa kamu. Dan rasakan sendiri rasa sakit hatimu itu," ujar Ana yang kini meraih tangan Aca.
Kemudian ke duanya langsung melangkahkan kakinya menuju pintu kamar Hazel.
"Aku ingin ikut dengan kalian," ucap Hazel yang baru saja membuka selimut yang menutupi tubuhnya.
Tentu saja langsung menghentikan langkah Aca dan juga Ana yang ingin pergi meninggalkannya.
*
*
*
"Pagi Sayang," Sapa seorang pria yang baru masuk ke dalam rumah mewahnya, lalu menghampiri seorang wanita yang sedang duduk di sebuah kursi makan, sambil menikmati menu sarapan yang tersaji di atas meja makan.
Tentu saja tanpa menanggapi sapaan dari pria tersebut. Jangankan menanggapi sapaannya, menoleh ke arahnya saja pun tidak.
"Stop!" wanita tersebut menahan wajah pria tersebut yang ingin mencium pipinya.
"Iya, aku salah karena semalam tidak pulang. Tapi aku sudah mengirim pesan padamu, jika aku akan menginap di rumah temanku, karena suaminya harus mendapat perawatan setelah mengalami keracunan pada minuman yang di minumnya," jelas pria tersebut.
Yang kini menarik kursi tepat di samping wanita tersebut.
"Aku tidak peduli," balas wanita tersebut yang sekarang beranjak dari duduknya, dan ingin meninggalkan meja makan, meskipun makanan yang tadi sempat di makannya belum habis.
Namun tangannya langsung di cekal oleh pria tersebut, yang sudah menjadi suaminya kurang lebih tiga tahun.
"Mita, kenapa akhir akhir ini kamu selalu dingin seperti ini padaku. Apa salahku sayang?" tanya pria tersebut.
"Kamu tidak memiliki salah apa pun," jawab wanita tersebut yang baru saja di panggil Mita.
"Tapi kamu–"
"Jimi. Sudahlah, aku ada rapat hari ini," wanita tersebut melepas tangan pria yang baru saja di panggil Jimi, yang tak lain dan tak bukan adalah suaminya.
Kemudian Mita meninggalkan Jimi sang suami tanpa mengatakan apa pun lagi.
Tentu saja membuat Jimi langsung menghembuskan nafasnya kasar, setelah kepergian sang istri.
Wanita yang sudah di nikahannya selama tiga tahun, dan selama tiga tahun ke duanya berumah tangga belum juga di karuniai keturunan.
Karena sudah hampir satu tahun Jimi maupun Mita yang masih berstatus suami istri, bagaikan orang asing meskipun tinggal di satu atap.
Karena ke duanya sama sama sibuk dengan pekerjaannya masing masing, dan ke duanya jarang berbicara empat mata.
Mengingat lagi, jika pulang dari pekerjaannya masing masing ke duanya langsung beristirahat, apa lagi Jimi yang berprofesi sebagai dokter, jam berapa pun rumah sakit menghubunginya Jimi sebagai dokter yang profesional, selalu datang tepat waktu.
"Kenapa pernikahan aku jadi seperti ini yang Tuhan," ucap Jimi sambil mengacak acak rambutnya kasar.
Karena Jimi tidak lagi merasakan belaian kasih sayang dari sang istri setahun belakangan.
Meskipun begitu, Jimi masih setia dengan sang istri. Karena bagaimana pun, Mita adalah wanita pilihan ke dua orang tuanya, mengingat lagi keduanya menikah karena perjodohan.
Jimi yang ingin beranjak dari duduknya, dirinya urungkan saat ponsel miliknya yang berada di kantong celananya berdering, dan dengan segera, Jimi mengangkat sambungan ponsel miliknya, tahu siapa yang menghubungi dirinya.
"Oke, khusus untuk kamu. Aku akan datang, tunggu aku," ucap Jimi mengakhiri obrolannya dengan seseorang dari balik ponsel.
Setelah Jimi mematikan ponselnya, dengan segera Jimi menuju kamar miliknya dengan terburu buru, tidak ingin telat untuk menemui seseorang yang bari saja menghubunginya.
*
*
*
Jimi dengan segera masuk ke dalam sebuah kafe tujuannya saat ini, dan menuju sebuah meja yang sudah di beri tahu seseorang yang tadi menghubunginya.
Dan Jimi melambaikan tangannya, saat melihat seseorang yang sedang duduk di kursi meja tujuannya, yang sudah sangat Jimi kenal, begitu pun dengan seseorang itu yang juga mengangkat tangannya untuk menyapa Jimi.
"Maaf telat," ucap Jimi saat sudah mendekati seseorang yang sangat dirinya kenal.
"Kapan kamu tidak pernah telat Jim. Untung saja kamu tidak telat menangani pasien kamu,"
"Itu sudah kewajiban aku, dan aku tidak akan pernah telat menangani pasien aku," jawab Jimi yang langsung menarik kursi untuk dirinya duduk.
"Bagus itu. Tapi kenapa kamu terlihat tidak bersemangat. Ada aku loh di sini,"
Bersambung...............
Sebelum lanjut membaca disarankan membaca novel My Wife SUGAR MOMMY terlebih dahulu ya gaes agar kalian tidak bingung.
Selalu tinggalkan jejak kalian di setiap episode dengan tinggalkan like dan komen kalian Oke!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Endang cute
sudah kuduga antara hazel dan jimi pasti ada hubungan.. ternyata benar🤭😂
2023-04-27
0
devaloka
bener loh 💯
2023-03-29
0
Aidah Djafar
mampir Thor 🙏
2023-01-08
0