"Kak Bara,"
"Kak Bara," ucap Ana dan juga Aca bergantian saat mendapati kakak kelasnya yang sudah lulus sekolah baru saja mendekati ketiganya.
Pria yang baru saja di panggil Bara oleh Aca dan juga Ana hanya menanggapinya dengan senyuman. Dan tatapan matanya tertuju ke arah Hazel yang terus saja menenggak minuman keras yang ada di gelas miliknya, tanpa melihat ke arah Bara.
Kemudian Bara kini mengalihkan tatapan matanya ke arah Aca dan juga Ana.
"Boleh tinggalkan kami berdua?" tanya Bara meminta persetujuan dari Aca dan juga Ana.
Mendengar pertanyaan Bara keduanya langsung saling panjang sejenak, lalu kembali menatap ke arah Bara.
"Maaf Ka, tidak bisa," jawab Ana.
Saat Ana mengingat lagi, jika Hazel sang sahabat tidak menyukai Bara. Yang selalu ingin mendekatinya.
"Kenapa?" tanya Bara penasaran.
"Tidak bisa Kak, Hazel datang kesini dengan kami. Dan kami tidak ingin meninggalkannya," sambung Aca.
"Ya ampun. Aku hanya ingin minum dengannya, tidak lebih. Dan aku juga tahu di mana rumahnya, tenang saja pasti aku akan mengantarnya pulang dengan selamat, kalian tidak perlu kuatir," ucap Bara untuk meyakinkan Aca dan juga Ana yang ragu dengannya.
"Tapi sekali lagi, maaf tidak bisa," sambung Ana.
"Aku tahu kalian datang kesini bukan hanya ingin menemani Hazel, tapi itu kan?" Bara menunjuk dua orang pria yang usianya sudah sangat matang baru saja memasuki klub malam tersebut.
Ana dan juga Aca pun segera mengikuti arah jari telunjuk Bara. Dan keduanya melihat dengan jelas siapa yang baru saja di tunjuk oleh Bara, karena meja bartender tersebut letaknya tidak terlalu jauh dari pintu masuk klub malam.
Setelah melihat dua pria yang sangat Ana dan juga Aca, kini keduanya saling pandang sekilas sebelum menatap ke arah Bara.
"Pergilah," perintah Bara. Yang sudah tahu jika Aca dan juga Ana menjadi sugar baby pria yang baru saja dirinya tunjuk. "Hazel akan aman bersama dengan aku,"
"Janji, Kak Bara jangan macam macam dengan Hazel," ucap Ana.
"Iya, sudah sana pergi!" Perintah Bara.
"An, tapi," Aca tidak setuju jika meninggalkan Hazel hanya berdua dengan Bara.
"Ca, sudahlah. Hazel akan aman bersama dengan kakak Bara. Kamu tahu kan kak Bara sudah lama menyukai Hazel. Tidak mungkin dia akan berbuat macam macan pada Hazel," bisik Ana tepat di salah satu telinga Aca sang sahabat.
"Baiklah, ada tas keluaran baru yang ingin aku miliki," akhirnya Aca menyetujui apa yang Ana katakan, meninggalkan Hazel sang sahabat dengan Bara.
"Kami tinggal dulu kak, jangan lupa jaga Hazel," ujar Ana sebelum pergi menemui sugar daddy-nya.
Tentu saja Bara langsung mengangkat tangannya, dengan ibu jari dan jari telunjuk dia satukan untuk membuat lambang ok.
Hazel yang terus menikmati minuman keras, yang entah sudah berapa kali dia pesan, tidak peduli jika Ana dan juga Aca sudah pergi meninggalkannya.
Bara tersenyum sambil mengigit bibir bawahnya melihat Hazel dari ujung kepala hingga ujung kaki, saat Hazel, malam hari ini hanya mengenakan dress minim yang membalut tubuh indahnya.
"Aku akan memiliki dirimu untuk selamanya sayangku Hazel," ucap Bara pelan dan merogoh sesuatu dari dalam kantong celananya sebelum mendekati Hazel.
Bara menahan tangan Hazel yang ingin menengguk minuman dari gelas yang ada di tangannya, saat Bara sudah mendekati Hazel.
Tentu saja Hazel langsung menoleh ke arah Bara. "Kamu, lepaskan tanganku," perintah Hazel dalam keadaan mabuk.
Dan Bara langsung melepas tangannya setelah menaruh sesuatu pada minuman Hazel yang ada di tangannya, tanpa sepengetahuan Hazel yang sedang menatap ke arahnya.
Hazel segera menenggak minuman yang berada di tangannya tanpa tersisa, setelah Bara melepas tangannya.
"Minuman keras tidak baik untukmu Zel,"
"Diam. Dan jangan banyak bicara. Jika tidak baik, untuk apa masih di jual," sambung Hazel dan kembali memanggil bartender untuk memesan kembali minuman yang sama, seperti minuman yang baru saja dirinya habiskan.
Bara terus memperhatikan Hazel yang terus menerus menenggak minuman keras, tanpa mencegahnya kembali.
Lalu Bara tersenyum saat melihat Hazel saat ini sudah mulai gelisah, efek sesuatu yang tadi Bara masukkan ke dalam minuman yang sudah Hazel tenggak.
"Zel. Ada apa dengan kamu. Kamu baik baik saja kan?" tanya Bara untuk berbasa basi padahal, Bara sudah menunggu saat sesuatu yang tadi dirinya masukkan ke dalam minuman Hazel bereaksi.
Hazel yang sudah mabuk, tidak menjawab pertanyaan yang baru saja Bara tanyakan.
Dan kali ini Hazel, mulai menurunkan lengan dress yang dirimu gunakan, saat hawa panas mengalir aliran darahnya.
"Panas," ucap Hazel dan menggerayangi tubuhnya, saat rasa panas dan rasa lain kini mengaliri seluruh tubuhnya.
Bara menaikkan lengan dress Hazel, dan menahan tangan Hazel yang meremas ujung dress dan ingin menaikkannya.
"Lepaskan," Hazel menampik tangan Bara. "Panas,"
"Aku akan menghilangkan rasa panas ini Zel," sambung Bara yang kini memeluk bahu Hazel.
Tanpa mendapat perlawanan dari Hazel yang sedang merasakan hawa panas dan rasa yang lain di daerah intinya.
"Berhasil," gumam Bara sambil mengukir senyum kemenangan saat dirinya bisa menaklukan Hazel dengan cara licik yang baru saja dirinya lakukan pada Hazel. Karena tadi Bara menaruh obat perangsang dalam minuman Hazel, untuk bisa membawa Hazel ke atas ranjang.
Bara yang sudah keluar dari dalam klub malam langsung membawa Hazel menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari pintu keluar klub malam tersebut.
Tentu saja Bara terus menahan tangan Hazel yang coba ingin menurunkan dress yang di gunakan nya, saat Bara memeluk tubuh Hazel yang sudah sempoyongan dengan bibir yang terus saja meracau tidak jelas.
Bara yang sudah tiba di mana mobilnya dia parkiran, langsung membuka pintu jok belakang lalu menidurkan tubuh Hazel di jok penumpang.
"Tolong aku, aku tidak tahan, ah," ucapan keluar dari bibir Hazel, di akhiri dengan *******. Yang terdengar begitu menggoda di telinga Bara.
Apa lagi saat ini Hazel coba menaikkan dress miliknya yang minim, dan memperlihatkan ke dua paha mulusnya.
Tentu saja hal itu membuat Bara langsung menelan ludahnya sendiri saat melihat Hazel, apa lagi tujuan Bara adalah membawa gadis itu ke atas ranjangnya.
Bara mengedarkan pandangannya ke seluruh area parkir tersebut, lalu dia masuk ke dalam mobil di mana Hazel berada saat area parkir tersebut sepi tidak ada siapa pun.
Ketika hasrat di tubuh Bara tidak bisa di tahan lagi saat mendengar rancauan dan juga desahaan yang keluar dari bibir Hazel. Apa lagi Hazel sekarang benar benar sudah melepas dress yang di gunakan nya, saat rasa panas dan juga aneh di daerah intinya semakin menjadi.
"Aku akan menghilangkan rasa itu Hazel sayang," ucap bara sambil mengukir senyum.
Kemudian dia melepas ikat pinggang dan membuka celana yang dia kenakan.
Dan saat dia sudah menurunkan celana panjang dan celana segitiga miliknya, kemudian Bara kini menurunkan celana segitiga yang masih melekat di pinggang Hazel.
"Apa yang–" Hazel tidak jadi meneruskan ucapannya saat mulutnya di bekap oleh Bara, meskipun Hazel dalam keadaan mabuk dan juga dalam pengaruh obat perangsang dia tahu di mana dan dengan siapa dirinya.
"Tenang Zel, aku ingin menghilangkan rasa yang menyiksa dirimu itu," ucap Bara dan satu tangannya terus menurunkan celana segitiga milik Hazel.
Tanpa Bara menyadari pintu mobil di mana dirinya berada di buka oleh seseorang dari luar.
Dan menghentikan apa yang sedang Bara lakukan saat orang tersebut menarik Bara hingga keluar dari mobil, lalu menghajar Bara tanpa ampun. Hingga Bara tidak berdaya.
Dan setelah menghajar Bara hingga tidak berdaya, orang tersebut langsung menghampiri Hazel lalu membenarkan pakaiannya.
"Om Jimi, tolong aku," ucap Hazel.
Saat mengetahui sahabat sang mami lah yang baru masuk ke dalam mobil.
Bersambung....................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Diana diana
oooh kenal sma Jimi toh
2023-04-04
0
Suriani
hohoho....om jimmmm...aq padamu😀😀
2023-03-28
0
Aidah Djafar
duuh untung ada om Jimi 🤔
2023-01-08
0