Rania dan mbak Sinta berjalan beriringan kembali menuju kantor. Rasa penasaran memenuhi hati Sinta.
"Mbak nggak habis fikir deh Nia," ucap mbak Sinta pada Rania.
"Maksud mbak Sin.....," tanya balik Rania bingung.
"Itu yang katanya sahabat kecil kamu. Mbak nggak habis fikir kamu bisa sahabatan sama jenis orang yang kayak gitu," jelas mbak Sinta kembali.
Rania tersenyum mendegar pertanyaan mbak Sinta. Wajar saja jika dia merasa tidak suka. Mbak Sin baru bertemu dan tidak mengenal baik Rara.
"Sebenarnya Rara itu sahabat yang baik mbak Sin. Hanya memang dia jadi suka menjadi egois jika menginginkan sesuatu," jelas Rania.
"Apalagi ini menyangkut perasaan, berurusan dengan cinta, Nia memakluminya," ujar Rania kembali.
Sinta menatap gadis di hadapannya ini. Hhmm, kalau aku tidak mengenal baik kamu yang memang sangat baik, tidak pernah berfikir negatif pada orang lain. Mungkin aku sudah beranggapan kalau kau ini memang bodoh, gumam Sinta dalam hati.
Lalu bergegas masuk ke ruangan dan duduk di meja kerjanya. Rania menyusul Sinta dengan masih menyunggingkan senyumnya.
Baik Sinta maupun Rania sudah sibuk di meja kerjanya masing. Seorang sekreraris dan wakil sekretaris ini sudah seperti kakak dan adik saja. Sinta yang lebih dewasa, berani, lugas dan baik berteman baik dengan Rania yang pendiam, pemalu, baik, sopan dan lugu. Mereka benar-benar kombinasi yang sangat klop dan saling melengkapi.
Tiba-tiba earphone kantor berdering, Sinta mengangkatnya lebih dulu. Mbak Sinta tanpa menjawab sopan, pasti si bos, fikir Rania dalam hati.
"Nia, di suruh bos menghadap," ujar Sinta begitu menutup earphone.
"Loh, kok aku mbak. Biasanya selalu sama mbak Sinta," balas Rania.
"Lah...si bis manggil kamu bukan mbak," Sinta mengangkat bahunya.
Rania tampak diam dan berfikir. Banyak keraguan kini memasuki hatinya.
"Udah, temuin aja. Ingat jangan mencampur adukkan masalah kantor dan perasaan. Aku yakin bos juga prefesional, nggak sembarangan memerintah karena urusan cinta," Sinta berusaha menenangkan Rania.
Rania menarik nafas dalam, menenangkan hatinya, sebelum kemudian mengetik pintu ruangan bosnya.
Ketika mendengar jawaban dari dalam Raniapun masuk.
"Siang pak. Bapak memanggil saya," tanya Rania sopan.
"Duduk Nia," jawab si bos.
Rania menganggukkkan kepala, kemudian menarik kursi yang ada di hadapan bosnya.
Reymond, bos tampannya itu masih duduk memperhatikan Rania intens.
"Begini Rania. Kantor dan beberapa rekanan kantor juga para pemegang saham besar di beberapa perkantoran besar akan mengadakan event Bakti Sosial berskala besar," ucap si bos memulai bicara.
Rania duduk tenang mendengarkan yang dibicarakan bos nya itu.
"Kegiatan ini akan diawali dengan pengumpulan dana, kemudian sejumlah dana yang terkumpul itulah yang akan disalurkan ke beberapa tempat penyaluran dana tersebut," jelasnya kembali.
"Apa perusahaan kita yang menjadi penyelenggaranya pak?" tanya Rania
"Iya Nia. Kita yang akan menyelenggarakan kegiatan besar ini. Saya harap dengan kegiatan ini, bukan saja ladang beramal yang kita dapatkan. Tetapi sekaligus menaikkan nilai perusahaan kita di mata perusahaan-perusahaan besar lainnya, membuat mereka semua akan tertarik untuk bekerja sama dengan perusahaan kita. Dan tentu sudah pasti akan menaikkan nilai saham perusahaan," jelas bapak direktur kembali panjang lebar.
"Saya minta kamu dan Sinta yang menghandel semua kegiatan besar ini. Saya ingin kalian membuat proposal kegiatan tersebut terlebih dahulu. Dan tolong perhatikan point-point penting yang bisa meningkatkan nilai perusahaan tanpa mengabaikan klien-klien besar yang ada di acara tersebut agar jangan sampai merasa kecewa," jelas bos tampan dengan tegas.
Si Bos tampak memperhatikan Rania yang terlihat bingung.
"Apa ada masalah? Atau ada hal yang ingin kamu tanyakan?" tanya si bos sambil menautkan alisnya.
"Hmmm....A...Apa bapak yakin saya mampu mengerjakan tanggung jawab ini," tanya Rania ragu.
Reymond tampak tersenyum. Dia faham gadis pendiam dan pemalu di hadapannya ini pasti tidak percaya diri. Menilik dari sifatnya yang begini lugu, dia pasti tidak menyadari akan kemampuan dirinya sendiri, batin Raymond.
"Saya yakin kamu pilihan yang tepat. Lagipula saya tidak meminta kamu sendiri. Kamu akan bekerja sama berdua Sinta sebagaimana biasanya. Sinta dan kamu akan menjadi dua orang yang bertanggung jawab pada event besar kantor ini," jawab Raymond mantap.
"Jangan merasa minder dan tidak mampu. Kamu harus yakin dan percaya diri dengan kemampuanmu sendiri," nasihat Reymond kemudian.
Rania tampak menatap Reymond sebelum akhirnya menundukkan kepalanya kembali saat pandangan mata keduanya bertemu.
Reymond tampak makin tersenyum menatap sekretaris cantiknya ini. Sifat pemalunya itu semakin membuat Reymond gemas saja. Rania jadi bertambah imut dan manis di matanya. Tapi kemudian dia segera kembali bersikap profesional.
"Baik, jika tidak ada yang ingin kamu tanyakan. Kamu bisa kembali ke ruanganmu, dan tolong panggil Sinta kemari," perintah Reymond akhirnya.
"Baik pak....," jawab Rania berlalu.
Tingkiyuu bangetz yg udah setia membaca novel "Mengejar Cinta Ustad"
Mohon Dukungannya
👇
Vote
Like 👍
Favorit ❤
Coment 💬
Baca juga Novel Author Lainnya
☆ Love Or Be Loved
☆ Cinta 90
Mohon juga Dukungan
👇
Vote
Like 👍
Favorit ❤
Coment 💬
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Rinjani
uuuh bos Raymon
2022-01-14
0