Tubuh yang dimiliki oleh Yongchun terbentuk sempurna terutama pada semua titik meridian yang terbuka, tenaga dalam yang ia punya sungguh besar namun selama ini ia tidak pernah menggunakannya sama sekali.
“Yongchun, kau ingin ke mana?” tanya Wang Xian melihatnya hendak pergi keluar.
“Aku merasa ada seseorang yang mencariku.” Yongchun pergi keluar sebentar namun tak lama setelah itu ia bertemu dengan putri Yu Jie.
Harum dari bunga dan api yang berkobar berpadu menjadi satu, Yongchun melihat itu dari sekeliling tubuh Yu Jie.
“Sungguh kebetulan kita bertemu di luar. Aku sangat berterima kasih karena kau telah menyelamatkan diriku.” Yu Jie memberinya beberapa keping emas dalam sebuah kantong kecil.
“Ini bayaran yang kau janjikan?” tanya Yongchun.
“Ya, Tuan Asyura.”
“Kau tidak takut padaku?” tanya Yongchun, mengenai identitasnya siapa pun pasti akan takut.
“Sejujurnya iya. Tapi aku berhutang budi padamu. Dan melihatmu ada di sini dan bukan di istana, aku juga merasa lega.” Yu Jie menghela napas.
“Aku baru saja pergi ke istana tadi. Aku bertemu dengan Ayahmu, Kaisar Ming. Aku berencana untuk menyatukan negeri timur tapi beliau mengajukan syarat padaku. Kau tahu hal ini?” tanya Yongchun memastikan apakah Yu Jie mendengar hal ini atau tidak.
Wajah Yu Jie menunjukkan kebingungan. Dia terdiam dan berpikir sesuatu.
“Tuan baru saja datang ke istana? Aku tidak tahu hal ini,” ucap Yu Jie.
“Ternyata begitu. Syarat yang diajukan oleh Kaisar Ming adalah agar aku menikahi putrinya, Yu Jie. Itu dirimu. Namun aku masih belum bisa memberikan jawaban padanya sehingga aku menetap di kediaman pemimpin Wang,” jelas Yongchun.
“Pemimpin Wang tidak menyembunyikan Tuan seperti yang aku katakan? Ah, aku sungguh kecewa. Tapi Tuan, kalau aku katakan bahwa Kaisar Ming pasti akan menandaimu, apakah Tuan percaya?” Yu Jie bertanya.
“Ya, aku percaya. Seorang kaisar seperti dirinya, mana mungkin menerima permintaanku dari penguasa wilayah yang tidak punya apa-apa.”
“Kaisar Ming mungkin akan membunuh Tuan. Maaf jika tidak bisa membantumu. Lalu, aku harap kau memutuskan yang terbaik untuk pernikahan ini,” ucap Yu Jie tersenyum kecut.
“Ayahmu benar-benar keras tidak seperti putrinya yang lembut, ya.” Yongchun tersenyum.
“Wah! Ada apa ini? Kupikir setelah beberapa hari bertemu, kakak tidak akan menggoda wanita lain.” Suara dari seorang gadis berusia sekitar 18 tahun menyinggung diri Yongchun.
Tiba-tiba datang menghampiri dan memeluk Yongchun dengan erat.
“Oh, siapa dia? Adikmu, Tuan?” pikir Yu Jie dengan terkejut.
“Bukan! Aku istrinya!” pekik gadis itu. Seketika Yongchun terkekeh.
“Oh, maafkan aku. Aku sungguh lancang,” kata Yu Jie yang panik. Ia menutupi wajahnya dengan pakaian yang panjang itu.
“Dia adalah istriku yang kedua. Ngomong-ngomong kenapa bisa kau ada di sini?” tanya Yongchun padanya.
Gadis itu mendengus pada Yu Jie sebelum berkata, “Aku sudah berpergian menyusul semenjak kakak pergi. Crow yang menuntun jalanku, walau ujung-ujungnya nyasar juga,” jelasnya.
Yu Jie mundur selangkah. “Maaf jika aku menganggu kalian berdua. Kalau begitu aku akan pamit,” kata Yu Jie.
“Putri Yu Jie, mengenai kesepakatan itu ...apakah putri sendiri berkenan?” tanya Yongchun, menyinggung pernikahannya.
“Jika itu adalah Tuan, aku pun merasa senang.” Yu Jie tersenyum kecil.
“Kalau begitu, mulai sekarang jangan panggil aku dengan nama yang dibilang banyak orang kejam. Panggil saja aku Yongchun, kediaman Wang menjadi tempatku sementara. Selama beberapa bulan, jika butuh sesuatu katakan saja padaku.” Yongchun melihat bunga api itu mekar, kesenangan yang ia rasakan pada Yu Jie juga membuatnya senang.
“Aku tidak menyangka, hasil dari berkeliaran keluar hari ini justru membuatku bertemu denganmu. Entah kenapa aku menjadi tertarik,” Yu Jie membatin setelah itu pamit undur diri.
“Apa yang kau lakukan di sini, Nia? Sengaja membuntuti?” tanya Yongchun.
“Kakak sendiri yang keluar dari wilayah timur tengah. Padahal seorang pemimpin, malah keluar dari tanggung jawab dan membuat mantan KT bekerja keras.” Nia menyindir. “Lagipula aku atau kak Relia juga pasti bisa datang kemari sebagai utusan,” imbuhnya.
“Aku tak bisa menyerahkan tugas ini pada siapa pun. Apalagi pada kedua istriku, kalian seorang perempuan mana mungkin aku tega.”
Tidak lama setelah ia berada di luar, Nia istrinya dan Yongchun masuk ke dalam. Wang Xian melihat mereka dan segera menghampirinya.
“Siapa lagi ini?” tanya Wang Xian dengan ketus.
“Dia istri keduaku, Nia. Apa pemimpin Wang keberatan kalau istriku juga ikut kemari?”
Wang Xian menghela napas. Lalu membawa mereka masuk ke dalam salah satu ruangan di kediaman utama. Wang Xian menyuruh mereka istirahat namun ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh Wang Xian pada Yongchun.
“Kau tahu kalau putri Yu Jie sudah mengenalmu dan aku harap kau membuatnya untuk tidak buka mulut tentang hal ini,” ucap Wang Xian.
“Iya, aku mengerti. Putri itu juga pasti mengerti.” Yongchun mengangguk.
“Lalu, apa kau berniat melatih ilmu tenaga dalammu? Jika bisa aku akan mengajarimu, walau mungkin tidak terlalu efektif karena aku sendiri juga masih berguru.”
Wang Xian menaruh harapan pada Yongchun yang memiliki kekuatan besar dan mampu kalau mencapai tahap nirwana. Akan tetapi, ia tidak bisa juga mengambil resiko kalau suatu saat Yongchun disingkirkan.
Mungkin dia berencana akan menutup beberapa titik agar kekuatannya sedikit melemah.
Yongchun tertarik dengan yang namanya tenaga dalam sehingga ia pun menerima pelajaran dari Wang Xian.
Kemudian mereka memulai latihannya di halaman belakang kediaman utama. Halaman yang cukup luas membuat angin di sekelilingnya terlihat lebih besar.
“Saat orang ini menunjukkan anginnya pada orang lain, apakah pasti terlihat? Pasti benar begitu,” batin Yongchun.
Yongchun merasa kagum walau sesaat. Tenaga dalam yang Wang Xian keluarkan sungguh besar dan merasa sangat hebat. Beberapa saat ia terdiam memandanginya seolah kedua mata itu kembali terbuka.
“Pertama pikirkan apa yang menjadi kekuatanmu lalu keluarkan dan alirkan ke seluruh tubuhmu, Yongchun. Apa kau bisa melakukannya?”
Melalui tahap dasar, memang Wang Xian tidak pandai mengajari namun Yongchun telah membuat membuat langkah besar hanya dengan mengikuti apa perkataannya.
Memikirkan apa yang menjadi kekuatannya lalu ia alirkan keluar ke seluruh tubuh, tahap dasar dengan membuat perisai hidup.
Aliran itu berwarna keabuan, mengalir tenang dan mengelilingi tubuhnya perlahan. Lama-kelamaan warna abu-abu itu tergantikan dengan warna yang lebih gelap, warna kehitaman legam. Sesaat Wang Xian merasa ngeri, ia terkejut akan perubahan yang dimiliki oleh Yongchun pada saat itu.
Wang Xian merasa menyesal. Perlahan ia mendekati diri Yongchun tanpa peduli tenaga dalam yang terlihat sangat kuat itu.
“Dari sejak kita pertama kali bertemu. Aku penasaran. Bisakah aku melihatmu yang buta?” Mengatakan hal seperti itu lantas Wang Xian menarik kain yang mengikat penglihatannya.
Setelah kain itu dilepasnya, aura yang Yongchun pancarkan menggelegar kuat, sampai-sampai semua pendekar menyadari keberadaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
kenta jaya
wew/Hey//Sleep/
2024-06-10
0