Tak disangka-sangka bahwa Kaisar Ming menyetujui penyatuan negeri timur yang diajukan oleh Asyura. Namun kaisar mengajukan sebuah syarat yang tidak lain adalah menikah dengan putrinya.
“Jika kau ingin menyatukan negeri timur, tak mungkin penduduk yang kau besarkan ingin-ingin saja bergabung dengan wilayah kami. Sebab, wilayah timur laut dulu pernah merencanakan perang di sana. Jadi setidaknya aku ingin kau menikah dengan putriku, Yu Jie agar semua berjalan lancar. Dia adalah putri bungsu di keluargaku.”
“Tapi saya sudah punya istri,” jawab Asyura dengan perasaan cemas.
“Kalau begitu jadikan saja istri kedua.”
“Saya juga sudah punya istri ke ...dua,” ucapnya ragu.
Sebenarnya Asyura mau-mau saja mengiyakan hal tersebut. Namun kedua istrinya mungkin akan marah padanya. Karena itulah, ia ragu.
Kaisar dan Wang Xian pun terkejut kalau Asyura ternyata sudah beristri, sudah begitu ia dapat dua pula. Entah beruntung atau buntung, kalau dilihat dari kekayaan yang Asyura miliki.
Meskipun seorang penguasa, Asyura memang memegang harta tapi itu tak hanya untuk keluarganya saja melainkan untuk rakyat juga. Apalagi bagian wilayah timur tengah baru terbentuk 5 tahun yang lalu. Tidak seperti Istana Wulan yang kemungkinan besar sudah lama berdiri.
“Jadi kau ingin perang?” tanya Kaisar Ming menatap tajam ke arahnya.
“Tentu saja tidak. Saya sangat senang kalau syaratnya hanya dengan menikah. Namun, ada sesuatu yang masih menjanggal di pikiran saya. Kenapa penguasa timur laut tidak meragukan identitas saya?” tukasnya.
“Hm, itu ada benarnya. Orang sepertimu, Asyura, dengan ciri-ciri yang sama, siapa pun bisa menirumu. Tapi, aura yang kau miliki tidak dapat menipu semua orang. Sehingga aku tahu kalau kau betul-betul Asyura, penguasa wilayah timur tengah itu.” Kaisar Ming berdeham.
“Begitu rupanya.”
“Orang kuat sepertimu. Tenaga dalam yang kau punya pasti cukup besar dan baik. Kau berguru dengan siapa?” Kaisar bertanya.
“Maaf jika mengecewakan. Namun saya hanya belajar ilmu bela diri saja. Tidak tenaga dalam atau apa pun yang Yang Mulia katakan,” jelas Asyura.
Sekali lagi mereka dibuat terkejut olehnya. Mereka berpikir, pantas saja kalau orang ini terlihat sangat berbahaya lantaran Asyura tak bisa menyembunyikan aura yang muncul tiba-tiba begitu. Seperti lilin meremang lalu menyala dengan api besar begitu minyak disiramkan ke atasnya.
“Sesuai apa yang kau katakan, menyatukan negeri timur kita tidaklah buruk. Justru itu bagus, namun tidak semudah itu yang kau bayangkan saat menjalaninya, Asyura. Kau harus melakukan pertukaran agar wilayah kita menjadi satu benua yang makmur.”
Asyura mengerti apa yang Kaisar Ming katakan padanya tapi tetap saja ia sendiri masih tak mampu mengatasi kedua istrinya itu.
“Kalau mereka tahu kalau aku akan menikah lagi, pasti aku akan dikebiri nanti,” batin Asyura.
Sekali lagi Kaisar Ming berbicara padanya, “Melihat dirimu yang sudah begitu kuat tanpa belajar tenaga dalam, itu artinya kau bisa mencapai tahap nirwana. Kalau begitu, kuberi kau waktu selama 3 bulan ke depan untuk membujuk para istrimu,” ucap Kaisar Ming, berbalik badan dan kembali duduk di tempatnya.
Setelah dirasa obrolan panjang mereka selesai. Seseorang yang mengenakan jubah hitam muncul dan masuk begitu saja ke dalam ruang singgasana.
Jubahnya bahkan menutupi seluruh tubuh dan wajah. Sosok yang misterius. Akan tetapi, di sela kebimbangan sang penguasa wilayah timur tengah, ia merasa bahwa hawa keberadaan yang semakin mendekat padanya adalah orang yang ia kenali.
Pria misterius itu kemudian bertekuk lutut di hadapan Kaisar Ming.
“Yang Mulia, saya kembali menghadap.” Suara berat dari pria tua, Asyura tahu betul siapa dia tanpa harus mengingatnya kembali.
“Crow?” Pria itu adalah salah satu teman Asyura. Namanya disebut namun ia tak menjawabnya sama sekali.
Ia hanya berbicara pada Kaisar Ming seorang.
“Bing He, kau selamat. Bagaimana tugasmu, apa selama ini kau merasa kesulitan bersama dengannya?” Kaisar Ming itu berbicara, menyinggung bahwa yang kini dibicarakan tidak lain adalah Asyura.
“Iya. Asyura Ayah, penguasa wilayah timur tengah berhasil menguasai semuanya bahkan tanpa ia sadari sama sekali. Saya berharap penyatuan ini akan segera terjadi.”
Ternyata inilah alasannya, mengapa Kaisar Ming setuju akan permintaan dari Asyura yang adalah penguasa tanpa harta yang bergelimpangan. Sebab, sudah sejak lama Kaisar Ming menginginkan hal tersebut.
Namun ada fakta lain berupa Crow, ialah rekan seperjuangannya di masa perang saudara adalah bawahan dari Kaisar Ming, penguasa wilayah timur laut. Bing He.
Sejujurnya Asyura sangat kesal saat ini. Ia merasa kesal karena ternyata Crow memanfaatkan dirinya dan orang lain sampai perang saudara itu berakhir.
“Kau ternyata, Crow. Apa kau mengkhianatiku?” sahut Asyura. Tak seorang pun membuka mulut untuk membahasnya.
Crow telah membahas sesuatu pada Kaisar Ming. Nyatanya, wilayah timur tengah yang nyaris dijajah merata oleh wilayah barat adalah salah satu alasan mereka yang membuat salah seorang untuk menjadi penguasa di sana.
Mengingat ada sebuah kelompok KT (Ketingkatan Pendekar) dalam beberapa tahun semenjak generasi kakek buyut mereka ada, yang juga telah direformasi oleh orang barat sehingga membuat mereka berubah.
Sebuah kutukan yang hidup itu adalah penyakit yang diderita oleh para orang barat yang kemudian membuat mereka bertengkar satu sama lain. Lalu, adanya pemimpin sementara dalam kelompok tersebut. Viona, meski harapannya adalah mengembalikan situasi kembali normal namun ia terlalu agresif sehingga membuatnya hilang akal.
Karena itulah, Crow sebagai mata-mata mulai mencari seseorang yang berhak menjadi pemersatu di wilayah timur tengah. Dan Crow menemukan Asyura Ayah, keturunan dari salah satu pemimpin KT yang cocok sebagai penguasa.
Bukan kejam, namun hanya saja cara yang Asyura lakukan itu secara tak langsung menyakiti mereka. Entah memang ia tak sadar atau mungkin memang begitulah cara ia meluluh lantahkan mereka dan para pendekar yang mengikuti.
Setelah itu, mereka semua bubar. Berpamitan pada Kaisar Ming.
Situasi menjadi sangat tidak nyaman begitu Crow menatap punggung Asyura yang lebar.
“Maafkan aku, Asyura. Aku melakukan hal ini juga karena demi menyatukan negeri timur.” Crow atau Bing He berbicara dengan penyesalan.
“Tidak perlu kau begitu, Crow. Aku juga saat ini ingin menyatukan bagian timur. Tapi, apakah itu berarti hubungan kita berakhir?” tanya Asyura, menghentikan langkahnya.
“Tidak! Aku, Crow atau Bing He, sudah berjanji pada Kaisar Ming jika rencana ini berhasil maka aku harus tetap bersamamu dan melakukan semua perintahmu!” ungkap Bing He bernada tinggi dan sangat serius.
“Terima kasih. Meskipun kau tak lagi bersamaku, kau tetaplah ajudanku. Crow,” ucap Asyura merasa bersyukur akan pernyataan itu.
Perbincangan mereka terhenti saat salah satu penjaga istana muncul di hadapan mereka.
“Yang Mulia ingin saya menyampaikan pesan ini pada pendekar yang ada di sana, "Mulai saat ini namamu adalah Wang Yongchun. Pergilah bersama pemimpin Wang dan pikirkan baik-baik selama 3 bulan!", dan maaf jika saya tiba-tiba datang menggangu kalian berdua tadi.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
kenta jaya
wew/Sleep/
2024-06-10
0
S L O T H 03
masih belum jelas, ini sifat si MC nya gimana sih, penguasa tapi sangat direndahkan bahkan tidak dianggap tapi dia tidak balas??? mending jadi anjing aja
2022-07-24
1