Abu-Abu
Malaikat berjubah hitam itu terpukau melihat seorang yang akan dijemputnya. Aura merah muda yang keluar dari wanita dengan rambut panjang terurai itu- kembali membawa sang malaikat berjubah hitam untuk sekedar melihat saat sosok itu menghapus air matanya dengan sembarang. Tatapannya terlihat sayu. Kesedihan dan rasa kecewa terpancar dari wajah sang wanita. Sekali lagi ia melihat jam tangannya sambil berusaha tetap tegar menghadapi cobaan hidup yang mungkin sedang dialaminya.
Semenit sebelum insiden kecelakaan tunggal itu terjadi, malaikat berjubah hitam itu sudah berdiri disamping sang wanita. Melihat catatan hidup sang wanita yang begitu menyedihkan, dia terhisap dengan bayang masa depan wanita yang kini menatap kearahnya dengan mata berbinar. Dimana sang wanita akhirnya tersenyum bahagia saat seorang anak laki-laki kecil menghampiri sosok wanita itu.
Disana ada anak kecil berusia kurang lebih lima tahunan -tengah berlari dan menghampiri sang wanita. Sang malaikat yang kebingungan menengok kebelakang nya. Dilewati begitu saja oleh sosok anak kecil tersebut, sang malaikat berjubah hitam hanya terpaku ketika anak kecil tersebut bersentuhan dengan tangannya. Memeluk erat kedua kaki wanita disampingnya, sang anak memanggilnya riang.
“ Ibu!! ”
Bayang masa depan kedua manusia dihadapannya itu kembali terbayang. Dimana kesendirian menghiasi hidup satu sama lainnya dari sang wanita juga anak kecil tersebut. Sang malaikat berpaling. Jam pasir ditangannya berhenti berjalan bersamaan dengan laju waktu lainnya.
Waktu terhenti sedetik sebelum kecelakaan tunggal itu harusnya terjadi. Dimana sang wanita ditakdirkan meninggal karena sebuah kecelakaan yang melibatkan dirinya dengan sebuah bus yang sempat kehilangan kendali lajunya. Sang wanita harusnya saat kejadian hanya seorang diri. Dia harusnya masih terpaku melihat anak kecil yang berlari kearahnya. Tidak ada catatan nama lain yang dibawanya. Hanya catatan riwayat hidup sang wanita yang tanpa ia sadari sudah semakin kabur dari yang seharusnya. Menyadari sebuah kejanggalan terjadi dalam tugasnya, sang malaikat mencampuri kehidupan manusia yang tengah berjalan dihadapannya.
Bus yang datang dari arah kiri dihempaskan nya ketengah-tengah jalan. Ditariknya sang wanita dan anak kecil itu jauh ke bahu trotoar. Terpaku karena ia sudah mencampuri takdir hidup manusia dengan menolong ibu dan anak tersebut, sang malaikat menepuk kepala anak kecil itu sembari tersenyum.
Laju waktu seketika berjalan. Teriakan histeris terdengar lantang dari sang wanita. Dia memeluk dan membenamkan wajah sang anak dalam pelukannya. Pejalan kaki lainnya-pun seketika panik. Ada yang ikut berteriak. Berlari menjauh. Ada yang berusaha mengabadikan momen itu dan beberapa diantaranya mencoba menghubungi polisi ataupun rumah sakit terdekat.
Bus yang dihempaskan ke tengah-tengah dijalanan itu terguling dan terpental ke seberang jalan sampai akhirnya badan bus itu menghantam pohon perindang diseberang jalan. Bus berhenti dengan suara dentuman dan decitan yang keras. Semua mata terpaku. Semua perhatian teralihkan dengan hancurnya badan bus ditepian jalan. Takdir hidup kembali berubah. Roda kehidupan berjalan cepat dan memutar secara tidak menentu. Laju awan menjadi begitu cepat ditengah teriknya panas matahari seakan menyiratkan kekacauan mulai terjadi pada satu cerita kehidupan.
Dimata sang malaikat terlihat jelas lebih banyak kematian yang tidak seharusnya terjadi-terlihat dimatanya. Lebih banyak korban yang jatuh dan lebih banyak takdir manusia yang berubah akibat dari satu tindakan kecilnya. Beberapa sepeda motor ada yang ringsek dan ada juga motor dikendarai oleh seorang bapak tua. Beberapa truk pengangkut barang, minibus, dan mobil-mobil berpenumpang yang terguling dan bertabrakan satu sama lain saat berusaha menghentikan lajunya agar tidak tertabrak badan bus yang sempat terguling.
Malaikat itu kini sudah berpindah kedalam bus. Didalam bus sendiri terlihat lebih kacau lagi. Terdapat hampir tubuh dua puluh empat murid Taman Kanak-kanak, beberapa orang guru dan juga orang tua murid yang seharusnya sedang menikmati perjalanan kegiatan wisata sekolah. Dan kini, hampir semua yang berada didalam bus tersebut menjadi korban dari tindakan sesaat sang Malaikat berjubah hitam lakukan. Berdiri ditengah-tengah jiwa yang melayang-layang dan tidak memiliki ingatan apapun karena kematian mereka yang tidak seharusnya. Mereka masih terdiam disamping jasadnya masing-masing. Mata jiwa-jiwa itu meratap kosong. Hening tanpa suara dan tanpa adanya gerakan yang berarti.
Tangisan seorang bayi perempuan yang memasuki usia dua tahun terdengar cukup jelas ditengah kegamangan yang ada. Dan seakan menjadi pertanda bagi jiwa-jiwa yang masih terikat pada kehidupannya itu, tangisan sang bayi membawa sang malaikat tertuju pada sosok mungilnya. Seorang bayi perempuan yang tengah dipeluk erat oleh kedua orang tuanya yang entah jiwanya berada dimana. Dapat dipastikan dari posisi orang tua tersebut, kalau mereka juga sudah meninggal. Terlindungi dalam pelukan sang orang tua, bayi kecil itu sesenggukan dan berusaha meraih wajah sang malaikat yang berlutut dan menatap lekat kearah matanya.
“ Apakah kau juga jiwa yang sama seperti mereka??? ”
Sang bayi menyentuh pipi sang malaikat. Deret kehidupan masa depan yang kosong dan tidak berujung ia lihat dari sentuhan sang bayi. Kaget dan terjatuh dihadapan sosok bayi perempuan itu, sang malaikat kini menatap jiwa-jiwa lainnya yang terikat erat dengan seluruh bagian tubuh sang bayi.
“ Kematian itu selalu bergandengan erat dengan satu cerita kehidupan. ”
Suara yang menggema membawa malaikat mendongak ke langit. Tatapannya terpaku pada jajaran awan yang bergerak perlahan dan nampak begitu hampa. Kekosongan mengisi seluruh ingatannya. Suara-suara yang terdengar nyaring perlahan menjauh dan semakin tidak terdengar jelas. Dimatanya kini hanya nampak ruang kosong yang begitu gelap. Sangat gelap. Sampai ia menyadari bahwa bayi perempuan kecil itu kembali tengah berusaha meraih kearahnya. Tidak mengerti dan mungkin tidak akan mengingat hal yang kini dialaminya, bayi itu tersenyum dan bersuara riang sambil menarik jubah sang malaikat. Tawanya yang begitu nyaring membawa jiwa-jiwa dari para korban yang lain menghilang satu persatu dari pandangan sang malaikat yang menatap kosong.
Ada beberapa wajah yang tersenyum. Ada yang bersedih. Ada yang kebingungan. Ada yang murung. Bahkan ada yang tidak berekspresi sekalipun. Dan jiwa dari anak-anak tk itu, semuanya masih bernyanyi dengan riangnya. Gema nyanyian mereka mengalun pilu pada telinga sang malaikat yang mengacaukan jalannya takdir hidup para manusia.
Bersama cahaya yang menembus langit, sang malaikat menghilang begitu saja.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-08-05
1
NoviTa jungkook
Tetap semangat💪💪
2023-03-20
1
Apri Ardiansyah
mantap
2022-08-28
1