Ternyata sudah kembali kepada pemiliknya. Bhatin Laras
“ Lo masih ada urusan sama gue. Jadi jangan coba-coba beralih dulu ke cowok lain. ” Eren menarik tangan Laras dan memalingkan tatapan Laras dari sosok teman sekelas pemilik buku tua bersampul hitam itu.
Tangan Eren masih memegang erat bahu Laras yang kini tengah bertemu tatap dengan matanya. Sosok perempuan bermata bulat besar itu menatap dengan sangat dalam. Membuat Eren enggan untuk berpaling dari mata bulat besar itu.
Disisi lain, kesedihan dan ketakutan menghampiri Laras yang dapat melihat dengan jelas bayangan kematian dibelakang Eren. Ada sosok pencabut nyawa yang kini tengah berdiri dibelakangnya dan siap menarik jiwa Eren dari tubuhnya kapan saja, dimana saja dan dalam keadaan apapun juga. Begitulah kematian itu selalu berlangsung bagi siapapun.
Tangan tua yang putih pucat dan keriput dengan kuku yang panjang itu mulai menggeliat dibahu Laras berbarengan dengan tangan si pemuda yang memegangnya dengan cukup erat.
Reflek.
Laras menghempaskan tangan Eren dibahunya dan maju selangkah menepis tangan sang malaikat maut yang terlihat tengah berusaha menarik jiwa Eren dari tubuhnya. Malaikat maut berjubah merah dengan wajahnya yang tertutup oleh topeng tengkoraknya itu sirna seketika. Yang tersisa dari bayang sang malaikat berjubah merah hanyalah sedikit kepulan asap yang melayang keudara.
Eren yang kembali dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan Laras, kembali terdiam santai menikmati posisinya yang sangat berdekatan dengan gadis yang dipanggilnya loper koran itu. Dia terus memperhatikan setiap gerakan kecil yang dibuat sang gadis bermata bulat besar yang hanya berjarak kurang dari sejengkal jari dihadapannya itu. Bahkan kalau memungkinkan, Eren sangat ingin bisa memeluk gadis yang kini tengah terpaku kearah belakangnya dengan ekspresi yang tidak menentu itu.
Laras meyakinkan diri sekali lagi dengan apa yang dilihatnya. Sosok lain yang muncul secara tiba-tiba setelah sang
pencabut nyawa berjubah merah menghilang, membuat Laras lebih tidak mempercayai pandangannya sendiri.
“ Aksara?! ” ujar Laras yang masih tidak percaya akan penglihatannya sendiri, ketika sosok Aksara yang mungkin harusnya berada dibelakang Laras, kini sudah berada tepat dihadapannya dan tengah menatap dirinya dengan bingung.
“ Manggil nama cowok lain saat lo dalam posisi sedekat ini sama gue, ” ujar Eren tidak senang. “ Yakin? ” Eren menjentikan jari dan menyadarkan Laras akan posisinya kini dengan sosok pemuda yang menurutnya sangat menjengkelkan itu.
Menyadari posisinya dengan Eren yang kembali menjadi sorak sorai dan pusat perhatian teman-teman sekelasnya, Laras langsung mundur beberapa langkah. Tapi Eren sebaliknya, dia ikut mengambil beberapa langkah majudan membuat posisi mereka tidak berubah sama sekali dari posisi mereka sebelumnya.
“ Apa yang lo lakukan? ” hardik Laras ditengah kekesalannya.
“ Persis seperti yang lo lakukan tadi. ” jawab Eren santai dengan kembali menatap langsung mata sang gadis. Gemas dengan tatapan Laras yang begitu pasti, Eren mendekatkan sedikit wajahnya. “ Lo ternyata benar-benar manis yah? Ngebuat gue makin suka aja. ” ujarnya dengan nada yang cukup bervolume,sehingga kembali membuat heboh seisi kelas. Terutama oleh teriakan histeris sebagian siswi dikelas itu.
“ Minggir!! ” kembali menepis tangan Eren yang hendak memegang bahunya, Laras mendorong tubuh Eren dan membuatnya terduduk tepat dipangkuan Zara yang sedang asyik memainkan iphone miliknya. Mata gadis itu memicing tajam seperti elang yang siap menerkam mangsanya, Zara langsung mematikan ponselnya dan bersiap member pelajaran pada Eren yang menurutnya telah lancang mengambil posisi duduk dipangkuannya.
Melihat kemarahan memuncak pada Zara, Eren memilih lari dari jangkauan Zara yang tengah melempar sebuah buku kearahnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments