Bayang pintu perpustakaan yang dibuka Aksara siang ini membuat ingatan Laras menjadi sedikit kacau. Karena kejadian setelah itu, dia bahkan tidak bisa mengingat apapun sampai dia berada dalam kamarnya sendiri. Mencoba mengingatpun percuma. Yang muncul dibenaknya hanyalah bayang pintu perpustakaan yang dibuka oleh Aksara. Sosok Aksara yang sangat berbeda dipantulan kaca jendela perpustakaan. Sama halnya seperti bayangan lain dari sosok Eren yang tetap melingkarkan tangannya dibahu Laras siang ini.
“ Aksara bukan manusia ya? ”
Laras membenamkan wajahnya pada buku yang dipelajarinya. Dia menoleh kesampingnya. Disana, ada tumpukan buku yang harusnya dia rapikan. Sebagian buku pelajaran, sebagian lagi komik dan novel. Tapi mata itu akhirnya menemukan buku asing ditumpukan buku yang ada. Sebuah buku tua bersampul hitam yang diberikan Aksara siang tadi. Tangannya perlahan menggapai buku hitam tersebut. Membolak-balik buku tua bersampul hitam yang membuatnya menjadi berurusan dengan Aksara dan Eren dengan cerita hidup yang luar biasa.
Perlahan-lahan dibukanya halaman depan buku bersampul hitam tersebut. Dihalaman pertama yang awalnya berisi foto seorang balita perempuan, kini foto itu sudah tidak ada lagi. Hanya warna hitam berbingkai yang menghiasi halaman depannya. Tanda petik dibawah bingkai itupun masih sama seperti awal pertama ia membuka buku tua bersampul hitam itu sebelum menjadi miliknya.
“ Hanya buku kosong juga! ” Kalimat Eren beberapa waktu lalu tiba-tiba menggema dikelapa Laras yang tengah membuka satu demi satu halaman buku tua bersampul hitam pemberian Aksara tersebut.
“ Halaman mananya yang kosong? ” Laras membuka dan membuka lagi halaman buku itu. Dan membaca satu catatan demi catatan yang tertulis pada beberapa halaman.
Karena...
Saat menyadari waktu tidak lagi berpihak lama padaku,
Yang ku mau hanyalah bisa terus bersamamu..
Walau itu artinya aku akan berada didalam sisi kegelapan sekalipun...
Banyak terdapat kalimat-kalimat yang berhubungan dengan kematian. Ada dendam, ada tawa, ada suka-duka, kesedihan, kekecewaan,dan beberapa kebahagiaan. Tapi dari sekian kalimat yang dibacanya, Laras terdiam dan menitihkan air mata saat membuka halaman terakhir dari buku tua bersampul hitam itu. Ada banyak kesedihan yang menjalar disekucur tubuhnya. Hatinya seperti tertusuk dan merasakan nyeri. Membaca ulang kalimat yang benar-benar membuatnya sedih, membawa Laras pada bayang mimpi yang sangat kelam.
Hanya ada sebuah catatan pada buku itu. Satu kalimat dihalaman utama buku tua bersampul hitam itu.
“ Aku mencintaimu…” dan sejadi-jadinya tangisan seorang perempuan bergaun hitam selutut yang bersimpuh pada sebuah tempat yang sangat teduh disebuah tempat yang tidak pernah dikenalinya. Kabut dan bayangan beberapa pepohonan tanpa dedaunan mendominasi tempat itu. Sebuah tempat dibalik sebuah gerbang besi tanpa ujung yang sedikit terbuka dan menyebarkan begitu banyak hawa kesedihan, penantian dan kerinduan. Dari balik gerbang yang terbuka, Laras memperlihatkan bagaimana seorang perempuan menangis pilu dalam kesedihannya. Erangan tangisan itu mengglegar seketika membawa dan membangunkan sesosok bayang jahat ang siap menarik jiwa sang perempuan tadi dengan kegelapan yang mengitarinya. Berusaha memberi tahu sang perempuan, suara teriakan Laras seakan tertelan oleh suasana tempat memilukan itu. Begitu akan berlari menghampiri sang perempuan, bayangan tangan hitam pekat berusaha menarik dan membawa Laras pergi menjauh dari tempatnya berdiri kini. Dia terpental kearah belakangnya dan terkejut.
Laras terbangun dengan keringat dingin mengucur diseluruh tubuhnya. Menyadari yang dilihatnya hanyalah sebuah mimpi, Laras tetap merasa sangat takut untuk bisa kembali melanjutkan tidurnya ditengah malam itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments