🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Nyebelin!"
Embun melembar ponselnya, dengan wajah masam ia bergegas menuju lantai bawah rumah utama.
Namun, kaki putih mulus berbalut sandal jepit bergmabar buaya itupun berhenti di salah satu pintu kamar berwarna coklat.
"Appa, Buy lagi jatuh cinta untuk kesekian kalinya, tapi kali ini rasanya jauh berbeda. Appa pasti akan cubit hidung Buy kalo tahu ini, iya kan?" lirih gadis cantik itu di depan kamar kakek buyutnya yang telah lama tiada.
"Buy, ngapain?" tanya Biru saat melihat anak sulungnya berdiri sendiri di tempat yang akan selalu membuat hati teriris perih karna rindu.
"Lagi laporan sama Appa" jawab Embun dengan senyum sedikit di paksakan.
Biru mengusap lengan putrinya, ia bisa merasakan apa yang Embun rasakan. Tapi Biru tak bisa berbuat banyak selain meminta anaknya itu untuk tetap berdoa di setiap waktu.
.
.
Keduanya turun ke lantai bawah, masuk kedalam dapur bersih untuk menikmati semangkuk puding yang Biru buat pagi tadi. Rasa dingin dan manis begitu pas di mulut mereka yang memiliki hoby yang sama yaitu menikmati cemilan.
"Mhiu, pas dulu ketemu Phiu rasanya gimana?"
Biru mengernyit kan dahi, jika di tanya seperti itu Ia akan bingung harus bahagia atau sedih karna saat itu Biru melepas dan mendapatkan satu pria dalam satu waktu bersamaan.
"Rasa apa? coklat atau strawberry" Biru menjawab santai tak mau serius menanggapi putrinya.
"Buy, nanya bener loh. Buy lagi jatuh cinta" ujar si Sulung dengan rona pipi merah di wajahnya.
"Terus, Mhiu harus bilang apa? Udah kebal nih kuping denger kamu ngomong kaya gitu dari jamannya sekolah menengah atas, Buy" cibir Biru yang menganggap itu hal yang sudah sangat biasa sekali.
Embun menjadi buaya betina sejak usia tujuh belas tahun. Selama tiga tahun entah sudah berapa pria yang pernah berpacaran dengannya. Mulai dari teman sekolah, teman Les, anak kuliahan bahkan pengusaha muda pernah menjadi mantan kekasih Embun. Jangan tanyakan bagaimana pusingnya menjadi Samudera dan Biru karna pasangan suami istri sudah berbalik pasrah pada si sulung.
"Tapi yang ini jatuh sejatuh-jatuhnya, Mhiu"
"Au ah, tiap ngomong juga gitu. Tapi paling juga seminggu dua minggu udah laen lagi, bosenlah, males lah, pesosflah, pencemburu lah" ledek Biru yang hafal betul dengan keluhan anaknya itu.
"Mhiu gak percaya banget, Sih"
Embun bangun dari duduknya, ia berjalan pelan menuju tangga. Satu persatu anak tangga itu ia tapaki dengan perasaan yang tak bisa ia ungkapkan.
"Rasanya kaya....."
Senyum lebar terukir di wajah cantik Embun. Pria yang barusan datang ke rumahnya benar-benar berbeda.
"Gak cuma ganteng, tapi juga wangi. Padahal kan kerjanya kepanasan ya" gumamnya lagi sambil terus berjalan kearah tangga.
Cek lek
Embun langsung membuka pintu dan masuk kedalam kamarnya. Tangan halus dambaan para pria untuk di cium itu meraih kembali benda pipih yang tergeletak di atas nakas.
Seperti ada yang di tunggu, tapi Embun tak tahu itu apa. Yang jelas semua pesan yang masuk kedalam ponselnya ia lewati begitu saja. Mulai dari sahabat, dan ketujuh pacarnya yang Embun sendiri sering lupa urutannya.
Dengan mata tetap fokus pada layar ponsel, Ia pun mencoba mengirim pesan lagi pada si tukang paket.
*Embun
[ Hai, kamu tahu namaku, tapi aku tak tahu namamu. kurasa itu tak adil!!! ayo katakan siapa namamu ]
Satu.. dua.. tiga.. hingga satu jam lamanya pesan sang Ratu Rahardian tak juga di balas. Ia kesal karna nama dan foto kurir di ponselnya berbeda, dan itu tentu membuatnya sangat penasaran.
.
.
.
Huft... cueknya kenapa ngangenin sih!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Mutiara Rizky
appaaa gajah😭😭😭😭😭😭
2023-05-22
2
aprilia ika riyanti
pas baca appa gajah aku jadi sedih...
2023-04-13
0
Adzril Alfarizqi
Banyak yang kangen Appa sama Amma
2023-03-30
0