Gangguan Jiwa.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

"Assalamualaikum, Om dan Tante" sapa Keanu saat orang tua Embun sudah tepat di hadapannya.

"Waalaikum salam, Silahkan duduk" jawab Samudera dan Biru.

"Bum, gak di sapa?" protes bocah nakal di belakang kakaknya.

"Assalamu'alaikum, Bum-Bum. Apa kabar?"

"Waalaikum salam calon kakak ipar" sahut Rain yang langsung membuat semua mata mengarah padanya. Termasuk Embun yang juga melayangkan pukulan berkali-kali pada sang adik.

"Ngomong apa sih!"

Rain hanya tertawa kecil, lalu ia berhambur kedalam pelukan Mhiu nya untuk meminta tolong.

"Sudah-sudah, ada tamu masih saja bertengkar" omel Biru pada dua anaknya.

Samudera tak melepaskan sorot matanya apa Keanu, karna ini adalah pertama kalinya mereka juga bertemu. Ada hal lain yang di rasa pria itu sampai harus membuat Keanu menundukkan kepala.

"Perkenalkan, nama saya Keanu. Datang kemari untuk meminta izin pada Om dan Tante untuk mengajak Embun keluar"

"Kemana?" tanya Samudera.

"Phiu kepo ih" selak Embun yang duduk di sofa single.

"Phiu wajib tahu kalian kemana, kenapa?"

"Gak di kasih tahu juga pasti tau mau kemana, Iya kan?" sindir Embun, sebagai Ratu Rahardian ia tahu seketat apa penjagaan untuknya.

"Mungkin hanya makan malam, Om" jawab Keanu lagi.

"Baiklah, jangan pulang terlalu malam dan hati-hati di jalan" pesan Samudera dan Biru.

"Baik, saya akan mengantar pulang Embun tepat waktu"

Semuanya bangun dari duduk, Keanu langsung berpamitan dan tak lupa juga ia mencium takzim kedua orangtua Embun seperti yang biasa ia lakukan pada orang yang lebih tua darinya.

"Loh, kok motorku ada disini?" tanya Keanu bingung saat melihat sepeda motornya ada di dekat pintu utama.

"Aku males jalan kaki lagi ke depan" sahut Embun dengan sedikit menggigit bibir bawahnya. Ia sengaja meminta pak Karim untuk membawa masuk motor si kurir paket.

Keanu hanya tersenyum, harus ia akui memang jaraknya cukup lumayan jauh jika harus berjalan santai.

"Ya sudah, ayo pergi sekarang"

Keanu mengambil helm lalu di pasangkan di kepala Embun, setelahnya ia melakukan hal yang sama pada dirinya sendiri.

Keduanya pergi membelah jalan ibu kota yang ramai dengan lalu lintas.

Keanu menjalankan si putih dengan kecepatan sedang, bukan karna takut terjadi apapun tapi entah kenapa ia hanya ingin dekat dengan gadis itu lebih lama lagi.

"Apa kamu mau makan di restoran itu?" tanya Keanu saat motornya berhenti di lampu merah yang di depannya terdapat restauran bintang lima yang mewah.

"Enggak" jawab Embun cepat.

"Kenapa?" tanya Keanu lagi.

"Gak apa-apa, Ayo jalan lampu sudah hijau"

Keanu melanjutkan perjalanan, setiap tempat yang di tunjuknya selalu di tolak. Embun selalu memberi banyak alasan sampai akhirnya gadis itu meminta Keanu untuk berhenti.

"Apa?"

"Makan, yuk turun" ajak Embun, ia langsung turun dari atas sepedah motor Keanu dan meminta pria itu melepas helmnya juga.

"Mau makan disini?" tanya Keanu memastikan pilihan Embun.

"Iya, disini bebeknya enak loh, gak keras juga"

Embun berjalan lebih dulu, masuk ke kedai pinggir jalan yang cukup lumayan ramai. Ia dan Keanu harus rela mengantri hanya untuk mendapat meja.

"Rame banget" bisik Keanu.

"Udah biasa, harus jangan pas laper banget kalo kesini tuh soalnya lama" balas Embun sambil berbisik.

"Kamu suka makan disini?"

"Hem, sering malah" sahut Embun sambil mengangguk.

Keduanya pun terus mengobrol sambil menunggu pesanan makan malam mereka matang, tapi Embun langsung menarik Keanu ke belakang tubuhnya saat ia merasa tak nyaman dengan tatap an mata seorang gadis yang mungkin seumuran juga dengannya.