🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Satu minggu berlalu, semua berjalan seperti biasa tanpa ada keributan antara ia dan Rista. Embun membuang pikiran yang terlintas dan memilih untuk fokus pada hidupnya sendiri. Apalagi selama ini tak ada pesan atau apapun dari Keanu.
Dia cuma kurir biasa, ngapain juga di pikirin.
Embun selalu membesarkan hatinya sendiri, sibuk merindukan satu pria padahal jelas ada tujuh pria yang merindukan dirinya selama ini.
"Bahkan dia tak menyimpan nomerku!" rutuknya kesal lalu melemparkan si benda pipih di tengah kasur.
Embun yang hari ini hanya di rumah utama tentu dibuat bosan, ia berguling di atas ranjangnya sampai akhirnya terlelap.
Tok... tok.. tok..
Ketukan pintu berkali-kali dan lumayan keras membuat sangat Ratu bangun dengan kesal, ia buka benda berwarna putih tersebut dengan perasaan jengkel karna tahu siapa orang yang ada di luar sana.
Cek lek
Dan benar saja tebakannya, hanya Rain yang berani menggedor pintu kamarnya dengan keras dan ta pada jeda sama sekali.
"Apa?"
"Bum, bosen. Main yuk" ajak si tampan pada kakaknya.
Di rumah utama memang tak ada siapapun, Para orangtua sedang pergi menghadiri acara di luar kota sejak pagi tadi dan akan pulang malam atau esok. Tinggalah Embun dan Rain di bangunan mewah itu bersama para puluhan pelayan dan penjaga.
"Kemana?" tanya Embun.
"Mana aja, yuk"
"Ya udah, kakak ganti baju dulu" sahut Embun yang kembali masuk kedalam kamarnya untuk berganti pakaian, sedangkan Rain yang tadi berjalan di belakangnya malah merebahkan diri di tempat kakaknya.
Tak kurang dari tiga puluh menit, keduanya keluar mengendarai mobil sport putih milik Embun. Rain langsung menghubungi Phiunya untuk meminta izin akan keluar rumah. Tanpa mereka sadar jika tanpa bicara pun Sam atau Air pasti tahu kemana dua bocah baik hati itu akan pergi.
Embun terus memutar setir kereta besinya sampai mobil masuk ke area panti asuhan milik keluarganya.
Jika anak seusia mereka akan pergi ke Mall atau tongkrongan, berbeda dengan Embun dan Rain yang justru memilih bermain atau belajar bersama dengan anak-anak kurang beruntung dalam hal kasih sayang keluarga.
"Udah bilang sama Bu Halimah kalau kita mau dateng sekarang?" tanya Rain saat sedikit lagi sampai di Panti asuhan.
"Belum, gak apa-apa itung-itung kasih surprise buat adek adek disana" sahut Embun dengan tangan tetap memutar setir mobil mewahnya.
Kereta besi sang Ratu Rahardian berhenti di panti asuhan, Rain turun untuk membuka pagar. Apapun akan mereka lakukan sendiri tanpa harus menunggu orang lain membantu.
"Terus.. terus... terus." Rain dengan hebohnya memarkir mobil sang kakak.
"Ooop!" serunya lagi sambil berdecak pinggang.
Embun tertawa saat keluar dari mobilnya, ia memang sengaja hampir menabrak Rain yang berdiri di depan.
"Kalo Bum mati, kakak pasti akan nangis tujuh hari tujuh malem" cetus si bungsu dengan nada kesal, tapi tidak dengan Embun yang mencibir lalu membuka pintu belakang bagasi mobil.
"Gak usah ngomel mulu, udah kaya nenek-nenek aja kamu tuh! Cepetan nih angkatin barang terus bawa ke ruang tamu Bu Halimah" titah Embun pada adik satu-satunya yang begitu tampan rupawan.
"Iya, iya! bawel banget sih kaya mak Lampir" sahut Rain sambil berjalan mendekat.
.
.
.
Ada yang bisa ku bantu??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Hediana Br Hutagalung
apa tukang kurir disitu jg ya,jumpa dong klu jodoh nak kemana ya
2023-07-29
0
Adzril Alfarizqi
Babang ganteng kah
2023-03-30
1
sherly
salut Ama keturunan Reza saling sayang, kompak, dr anak cucu cicit
2023-02-13
0