"Pak sipir, Bolehkah saya menemui Ibu saya?" tanya Andini kepada sipir penjara.
"Karena hal itu Nyonya Andien Saya ingin....saya panggil Mbak saja ya. Saya ingin Mbak Andin menemui ibu mbak Andin di rumah sakit yang ada di dekat sini." jawab Pak sipir yang kemudian meminta beberapa bawahannya untuk mengantar Andin ke salah satu rumah sakit tempat ibunya dirawat.
Butuh waktu sekitar 15 menit di salah satu rumah sakit kepolisian tempat Bu Hanum dirawat. Andien terus menatap ibunya, wanita itu benar-benar tidak akan pernah menyangka kalau ibunya dalam kondisi yang benar-benar sangat mengkhawatirkan. "Dokter, Bagaimana kondisi Ibu saya?" tanya Andin kepada salah satu dokter.
"Apakah Mbak ini adalah putrinya?" tanya Dokter kepada Andin.
"Benar dokter, saya putrinya." jawab Andin.
Sesaat kemudian dokter meminta Andin untuk masuk karena Bu Hanum sudah dalam kondisi lumayan baik.
"Kondisi ibumu benar-benar sangat mengkhawatirkan Mbak. karena seharusnya dia melakukan pengecekan terhadap penyakitnya." jawab dokter.
Seketika wanita itu tidak tahu kalau ibunya mengidap suatu penyakit yang lumayan parah.
"Ibu kenapa ibu tidak memberitahuku kalau ibu sakit?" tanya Andin yang membuat Bu Hanum hanya tersenyum. wanita itu menatap putrinya yang terlihat sangat kurus.
"Kenapa kau sangat kurus sekali, Andin. Apakah kau sangat menderita putriku?" tanya bu Hanum yang memaksakan untuk tersenyum.
"Ibu, kenapa Ibu seperti ini. Apa yang terjadi Bu?" tanya Andin kembali.
Bu Yuli yang datang bersama Andini nampak Wanita itu benar-benar sangat terkejut saat melihat sahabatnya itu dalam kondisi yang benar-benar mengkhawatirkan.
"Ada apa jeng, kenapa jeng tidak bilang kalau jeng Ini sedang sakit?" tanya Bu Yuli.
"Aku tidak apa-apa jeng, mungkin karena aku sudah tua jadi kondisiku sedikit menurun." jawab Bu Hanum yang tetap menyembunyikan semua permasalahan yang ada di dirinya.
"Maafkan Ibu, Andien. jika suatu saat Ibu tidak bisa menjagamu." ucap Bu Hanum yang tiba-tiba meneteskan air matanya.
"Ibu, kenapa ibu harus mengatakan hal itu. Ibu tidak boleh berkata seperti itu, ibu akan berumur panjang ibu akan selalu bersama Andin." jawab Andin yang terlihat mengusap kedua mata ibunya yang meneteskan air matanya.
"Jeng, tolong titip putriku ya." pinta Bu Hanum.
"Kamu ini berbicara apa sih jeng, kita akan bersama setelah kau sudah keluar dari penjara. aku dan Andin menempati rumahmu, kami sudah merenovasi beberapa tempat yang ada di sana. Oh ya aku juga menabung untuk mencari pengacara untuk membebaskanmu, kau tidak boleh menyerah seperti ini." pinta Bu Yuli.
Bu Hanum benar-benar begitu tersentuh dengan perkataan Bu Yuli, sahabat yang selalu bersamanya itu satu-satunya menjadi tempat dia mengutarakan isi hatinya.
"Apa yang mereka lakukan kepada ibu, apakah Mas Desta dan wanita itu membuat Ibu seperti ini?" tanya Andin yang membuat Bu Hanum hanya meneteskan air matanya.
"Tolong jaga anakku ya jeng, Jangan biarkan orang-orang itu menyakitinya, jangan biarkan mereka membuatnya terluka jeng." pinta Bu Hanum kembali.
"Kau ini bicara apa sih jeng, Kok tidak boleh mengatakan hal itu. kita bertiga akan hidup bersama suatu saat Putri kita ini akan menemukan belahan jiwanya, dia pasti akan menjadi wanita yang sangat luar biasa." Bu Yuli yang berusaha untuk menenangkan Bu Hanum.
"Maafkan aku jika aku tidak bisa melakukan apapun jeng tapi bisakah jeng Yuli menerima permintaan kuotanya Bu Hanum apapun akan kulakukan jeng asalkan kau tidak boleh mengatakan kata-kata seperti tadi." jawab Bu Yuli.
Andini terus menatap ibunya, wanita itu takut kalau terjadi sesuatu kepada wanita yang sudah melahirkannya itu. "Bu Ibu tidak boleh mengatakan hal itu, Andien sudah tidak punya siapa-siapa lagi Bu. jika Ibu meninggalkan Andien lalu Andien akan bersama siapa." Andien yang kemudian menangis sembari memeluk ibunya.
Sesaat kemudian nampak dokter mendekati Andien dan Bu Yuli. "Nyonya Hanum sudah mengidap penyakit ini lama Mbak, penyakit jantungnya adalah sesuatu yang paling berbahaya. penyakit ini akan timbul Jika dia mengalami tekanan yang terlalu berat." ucap dokter.
Andini tetap menangis di samping ibunya, dia tidak ingin kehilangan ibu yang sudah membesarkannya itu.
"Tenanglah Sayang, Ibu baik-baik saja ibu akan bertahan untukmu." Bu Hanum yang terlihat tersenyum kepada putrinya.
Sesaat kemudian seorang pria tua nampak mendekat memasuki ruangan tempat Bu Hanum dirawat.
"Jadi kamu berada di sini Bu!" seru Pak Mamat yang ternyata mengikuti kepergian Bu Yuli.
"Apa yang Bapak lakukan di sini, Kenapa Bapak berada di sini?" tanya Bu Yuli kepada suaminya.
"Kamu lebih memilih untuk memihak dua wanita tidak tahu diri ini, kau meninggalkan rumah dan tidak menjalankan kewajibanmu!!" seru Pak Mamat.
Tak berselang lama terlihat Desta dan Niken juga berada di sana. "Lebih baik kita pulang Pak ,jangan buat masalah di sini." pinta Desta.
Tatapan mata Desta menatap Andini yang menangis di samping ibunya, Entah mengapa hati Desta benar-benar pilu saat menatap Mantan istrinya itu menangisi ibunya.
"Sebentar lagi wanita itu akan mati Pak, dia wanita yang sudah membuatku kehilangan anakku!" seru Niken yang membuat Pak Mamat semakin marah.
"Pergilah dari sini pak, jangan membuat masalah!" seru Bu Yuli.
"Pilih salah satu diantara mereka atau kami, kamu mau pulang bersamaku atau hari ini juga aku akan menceraikanmu!!" seru Pak Mamat yang membuat Andini langsung menatap mantan Ibu mertuanya itu.
"Apa maksudmu Pak!" seru Bu Yuli.
"Segera pulang bersamaku atau Aku akan menceraikanmu hari ini juga!" seru Pak Mamat.
Bu Hanum yang mendengar perdebatan itu nampak wanita itu benar-benar sangat kebingungan.
"Jadi kamu mau mencarikan ku Pak, Kalau kau mau melakukan hal itu silakan aku tidak peduli." jawab Bu Yuli yang kemudian mengusir suaminya.
"Dasar kau itu wanita pembawa sial, gara-gara kau dan putrimu keluargaku harus hancur. Kau sudah membuat menantuku kehilangan anaknya sekarang kau berusaha untuk membuat istriku menantangku!" seru Pak Mamat dengan suara yang begitu keras.
Sesaat kemudian tiba-tiba detak jantung Bu Hanum semakin berpacu begitu cepat.
"Dokter, dokter!!" teriak Bu Yuli saat melihat monitor jantung dari Bu Hanum.
"Segera pergi dari sini!" perintah Pak dokter yang mengusir Pak Mamat, Desta dan Niken.
"Dasar wanita sialan, Aku doakan kau cepat mati!" teriak Pak Mamat.
Desta langsung menarik ayahnya, pria itu menatap Andin yang benar-benar sangat kebingungan. "Ayo Ayah, kita pergi dari ruangan ini kemungkinan besar wanita itu akan segera mati." ucap Desta yang kemudian mengajak ayahnya.
Sesaat kemudian suara monitor itu semakin melambat, semakin lambat hingga tak berselang lama suara monitor itu hanya garis lurus tanpa ada lengkungan sama sekali.
"Dokter!" seru Andini.
Tak ada jawaban dari sang dokter, pria itu berusaha untuk menyelamatkan Bu Hanum.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Mantan terindah
- Dewa perang dan Ratu sihir
- Permaisuri sang kaisar
- pembalasan dendam Dahlia
- Permaisuri kesayangan kaisar
- my little wife
- Janji di bawah rembulan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
ALNAZTRA ILMU
bikin panas
apapun best karyamu thorr
2025-01-29
0