Andini hanya bisa meratapi nasibnya, menjadi seorang janda muda yang selalu mendapatkan cibiran. Sudah tiga hari ini Andini berada di rumah sederhana milik Bu Hanum bersama Bu Yuli.
"Lihatlah, kasian sekali Andini. masih muda sudah menjadi janda." cibir beberapa tetangga Andini.
"Iya, karena rayuan pria tak bertanggung jawab membuat Andini harus menanggung semua kesakitan ini." gosip beberapa tetangga.
para tetangga Andini selalu baik kepada Andini, semenjak kecil Andini adalah seorang gadis kecil yang baik hati, selalu suka menolong tetangganya, bahkan Bu Hanum walaupun tidak kaya wanita itu adalah wanita yang dermawan. semenjak kecil Andini tidak terlalu mengingat ayahnya. karena ketika Andini berusia 9 tahun ayahnya berpamitan kerja dan tidak pernah ada kabar.
Andini kecil selalu menjadi kekuatan Bu Hanum, hidup dalam kesederhanaan namun berjiwa mulia.
"Andini!" panggil salah satu tetangganya.
"Ada apa Bu?" tanya Andini.
"Kapan kamu mau menjenguk ibumu, Andin?" tanya isteri pak RT.
"Mungkin dua hari lagi saya dan Bu Yuli akan menjenguk Ibu." ucap Andini.
"Kalau kamu mau menjenguk ibumu boleh tidak bu RT ikut? ibu ingin melihat kondisi ibumu." pinta bu RT kepada Andini.
"Boleh Bu, terima kasih ya karena Ibu mau menjenguk Ibu saya." jawab Andini.
"Iya tidak apa-apa, lagi pula karena kamu sudah mau membantu kami masak. jadi kami boleh ding boleh membantumu." ucap bu RT yang membuat Andini begitu bersyukur mempunyai tetangga walaupun julit mereka masih mempunyai toleransi padanya.
"Terima kasih ya bu karena ibu memberikan perhatian kepada Andini, Putri saya." ucap Bu Yuli.
"Kami yang harus berterima kasih kepada Ibu karena Ibu mau bersama dengan Andini, Saya khawatir jika Andini sendirian maka dia akan sangat memikirkan mengenai kondisi ibunya." jawab bu RT.
Terkadang Andini meratapi nasibnya, dia sudah lupa bagaimana wajah ayahnya karena sejak usia Andini 10 tahun foto-foto Ayah Andini sudah dibuang Bu Hanum, entah apa yang disembunyikan oleh Bu Hanum. Karena Wanita itu tidak ingin Andini berharap pada sesuatu yang tidak akan bisa dia dapatkan.
Di tempat Pak Mamat sedang melakukan pesta bersama teman-temannya, wanita itu sangat bahagia karena sudah tidak ada lagi pengganggu yang akan mengganggu hidupnya.
"Kau tahu aku benar-benar sangat senang karena wanita itu sudah lepas dariku." ucap Niken. beberapa teman-teman Niken selalu adik datang ke rumah Pak Mamat dan melakukan pesta dan hura-hura di tempat itu.
Sudah satu bulan ini Andini diceraikan oleh Desta, kehidupan Desta semenjak itu seperti makhluk tak bernyawa. begitu pula dengan Pak Mamat, terkadang dia bingung harus mengatakan apa dia membawa Niken ke rumahnya agar bisa mengusir Andini, namun saat Andini tidak ada sebuah kehilangan, ada sedikit penyesalan walaupun itu cuma seujung kuku.
Setiap malam Desta selalu kerja lembur untuk menghilangkan stressnya. ketika malam sudah menjelang terlihat Desta pulang, pria itu benar-benar begitu kelelahan raut wajahnya seperti cucian yang habis keluar dari mesin cuci.
"Baru pulang, Tuan Desta?" tanya salah satu pembantu yang ada di rumah Desta.
"Iya Bi." jawab Desta.
Langkah kaki Desta terduduk di ruang tamu, sesaat kemudian pria itu langsung berjalan menuju dapur hendak mengambil minuman atau sesuap nasi untuk dia makan. tatapan mata Desta nampak menatap meja makan yang tidak terisi apapun, sesaat kemudian dia melihat tempat makanan di sana juga tidak ada makanan sama sekali.
"Kenapa tidak ada makanan sama sekali?" tanya Desta kepada salah satu pembantunya.
"Maaf tuan, tadi Nyonya Niken bilang Tidak usah masak karena Tuan pulang malam dan nyonya Niken baru saja pulang dari tempat teman-temannya." jawab pembantu Desta.
Desta benar-benar sangat kesal dengan jawaban yang dikatakan oleh pembantunya, sudah hampir 7 bulan pria itu menikahi Niken, namun tidak pernah sekalipun Niken melayaninya seperti Andini.
"Buatkan aku nasi goreng ya, aku lapar." pinta Desta kepada pembantunya.
"Baik Tuan." jawab pembantu Desta.
"Heh....," helaan nafas pesta ketika dia melihat dapur kosong tanpa ada isinya sama sekali.
"Kenapa dari hari ke hati Niken seperti ini, aku benar-benar tidak habis pikir Wanita itu benar-benar sangat berbeda dengan Andini." guman Desta yang kemudian berjalan menuju kamarnya. saat pria itu membuka kamarnya tatapan mata Desta menatap Niken yang sudah tertidur dengan memakai pakaian lengkap, dress sepatu yang masih melekat di kakinya dan beberapa aksesoris yang juga masih melekat di tubuhnya.
Desta tidak bisa mengatakan apapun, ingin marah pun percuma karena itulah yang diinginkan oleh Desta.
** Dua bulan kemudian **
Hari ini Andini mendapatkan telepon dari salah satu sipir penjara. "Iya ada apa Pak?" tanya Andini dengan sangat lembut.
"Nyonya Andini, Bisakah Nyonya Andini ke penjara tanya salah satu sipir kepada Andini.
"Memangnya ada apa Pak? Apakah ada sesuatu yang terjadi dengan ibu saya?" tanya Andini yang sudah kebingungan.
"Iya Nyonya, Bisakah anda kemari karena kami harus mengatakan sesuatu kepada Nyonya Andini." jawab sipir.
Seketika Andini tubuhnya bergetar, ada rasa ketakutan yang sangat luar biasa. sudah hampir 4 bulan bu Hanum berada di penjara.
"Ada apa Andini?" tanya Bu Yuli kepada Andini.
Wanita itu menatap Andini yang sedikit kebingungan juga tubuhnya sedikit bergetar.
"Ibu, Andini harus ke rumah sakit dulu." ucap Andini.
"Ada apa Andin, Apakah ada sesuatu?" tanya Bu Yuli.
"Aku harus ke penjara Bu, kata Pak sipir tadi aku harus melihat ibuku." jawab Andini yang membuat Bu Yuli bergegas mengikuti Andini.
** penjara **
"Ada apa pak?" tanya Andini kepada kepala penjara.
"Begini Nyonya Andini, saya harus menyampaikan sesuatu yang sangat mendesak ini." jawab kepala penjara.
"Memangnya ada apa Pak?" tanya Andini.
"Apakah ada sesuatu yang mendesak atau Ada apa Pak?" tanya Bu Yuli.
"Sepertinya Bu Hanum mempunyai riwayat penyakit yang mematikan ya Bu?" tanya sipir penjara kepada Andini.
"Maksud Bapak apa?" tanya Andini kembali.
"Sebenarnya ibumu berada di salah satu rumah sakit yang ada di sekitar tempat ini." jawab sipir penjara yang membuat Andini benar-benar sangat terkejut.
"Tidak, maksud Bapak apa? Apakah ibu saya sakitnya kambuh?" tanya Andini.
Sipir penjara mulai menceritakan mengenai tamu yang datang menemui Ibu Hanum, beberapa saat yang lalu setelah pertemuan itu kondisi Ibu Hanum tiba-tiba turun drastis.
"Maksud bapak siapa wanita itu? apakah dia keluarganya?" tanya Andini.
"Aku kurang tahu nyonya, pertama kali datang Pria tua yang katanya teman ibumu, setelah itu seorang Pria muda bersama istrinya yang datang kemari. mereka terus mengatakan perkataan yang sangat jelek kepada nyonya Hanum mengenai kematian seorang bayi." jawab sipir penjara yang membuat Andini dan Bu Yuli saling menatap satu sama lain.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Mantan terindah
- Dewa perang dan Ratu sihir
- Permaisuri sang kaisar
- pembalasan dendam Dahlia
- Permaisuri kesayangan kaisar
- my little wife
- Janji di bawah rembulan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kod Driyah
paling yg datang niken
2022-07-19
1