Di luar rumah tepatnya di belakang rumah, Andin sedang menatap kebun bunga yang ada di sana.
"Oh ya Tiara, Aku akan pergi ke rumah sakit sebentar kalau ada apa-apa kau hubungi aku ya." pinta dokter George yang membuat Andin menganggukkan kepalanya.
"Terima kasih ya dokter." jawab Andin yang kemudian melambaikan tangan kepada sang dokter.
Arya yang melihat kakaknya sudah pergi nampak pria itu mendekati Andin, tentu saja pria itu akan memberikan Andin perkataan yang sangat pedas atau perkataan yang benar-benar akan menyakiti Andin.
"Kau ini wanita yang sangat luar biasa ya!" seru Arya yang membuat Andin menoleh, wanita itu menatap suaminya yang sudah berada di belakang tubuhnya.
"Memangnya apa yang aku lakukan?" tanya Andin.
"Kau tidak menemukan pria lain maka kau menggoda Kakakku ya? Kau ini wanita tidak tahu malu sekali." ucap Arya.
Andin tidak menjawab semua hinaan dari suaminya itu, dia tidak ingin beradu mulut dengan pria super dingin yang begitu menyebalkan itu.
"Terserah apa katamu, Aku menjawab atau membela diriku pun tidak akan ada gunanya. terserah kau mau mengatakan kalau aku ini menggoda kakakmu atau apapun itu adalah tuduhan mu." jawab Andin.
PROKK...
PROKK...
PROKK...
seketika Arya bertepuk tangan dengan semua jawaban Andin, pria itu sangat kesal kesal dengan semua jawaban Arya.
"Kau benar-benar tidak tahu malu ya." ucap Arya yang kemudian duduk di depan Andin. terlihat Andin menghela nafasnya begitu dalam, pria itu benar-benar membuat Andin main hati dan selalu kesal.
"Apakah kau kemari dan tinggal di sini untuk menggangguku atau kau ingin memamerkan kemesraanmu dengan kekasihmu?" tanya Andin yang membuat Arya tersenyum.
Sesaat kemudian Leticia datang kemudian langsung duduk di pangkuan Arya. wanita itu bergelayut manja dengan semua kata-katanya yang begitu manja.
"Sayang kenapa sih kau harus berdebat dengan wanita memalukan ini?" tanya Leticia kepada Arya.
Andin hanya bisa menghembuskan nafasnya berulang kali, Jika dia terpengaruh perkataan Arya dan Leticia Mungkin dia akan langsung naik pitam berdiri dan akan mencelakai dirinya sendiri.
"Bisakah sehari saja kau tidak menggangguku, tidak menyakitiku dan tidak selalu melukai perasaanku?" tanya Andin yang kemudian menatap Arya. tatapan mata yang benar-benar sangat menyedihkan penuh dengan kebencian dan kekesalan yang sangat luar biasa.
"Kau di sini hanyalah bekerja untukku, anggap saja kalau kau itu pembantuku." ucap Arya Sudah berapa ribu kali perkataan itu menancap di hati Andin. karena hal itu Andin tidak pernah berani atau berusaha untuk membuka hati untuk pria yang ada di depannya.
"Terserah apa perkataan kalian." jawab Andin yang kemudian memutar kursi rodanya.
Leticia yang melihat ke arah Andin seketika wanita itu berdiri dan menarik kursi roda Andin hingga membuat kursi roda itu malah roboh.
BRUKK...
"Auh...," rintih Andin ketika dia jatuh bersama kursi rodanya. pandangan Arya seketika menatap Andin yang terjatuh bersama kursi rodanya.
"Dasar wanita tidak tahu diri, berani sekali kau memakiku dan kekasihku!" seru Leticia.
Tak Ada jawaban yang keluar dari mulut Andin, wanita itu terlihat merintih kesakitan kedua tangannya nampak memegang kakinya. Dia sedikit menahan kesakitannya dengan wajah yang sudah pucat, salah satu pembantu yang mendengar sesuatu roboh dia langsung keluar.
"Nyonya Tiara?!" seru si pembantu.
Arya nampak benar-benar sangat terkejut, pria itu hendak berdiri namun dia tertahan gengsi dan terdiam. si pembantu langsung meminta bantuan kepada teman-temannya, menarik Andin yang sudah menangis menahan kesakitan.
"Telepon dokter George!!" teriak salah satu pembantu.
Jantung Arya seketika berdetak begitu cepat, terasa sakit saat melihat Andin menangis kesakitan. beberapa pelayan pria diminta untuk menggendong Andin ke kamarnya namun Arya terlihat mematung dan hanya diam saja entah apa yang ada di pikiran Arya seketika pria itu menatap Leticia yang tersenyum sembari berkacak pinggang saat dia menarik kursi roda Andin.
"Rasain kamu sok banget sih." ucap Leticia yang kemudian membersihkan tangannya.
PLAKK...
sebuah tamparan langsung mendarat di pipi Leticia dari Arya. "Apa yang kau lakukan?" tanya Arya dengan suara yang sedikit pelan.
"Apa yang kau lakukan sayang? Tentu saja aku akan membuat wanita itu merasa kesakitan, berani sekali dia menghina kita." jawab Leticia sambil memegang pipinya.
"Berani sekali kau melakukan hal itu di depanku." ucap Arya kembali.
Leticia nampak terdiam, wanita itu menatap Arya dengan begitu dalam. "Kenapa aku tidak boleh melakukan hal itu? dia hanyalah pembantumu kan?" tanya Leticia.
Arya kembali tersentak dengan sebutan pembantu, pria itu langsung mencengkram dagu Leticia dengan begitu keras. "Tidak ada yang boleh menyakitinya selain aku, aku sudah bilang kan padamu berulang kali namun kelihatannya telingamu itu tidak berfungsi." ucap Arya yang mencengkram dagu Leticia bertambah keras. Hal itu membuat mata Leticia langsung berkaca-kaca.
"Mengapa aku tidak boleh melakukannya? tanya Leticia kembali.
"Kalau dia terluka maka aku harus mengganti seluruh biaya yang dia keluarkan, jadi kau jangan berani melukainya jika tidak aku yang akan mengalami ketidaknyamanan dengan semua ini." jawab Arya yang kemudian mendorong tubuh Leticia hingga tersungkur di lantai.
Dengan segera Arya berjalan menuju kamar Andin, pria itu takut jika terjadi sesuatu kepada istrinya. Arya selalu menunjukkan kebencian kepada Andin walaupun sebenarnya pria itu selalu memperhatikan Andin setiap saat. tapi entahlah, Entah mengapa Arya selalu menutupi perasaannya dengan kebencian yang dia tunjukkan.
"Sakit bi." ucap Andin yang merintih. dengan segera para pembantu berusaha untuk melakukan sesuatu, Arya yang melihat wajah Anda kesakitan Andin, hatinya benar-benar begitu sakit.
"Sudahlah, kau tidak usah berpura-pura seperti itu!" seru Arya yang membuat Andin menoleh, kesakitan yang dialami malah bertambah sakit ketika Arya mendatanginya apalagi perkataan pria itu seolah mengatakan kalau sekarang Andin sedang berakting.
Butuh waktu 1 jam lamanya untuk dokter george sampai di rumah, Andin benar-benar tidak tahan rasanya salah satu kakinya tidak bisa merasakan sesuatu.
"Apa yang harus kami lakukan, Nyonya? tanya salah satu pembantu.
Andin tidak menjawab, wanita itu nampak memeluk salah satu pembantu wanita tua yang ada di sampingnya.
"Apakah sakit, nyonya?" tanya pembantu wanita yang agak mudah.
Andin tidak menjawab, namun raut wajahnya yang terlihat begitu kesakitan apalagi wajah nya sudah terlihat pucat pasi.
"Sebenarnya aku tidak mau melakukan hal ini, Jika aku membawamu ke rumah sakit Aku pasti akan membayarnya." ucap Arya yang kemudian menggendong Andin.
"Tuan akan membawanya ke mana?" tanya salah satu pembantu.
"Kalau dia mati di rumahku maka akulah yang akan bertanggung." seru Arya yang kemudian meminta sopirnya untuk membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
Wajah Andin benar-benar sangat pucat, wanita itu merasakan kesakitan yang sangat luar biasa.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Mantan terindah
- Dewa perang dan Ratu sihir
- Permaisuri sang kaisar
- pembalasan dendam Dahlia
- Permaisuri kesayangan kaisar
- my little wife
- Janji di bawah rembulan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments