Apakah Aku dan Dia Adalah Sama?

Suara dering handphone milik Sela terdengar. Ia mengangkat telephone tersebut.

"Halo dok, " ucap Sela.

Selang beberapa saat, Sela menutup handphonenya.

"Ada apa? " tanya Dika.

"Mbak Sandya ngamuk. Kita ke sana sekarang, " ucap Sela.

Dika meraih kunci mobil sedangkan Sela membawa buku dan foto tersebut bersamanya. Mereka menuju rumah sakit. Sela membuka pintu melihat Sandya tengah mengamuk tak terkendali. Dokter Siska menyiapkan onat bius baginya. Ketika melihat Sela masuk, Sandya menatap nyalang Sela dipenuhi oleh kemarahan.

"Bajingan!!! " marah Sandya berniat melompat dan berhasil ditahan oleh Dika.

"Kamu siapa? " tanya Sela.

"Aku adalah kamu!" balas Sandya.

"Bukan! Kamu adalah orang lain, " ucap Sela tak kalah beradu argumen.

Sandya manarik lengan Dika yang kemudian ia cium bibirnya. Dika terkejut langsung mendorong Sandya.

"Kamu melupakanku!! " teriak Sandya.

Dika bingung dan tak tahu harus bagaimana. Sandya menatap Sela dengan penuh amarah.

"Kau yang merebut semua dariku!! " marah Sandya.

Dokter Siska menyuntikkan obat bius yang beberapa saat kemudian membuat Sandya tenang.

"Bibirku... " gumam Dika.

"Awal mulanya gimana dok? " tanya Sela.

"Beliau bangun dan langsung mengamuk mencari orang yang bernama Aldi yang katanya merupakan kekasihnya," jawab dokter Siska.

"Aldi? " ucap Dika.

"Kamu kenal? "tanya Sela.

" Bukannya itu nama yang ada di belakang foto itu, "jawab Dika.

Mendengar hal tersebut membuat Sela teringat dan kemudian ia memgeluarkan foto tersebut. Dokter Siska yang tidak sengaja melihatnya mengrenyitkan dahinya.

" Maaf, bukannya ini foto 15 tahun sebelum sekarang?"ucap Dokter Siska.

"Dokter tah foto ini? " tanya Sela.

Sela memberikan foto tersebut kepada Dokter Siska. Ia mengamati foto tersebut.

"Lihat! Ini adalah foto dimana tempat camping yang ramai dibicarakan. 15 tahun sebelumnya merupakan tempat asri dan indah, namun semuanya berubah ketika pembantaian terjadi, " ucap Dokter Siska.

"Kejadian apa dok? " tanya Dika

"Pembantaian akibat sepasang suami istri gila yang menganut aliran sesat. Kamu tahu tanah keluarga Atmo dan Joyo? Itu adalah tempat dimana pembantaian terjadi dan jembatan itu adalah tempat dimana mereka membuang mayatnya ke sungai, " jawab Dokter Siska.

"Tapi Dok! Kakak saya baru dua tahun yang lalu pamitan pergi camping sama temen-temennya. Tapi saya malah menemukan foto ini. Tidak mungkin bila kakak saya masih muda hingga sekarang tanpa menua sedikitpun,"balas Sela menyanggah pernyataan dokter Siska.

" Ikut ke ruangan saya, "ajak dokter Siska.

Mereka mengikuti dokter Siska ke ruangannya sedangkan Sandya membuka matanya melotot ke langit-langit.

" Mati! "ucapnya sebelum matanya terpejam kembali.

Dokter Siska membuka laci ruang kerjanya menunjukkan sebuah buku lusuh kepada Sela dan Dika.

" Dulu waktu saya masih kuliah, saya hobi cari-cari informasi yang menurut saya menarik. Salah satunya adalah kasus ini, dimana orang-orang menyebutnya sebagai kasus lahir mati, "

"Maksudnya? " tanya Sela.

Dokter Siska membuka buku tersebut yang berisi tulisan tangannya sendiri. Informasi dari penduduk setempat terangkum di dalam sana hingga penjelasan yang dapat di simpulkan oleh dokter Siska. Sela membacanya kemudian mendapatkan sedikit gambaran.

"Apakah hal yang sama terjadi pada kakak saya? " tanya Sela.

"Mungkin. Semenjak kakak anda masuk ke sini dan menjadi pasien, saya mencari tahu dan teringat kasus ini," jawab dokter Siska.

"Orang-orang menyebutnya sebagai kutukan lahir mati. Orang yang hidup dan terlahir mengingat masa lalunya dan jiwanya tak pernah bisa pergi menuju alam selanjutnya sebelum ia menyelesaikan misinya. Tapi saya tidak percaya sepenuhnya karena tempat kejadian ini adalah dimana pembantaian itu terjadi. Tidak semuanya ikut terbunuh namun mereka selalu menyebutkan bahwa sepasang suami istri tersebut terkena kutukan lahir mati,"ucap dokter Siska menjelaskan apa yang ia ketahui mengenai kutukan tersebut.

"Tidak mungkin kejadian tanpa asal-usul, " balas Sela.

"Mereka menyebutkan bahwa sepasang suami istri tersebut adalah berasal dari keluarga juragan tanah disana yakni keluarga Atmo dan keluarga Joyo, " ucap dokter Siska.

"Sepertinya salah satu dari keluarga itu kabur dan mungkin itulah orang tua kandung kakakmu, " ucap Dika.

"Itu tak mungkin, sebab kedua keluarga tersebut telah meninggal semuanya dibunuh oleh pasutri tersebut, " sela dokter Siska.

Mereka terdiam. Kejadian yang menurut mereka tidak masuk akal sama sekali.

"Kalian pernah kesana bukan? " tanya dokter Siska.

Sela mengangguk.

"Coba cari sesuatu di sana. Selain buku yang anda bawa pasti ada sesuatu. Hal yang paling aman dan rahasia adalah rumah itu sendiri. Halaman terakhir dari buku tersebut menceritakan apa?, " ucap dokter Siska.

"Hanya sebuah kalimat. 'Yang lahir pasti mati dan yang mati pasti lahir. Aku tak mati karena engkau tak mengerti. Aku lahir karena engkau benci. Penyesalanmu adalah bukti aku hadir. Kematianmu adalah hal yang paling aku tunggu hingga akhir, " ucap Sela membacakan kalimat yang ia ingat.

"Itu adalah kode dimana seseorang yang menemukan buku itu harus memecahkan masalah ini. Anda adalah orang terpilih. Kasus puluhan tahun silam akan terbongkar, " balas dokter Siska.

Seseorang mengetuk pintu ruangan dokter Siska. Beliau menyuruh orang tersebut untuk masuk.

"Dok! Atas nama pasien Sandya meninggal, " ucapnya yang membuat Sela berdiri karena terkejut.

Mereka buru-buru mengecek ruangan dimana Sandya tinggal. Sela mendekat melihat kakak angkatnya terbujur tak bernyawa. Dokter Siska segera menelpon ambulance untuk membawa jasad Sandya. Sela merasa aneh dengan jasad kakak angkatnya.

"Luka apa ini? " tanya Sela.

Dokter Siska mencegah tangan Sela menyentuh tubuh Sandya sebelum ia memberikan sarung tangan. Mereka sama-sama mengecek luka tersebut yang merembet.

"Aku keluar, " ucap Dika.

Sela menatap dokter Siska yang dibalas anggukan olehnya. Mereka membuka pakaian Sandya dan menemukan luka disekujur tubuhnya. Dokter Siska terkejut dan melihat perawatnya.

"Tidak pernah ada luka sebelumnya, " ucap perawat tersebut.

Sela menemukan tanda lahir di tangan kiri pada tubuh Sandya yang sama persis dengan dirinya. Luka yang dialami Sandya aneh namun bukan luka biasa seperti luka yang dibuat.

"Apakah harus menanggil polisi? " tanya dokter Siska.

"Tidak perlu, " jawab Sela.

Dokter Siska menemukan secarik kertas yang digenggam oleh Sandya. Ia memberikannya kepada Sela. Kertas tersebut di buka dengan isi yang membuat siapapun tercengang.

"Aku mati dan lahir kembali dengan cara yang sama, " ucap Sela membaca isi di dalam kertas tersebut.

"Anda harus menemukan ujung dari benang kusut ini. Kejadiannya sama persis dengan kasus sebelumnya. Mereka meninggalkan pesan yang sama, " ucap Dokter Siska.

Pemakaman dilaksanakan hari itu juga dihadiri oleh Dokter Siska sebagai orang yang merawat Sandya selama ini. Dika dan Sela berdiri di samping makam Sandya menatap batu nisan tersebut.

"Ada yang ingin saya bicarakan dengan kalian mengenai ini, " ucap dokter Siska.

Dika dan Sela mengikuti dokter Siska menuju mobil. Mereka berbicara di dalam mobil dokter Siska. Dokter Siska memberikan secarik kertas kepada Sela.

"Itu adalah petunjuk terakhir yang saya temukan. Jangan dibuka sebelum sampai di rumah. Saya mohon, " ucap dokter Siska.

Hanya kalimat tersebut yang disampaikan oleh dokter Siska sebelum ia berpamitan pergi. Sela dan Dika heran dan bingung namun mereka tak memikirkannya. Sela berada di dalam mobil Dika melamun menatap kepergian Sandya.

"Sudah, tenang dulu. Nanti dipikirin lagi, " ucap Dika.

Mobil berjalan meninggalkan kompleks pemakaman. Di tengah perjalanan Sela menerima telephone dari rumah sakit yang mengatakan bahwa dokter Siska mengalami kecelakaan.

"Ada apa?" tanya Dika.

"Dokter Siska kecelakaan, " jawab Sela.

"Hah! Kita baru aja ketemu loh! " balas Dika terkejut.

"Ini pasti ada kaitannya dengan kutukan itu, " ucap Sela yang disangkal oleh Dika.

"Kamu jangan terlalu percaya, " ucap Dika.

"Aku percaya tapi jika kamu enggak percaya aku gak masalah. Kita gak bisa hadiri pemakaman dokter Siska karena keluarga beliau meminta dimakamkan di kampung halamannya, " ucap Sela.

Dika hanya menghembuskan nafas panjangnya. Sela melamun dengan pikirannya kacau balau.

"Kenapa semuanya sama seperti denganku. Apakah benar aku adalah dia? " batin Sela.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!