Atmo Suryo Dirjo

Di dalam bangunan tersebut terdapat nisan-nisan keluarga Atmo. Kakek Ji meletakkan sesaji pada meja kayu. Suasana di dalam ruangan sangat hening hingga Sandya bergidik ngeri.

Sandya mendengar suara benda jatuh, ia hendak melihatnya namun kakek Ji tiba-tiba memegang tagannya.

"Jangan keluar, " ucap kakek Ji.

Sandya mendengar suara sesuatu merangkak pada dinding bangunan yang pergerakannya sangat cepat. Suara berderit hingga ia tanpa sadar mendongak ke atas. Betapa terkejutnya ketika ia melihat wajah manusia yang tengah merangkak di atap. Gigi runcing dengan air liur menetes membuat Sandya reflek berteriak dan lari.

Sandya keluar dari bangunan berlari yang entah kemana ia pergi. Suara mendesis hingga gerakan merangkak terdengar sangat cepat. Sandya dikejutkan ketika dahan pohon di atasnya terdapat sebuah makhluk yang mengerikan. Kakek Ji menyalakan sebuah lilin dan melaksanakan ritual. Bibirnya merapalkan mantra sedangkan bayangan hitam raksasa berdiri di depannya.

Suara gedoran pintu terdengar keras hingga Risti dan Rini keluar dari dalam kamarnya. Gedoran yang tiada henti membuat mereka ketakutan. Rini berniat membukanya namun dicegah oleh Risti. Suara benda pecah dari dapur mengalihkan perhatian mereka. Buru-buru mereka mengecek dapur. Betapa terkejutnya ketika melihat Aldi tengah memegang pisau menyayat dirinya sendiri. Tubuhnya bersimbah darah dengan mulut yang tersenyum lebar.

Rini tanpa sadar berteriak hingga Aldi menoleh. Senyumannya melebar hingga melompat ke arah Rini mencekiknya. Rini meronta-ronta berusaha melepaskan tangan Aldi dari lehernya.

Risti mengambil benda pecah belah melemparkannya ke kepala Aldi namun sosoknya malah tertawa keras menikmati rasa sakit tersebut. Risti menggores telapak tangannya kemudian menutup mata Ardi. Risti mengucapkan mantra yang membuat tubuh Aldi merasakan panas.

"HAHAHAHAHAHAH!!!!

" Meskipun kalian berhasil mengusirku, tapi lihatlah disekeliling kalian,"ucap Aldi.

Risti mengabaikan perkataan Aldi, ia tengah fokus merapalkan mantra mengusir sosok yang tengah merasuki Aldi. Rini melihat disekelilingnya yang dikerubungi oleh makhkuk tak kasat mata dari berbagai macam bentuk. Kalung emas biru ia keluarkan dan tempelkan pada tangan Aldi. Teriakan kesakitan keluar dari mulut Aldi ketika kalung emas biru mengenai tubuhnya.

"Ternyata kamu keturunannya!! " ucap Aldi marah.

Risti berhasil mengusir sosok yang ada di dalam tubuh Aldi. Pisau yang ada di tangan Aldi menusuk tubuhnya sendiri.

"Kau tertipu... " ucapnya disertai tawa keras.

Darah keluar dari dalam tubuh Aldi. Dengan brutal ia melakukannya. Aldi terlihat seperti orang gila. Rini berteriak ketakutan melihat keadaan Aldi.

Risti menarik tangan Rini membawanya keluar dari rumah. Seluruh pintu tertutup secara bersamaan. Mereka ketakutan.

Eyang Mariti melakukan ritual berdarah ketika mendapatian laporan setan bawahannya mengatakan bahwa keturunan keluarga Atmo telah datang.

Eyang Mariti sendirian melakukan ritual di bawah pohon besar yang ada di halaman belakang. Gerakannya menyembah sesuatu yang gelap. Telapak tangan ia goreskan pada benda tajam dan darah mentes pada sesuatu hal terlarang.

Sesuatu hal terjadi pada Abimanyu. Tubuhnya dikendalikan oleh sesuatu hingga matanya menghadap ke atas yang kemudian ia pingsan. Suara ketukan pintu kamar yang tak lama kemudian Ibu Sri masuk membawa makanan.

"Abi!" panggil Ibu Sri.

Ibu Sri melihat sekeliling namun tak menemukan keberadaan Abimanyu dimana. Seorang anak kecil berlari menembus rimbunya rumput ke arah sesuatu yang menjadi tujuannya. Kakek Sumarji melakukan sesuatu dengan melepas kain putih yang menutupi batu nisan tersebut.Kain lusuh ia tarik hingga sebuah nama terukir dalam batu nisan tersebut.

"Atmo Suryo Dirjo"

Hawa mengerikan menguar tatkala kain tersebut ditarik oleh kakek Sumarji. Kain lusuh ia bakar yang kemudian ia jatuhkan pada sebuah mangkuk berisi cairan merah. Angin menerjang perkampungan hingga rumah-rumah warga terkena dampaknya. Perseteruan dua keluarga yang terkutuk telah dimulai kembali.

Sandya berlari kencang yang entah kemana tujuannya pergi. Dirinya seakan diawasi oleh mata tak kasat mata dari balik pepohonan. Kakinya tersandung hingga tubuhnya terjatuh menggelundung. Tubuhnya terbentur batu yang membuat Sandya mengaduh.

Sandya terbangun melihat disekelilingnya dimana hutan rimbun serta makhluk-makhluk tak kasat mata melihatnya dari kejauhan. Sandya menoleh ke belakang yang merupakan goa. Dirinya masuk ke dalam goa tersebut sembari menunduk. Jalanan yang licin serta struktur batu alami membuat Sandya kesulitan berjalan.

Sebuah danau kecil di dalam goa menarik perhatian Sandya. Air yang jernih dengan hawa sejuk membuat Sandya menghilangkan sejenak masalah yang menghantuinya.

Sandya mencuci mukanya dan meminum air tersebut. Matanya secara tak sengaja melihat sebuah lubang di dalam danau yang tampak seperti pintu goa lain. Sandya yang penasaran menceburkan dirinya menyelam ke dalam danau.

"Abi..!! " panggil Ibu Sri.

Ibu Sri tak menemukan Abimanyu di dalan rumah. Ia membuka pintu depan terkejut melihat rumah warta yang melayang terbawa oleh angin. Bagaimana mungkin rumah Eyang Mariti yang seperti kedap suara dari luar hingga bencana angin ****** beliung tak dapat diketahui oleh Ibu Sri.

Ibu Sri segera mencari Abimanyu keluar. Mencarinya disekitaran rumah namun ia menemukan Eyang Mariti tengah duduk di bawah pohon besar bersemedi. Ibu Sri yang melihat gelagat aneh Eyang Mariti segera bersembunyi dan mengintip apa yang tengah dilakukannya.

Eyang Mariti tengah merendam sesuatu dengan cairan berwarna merah dalam wadah yang terbuat dari emas. Ibu Sri yang melihatnya terkejut ketika mengetahui benda apa yang tengah direndam. Baju yang dikenakan Abimanyu merupakan benda yang tengah direndam oleh Eyang Mariti.

Ibu Sri ketakutan melihat Eyang Mariti. Ia berniat pergi namun tangannya meraba-raba sesuatu yang berlendir serta memiliki cairan lengket. Ibu Sri menoleh terkejut melihat wajah rusak dengab cairan lengket keluar dari lubang-lubang yang ada pada tubuhnya. Ibu Sri berlari dalam kekacauan kampung. Ia tanpa sadar berada di rumah keluarga Atmo yang sebelumnya ia tak pernah tahu letak rumah keluarga Atmo.

Ibu Sri berniat bersembunyi namun suara gedoran pintu mengalihkannya. Ragu-ragu ia mendekat dan membuka pintu tersebut. Risti dan Rini terjatuh ke depan ketika pintu terbuka. Di belakangnya sosok Aldi memegang pisau dengan keadaan mengerikan tengah tersenyum menatap mereka.

"Lari!! " ucap Risti.

Mereka berlari begitupun dengan Ibu Sri. Arah tujuan yang tidak jelas membuat mereka tak tahu berada di mana. Suara air membuat Risti tersadar bahwa mereka berada di dekat sungai yang merupakan pintu masuk desa.

Ibu Sri yang tahu bahwa setelah melewati sungai tersebut maka mereka akan keluar dari desa terkutuk. Ibu Sri yang lebih detail tahu mengajak Risti dan Rini untuk pergi. Mereka berada di pinggiran sungai yang sekarang memiliki arus yang deras tak memungkinkan untuk menyebrang.

Aldi muncul dari balik semak-semak meloncat menerkam Risti. Mereka berteriak terkejut. Aldi mencoba menancapkan pisau tersebut. Mulutnya layaknya hewan yang terus mengeluarkan air liur.

Rini mengambil sebuah batu dan memukul Aldi. Risti terlepas dari cengkraman Aldi namun gantian Rini yang menjadi target sasaran berikutnya. Risti bertindak mengunci Aldi mendorongngnya pada sebuah batu. Kedua tangan ia tahan dan membuang pisaunya. Aldi menggedorkan kepalanya pada batu yang tak lama kemudian ia meninggal.

Risti terengah-engah bernafas lega. Rini merasakan perasaan tak enak dalam hatinya hingga tanpa sadar ia menoleh ke arah Ibu Sri.

"Mati, semuanya harus mati!! " ucap Ibu Sri tersenyum

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!